KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia disebutkan mengalami tren penurunan selama beberapa waktu terakhir.
Bahkan, berdasarkan Indeks Pemulihan Covid-19 dari Nikkei, per 6 Oktober 2021 Indonesia memiliki skor pemulihan tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
“Data dari Nikkei Covid-19 Recovery Index, Indonesia terbaik di antara ASEAN. Indonesia nomor 54 (dunia), dan negara ASEAN lain misalnya Singapura di 70, Malaysia 102, dan Thailand di 109,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers usai Rapat Terbatas mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (11/10/2021).
Nikkei merupakan sebuah grup bisnis di bidang penerbitan, penyiaran, dan indeks saham. Nikkei secara berkala menerbitkan indeks pemulihan Covid-19 dari 120 negara.
Indeks pemulihan Covid-19 ASEAN
Nikkei mendata 120 negara dan wilayah untuk mengukur pemulihan Covid-19 berdasarkan manajemen infeksi, program vaksinasi, dan mobilitas masyarakat.
Tiap-tiap negara akan diberi skor antara 0 sampai 90 untuk menyusun ranking.
Pada indeks terbarunya yang menghitung data per 30 September 2021, Indonesia berada di urutan pertama di jajaran negara-negara ASEAN dan urutan ke-54 di dunia dengan perolehan skor 54,5.
Pada daftar sebelumnya yang dirilis Juli 2021, Indonesia berada ada peringkat 92.
Baca juga: Daftar Bantuan yang Cair pada Oktober 2021, Apa Saja?
Peringat dunia Indonesia berada di bawah Rwanda, Tajikistan, dan Togo.
Untuk level Asia, Indonesia kalah dari Jepang, Taiwan, Pakistan, India, dan Nepal.
Negara lain di ASEAN yang mengalami peningkatan adalah Malaysia, dari peringkat 115 menjadi peringkat ke-102.
Baca juga: Mengapa Pantai di Gunungkidul Yogyakarta Belum Dibuka? Ini Penjelasannya
Tiga negara ASEAN yakni Filipina, Laos, dan Vietnam berada di posisi 4 terbawah dalam daftar ini.
Sementara Singapura, turun 56 peringkat menjadi urutan ke-70 akibat lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini.
Melansir Philstar, Rabu (6/10/2021), meski ada di urutan terbawah dari 120 negara, Vietnam mencatatkan skor sempurna pada subkategori penilaian dosis per kapita.
Baca juga: Daftar 10 Daerah dengan Kesembuhan Covid-19 Tertinggi
Indeks pemulihan Covid-19 di negara-negara ASEAN
- Indonesia ada di urutan ke-54 dengan skor 54,5
- Singapura ada di urutan ke-70 dengan skor 49
- Kamboja ada di urutan ke-76 dengan skor 48
- Malaysia ada di urutan ke-102 dengan skor 41,5
- Myanmar ada di urutan ke-105 dengan skor 40,5
- Thailand ada di urutan ke-109 dengan skor 38,5
- Vietnam ada di urutan ke-118 dengan skor 33
- Laos ada di urutan ke-120 dengan skor 31,5
- Filipina ada di urutan ke-121 dengan skor 30,5
Adapun untuk Brunei Darussalam, datanya tidak ditemukan di indeks pemulihan Covid-19 Nikkei.
Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang
10 negara terbaik indeks pemulihan Covid-19
Melansir laman Nikkei, Rabu (6/10/2021), terdapat empat negara Timur Tengah, termasuk Bahrain dan Uni Emirat Arab, yang masuk dalam 10 besar dalam daftar indeks pemulihan Covid-19 terbaru Nikkei.
Sementara, di Asia, Jepang naik 58 peringkat menjadi urutan ke-14 dibanding indeks sebelumnya.
Berikut 10 besar negara terbaik dalam indeks pemulihan Covid-19 menurut Nikkei:
- Malta dengan skor 73
- Chili dengan skor 72
- Bahrain dengan skor 72
- Uni Emirat Arab dengan skor 71
- Arabi Saudi dengan skor 70,5
- Portugal dengan skor 68
- Qatar dengan skor 68
- China dengan skor 67,5
- Hongaria dengan skor 67
- Uruguay dengan skor 67
Baca juga: Mengenal Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir
Penghitungan skor
Nikkei menghimpun data dan memeringkatkan 120 negara berdasarkan perhitungan skor yang mereka tentukan.
Indeks ini menghitung skor antara 0 dan 90 untuk setiap negara atau wilayah. Skor itu merupakan jumlah dari tiga kategori konstituen dan sembilan subkategori.
Peringkat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa suatu negara atau wilayah lebih dekat dengan pemulihan dengan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi yang rendah, tingkat vaksinasi, dan langkah-langkah pembatasan kegiatan masyarakat.
Baca juga: Menilik Aturan Baru Vaksinasi bagi Penyintas Covid-19 Level Ringan, Sedang, dan Berat
Adapun kategori penilaiannya, meliputi:
Manajemen infeksi
- Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan jumlah lonjakan kasus
- Kasus terkonfirmasi per kapita
- Jumlah tes per kasus
Vaksinasi
- Total dosis vaksin yang diberikan per kapita
- Dosis vaksin baru diberikan per kapita
- Jumlah orang yang telah menerima setidaknya satu dosis.
Mobilitas
- Mobilitas masyarakat
- Indeks keketatan Oxford
- Kegiatan penerbangan
Baca juga: Berkaca dari Peristiwa French Open 2021, Benarkah Vaksin Sinovac Belum Diakui Eropa?
Setiap subkategori memiliki skor maksimum 10. Negara dan wilayah akan dibandingkan satu sama lain.
Misalnya, dalam subkategori orang yang telah menerima setidaknya satu dosis, jika persentase suatu negara atau wilayah lebih tinggi dari 90 persen dari semua negara, maka akan mendapat nilai 10. Sementara, jika persentasenya lebih tinggi dari 80 persen dari semua negara, maka nilainya menjadi 9 dan seterusnya.
Adapun Nikkei menghimpun data dari sumber-sumber, seperti Our World in Data, Laporan Mobilitas Masyarakat saat Covid-19 oleh Google; Pelacak Respons Covid-19 Pemerintah Oxford oleh Sekolah Pemerintahan Blavatnik, Universitas Oxford, Cirium (perusahaan data dan analisis penerbangan), dan Orbital Insight.
Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya
Angka kematian dan potensi gelombang ketiga Covid-19
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, bermacam indeks yang dikeluarkan oleh lembaga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kendati demikian, pihaknya lebih memilih data yang disajikan oleh WHO.
"Kalau disebut valid semuanya valid. Tapi belum ada yang ideal. Kalau bicara valid dan ideal ya tetap WHO. Masalahnya WHO itu kan tidak mau mengeluarkan ini, terlalu sensitif," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Hari Ini Kuota Internet Gratis Kemendikbud Cair, Simak 6 Faktanya
Dicky mengingatkan, angka kematian Indonesia masih jauh lebih tinggi dari Asia dan dunia.
Dalam level transmisi, Dicky menjelaskan bahwa Indonesia masih masuk ke dalam level paling bawah, yaitu community transmission. Sementara community transmission tidak masuk ke dalam kriteria penilaian Nikkei.
Padahal, tingginya angka kematian dalam pengendalian wabah menunjukkan adanya masalah di hulu sampai hilir.
"Tidak bisa kita mengklaim kita sudah menang, masih jauh. Ini yang harus disadari, bahwa situasinya masih krisis, kita masih belum dalam situasi terkendali karena levelnya masih di community transmission," jelas dia.
Baca juga: Kuota Internet Gratis Kemendikbud Mulai Dicairkan Besok, Siapa Penerimanya?
Lebih lanjut, Dicky mewanti-wanti terkiat dengan potensi gelombang ketiga yang masih sangat tinggi.
Cakupan vaksinasi penuh yang belum mencapai 50 persen dan tingginya mobilitas akibat penurunan level PPKM tentunya juga harus diwaspadai.
Perlu diingat, krisis varian Covid-19 Delta masih belum selesai, sementara 60 persen penduduk Indonesia masuk kategori rawan infeksi.
"5M harus terus, semua harus mawas diri. Kalau bekerja bisa di rumah, ya di rumah, kalau penting baru keluar. Seperti itu new normal yang harus diterapkan. Cuci tangan, pakai masker," imbuh dia.
Baca juga: Tanya Jawab Seputar Bantuan Kuota Gratis Kemendikbud Ristek 2021
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.