Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Challenge di Medsos, Pelajar AS Rusak Sekolah hingga Hajar Guru

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kenakalan remaja di era informatika bisa dipicu dari tren di media sosial.

Beberapa pelajar di Amerika Serikat (AS) melakukan tindakan kriminal karena mengikuti tantangan atau challenge di salah satu aplikasi media sosial.

Mereka bahkan merusak toilet sekolah, mencuri barang-barang di kelas secara acak, hingga sampai hati menghajar guru mereka sendiri.

Beberapa siswa telah didakwa secara pidana karena tindakannya.

Pihak platform media sosial pun berusaha menghapus video dan tagar yang terkait dengan tren ini dari platformnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Video Tarik Lintah yang Isap Darah di Tangan, Ini Kata Peneliti

Tantangan medsos yang berujung tindakan kriminal

Diberitakan USA Today, Jumat (8/10/2021), seorang siswa berusia 18 tahun di Louisiana, AS ditangkap atas dugaan menyerang seorang guru difabel berusia 64 tahun, karena diduga mengikuti tren challenge di salah satu aplikasi media sosial.

Kejadian serupa juga terjadi di sekolah menengah di Braintree, Massachusetts, AS. Seorang siswa mendapat tindakan disipliner setelah diduga memukul seorang guru karena terinspirasi tren sama.

Sementara, seorang siswa sekolah dasar di Carolina Selatan juga mendapat tindakan disipliner setelah menyerang seorang guru pada 1 Oktober 2021, di Distrik Sekolah Lancaster County, AS.

Selain menyerang guru, ada tren yang memberi tantangan untuk merusak dan mencuri fasilitas sekolah.

Mengutip 9news, 22 September 2021, di awal September Cherry Creek School District (CCSD) melaporkan adanya tindakan pencuran dan perusakan properti sekolah oleh sejumlah pelajar karena mengikuti tantangan di media sosial.

Barang-barang seperti sabun, tempat tisu toilet, dan cermin rusak bahkan hancur. Masalah yang sama juga terjadi di Grandview High School dan Sky Vista Middle School.

Sementara, pada bulan lalu, New Britain High School di Connecticut, AS terpaksa ditutup sementara karena vandalisme dan perilaku pelajar yang terlibat tantangan "Devious Licks" yang viral di media sosial.

Sebanyak 70 siswa di New Britain High School mendapat tindakan disipliner karena vandalisme dan perkelahian.

Baca juga: Suhu Jogja dan Jateng Kian Panas, Ini Penjelasan BMKG

Asosiasi guru angkat bicara

Direktur eksekutif Asosiasi Nasional Tenaga Kependidikan (NASRO), Mo Canady mengatakan, tenaga kependidikan di seluruh AS menyadari bahwa tren menyerang guru adalah tantangan di zaman modern ini.

"Ketika remaja melihat hal seperti ini dan melihatnya bermain di dunia media sosial, mereka tidak memahami konsekuensi dan potensi tuntutan pidana," kata Canady.

Canady mengatakan, pihaknya menyerahkan kembali kasus ini pada korban penyerangan, mengenai tuntutan pidana terkait kasus ini. Kendati demikian, Canady juga memberatkan masa depan para remaja yang termakan tren ini, tanpa tahu risiko yang akan mereka hadapi di masa depan.

"Ini benar-benar salah tetapi di luar itu, itu dapat mempengaruhi masa depan mereka dan itu harus menjadi pesannya," katanya.

Sementara, presiden NASRO Rebecca Pringle, mengatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh besar akan adanya tren ini. Di tengah usaha sekolah memperjuangkan zona aman, tren online justru memicu kekerasan terhadap tenaga pendidik.

Pringle meminta perusahaan media sosial untuk mengakhiri tren kekerasan dan informasi yang salah di platform mereka. Dia menuntut juga perusahaan mengubah algoritma mereka untuk menempatkan keselamatan publik di atas keuntungan.

Menanggapi maraknya kejadian ini, Asosiasi Guru California bahkan memperingatkan para tenaga pendidik untuk berhati-hati.

"Pendidik berhati-hatilah! Vandalisme nampaknya tersebar luas di sekolah-sekolah kita beberapa bulan terakhir tidaklah cukup, tantangan yang sama beredar di jejaring media sosial TikTok dan Twitter untuk mengajak pelajar menampar anggota staf. Menampar seorang pendidik, terlepas dari cedera yang dihasilkan, adalah tindakan penyerangan dan benar-benar tidak dapat diterima," tulis Asosiasi Guru California dalam sebuah posting Facebook.

Konten tantangan akan dihapus

Melansir The Washington Post, Rabu (6/10/2021), juru bicara TikTok mencatat bahwa tantangan untuk menampar guru, melanggar kebijakan TikTok.

Pihaknya akan secara agresif menghapus konten tersebut.

“Kami belum menemukan konten terkait di platform kami, dan kebanyakan orang tampaknya belajar tentang tantangan offline dari sumber selain TikTok,” kata dia.

Tantangan terbaru yang mendorong kekerasan terhadap guru bertepatan dengan dorongan federal untuk menyelidiki ancaman yang dihadapi pendidik di tempat kerja.

Jaksa Agung Merrick Garland memerintahkan FBI untuk mengatasi lonjakan pelecehan, intimidasi dan ancaman terhadap guru dan anggota dewan sekolah atas masalah yang sangat politis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi