KOMPAS.com - Tanggal 13 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Tanpa Bra atau No Bra Day.
No Bra Day bukan gerakan vulgar, namun merupakan sebuah kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker payudara yang dapat menyerang laki-laki dan perempuan.
Hari Tanpa Bra yang diperingati pada Bulan Peduli Kanker ini juga mengingatkan masyarakat bahwa kanker payudara adalah penyakit yang berpotensi fatal, tetapi juga salah satu bentuk kanker yang paling dapat dicegah.
Berdasarkan data Globocan 2020, kasus kanker payudara terus meningkat di Indonesia dengan kejadian pada 2020 sebanyak 65.858 kasus baru dan 22.430 meninggal dunia akibat kanker payudara.
Baca juga: [HOAKS] Makan Petai Dapat Menyembuhkan Sakit Pinggang, Kaki, dan Kanker
Lantas, apa saja yang menjadi faktor risiko kanker payudara dan seperti apa gejalanya?
Faktor risiko kanker payudara
Mengutip Kompas.com, 20 Juli 2021, faktor risiko terpapar kanker payudara adalah sebagai berikut:
- Wanita di atas usia 40 tahun
- Riwayat keluarga
- Riwayat kanker sebelumnya, meski bukan kanker payudara
- Faktor genetik berupa mutasi gen BRCA 1/BRCA 2
- Riwayat menstruasi dini sebelum usia 12 tahun
- Menopause lambat seletah usia 55 tahun
- Riwayat produksi tidak memiliki anak
- Riwayat produksi tidak menyusui
- Faktor hormonal
- Konsumsi alkohol
- Riwayat radiasi dinding dada
- Faktor lingkungan
Baca juga: Berkaca dari Kasus Kak Seto, Berikut Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan Kanker Prostat
Gejala kanker payudara
Adapun gejala yang menjadi pertanda kanker payudara yaitu:
- Keluar cairan atau darah dari puting
- Pembengkakan seluruh atau sebagian payudara
- Nyeri pada payudara
- Iritasi atau kerutan seperti jeruk pada kulit payudara
- Teraba benjolan di payudara
- Teraba benjolan atau bengkak pada ketiak
Baca juga: Hari Kanker Sedunia dan Sejarah Peringatannya
Deteksi dini kanker payudara
Dalam diskusi daring bertajuk Ragam Terapi Kanker Payudara, 12 Juli 2021, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Aru Sudoyo mengatakan, penting sekali bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara ini.
"Penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, sebab 70 persen pasien ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan pada stadium awal, kesempatan penyembuhan menjadi lebih besar," kata Aru, seperti diberitakan Kompas.com, 20 Juli 2021.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan singkatan SADARI.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap bulan, atau bisa 7-10 setelah hari pertama menstruasi.
Baca juga: Mengenal Kanker Langka Angiosarkoma, dari Penyebab hingga Gejalanya...
Langkah melakukan SADARI
1. Amati dengan cermin
Langkah pertama, berdiri di depan cermin dan angkat tangan.
Saat melakukan langkah ini, pastikan bahu lurus sejajar. Setelah itu, letakkan tangan pada pinggang.
Cermati kedua payudara apakah simetris atau tidak, adanya perubahan bentuk atau warna, pembengkakan dan atau perubahan pada puting.
Kelainan yang mungkin ditemukan adalah benjolan, kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.
Baca juga: 4 Kebiasaan yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Apa Saja?
2. Perhatikan posisi payudara
Angkat kedua lengan di belakang kepala dan dorong siku ke depan.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada kelainan pada payudara.
Payudara yang normal, keduanya akan terangkat secara bersamaan.
3. Rasakan benjolan
Gunakan ujung jari dan tekan secara perlahan permukaan payudara. Rasakan apakah ada benjolan pada payudara atau tidak.
Raba setiap permukaan payudara dengan beberapa pola, seperti melingkar, kanan ke kiri, atas ke bawah, tengah ke samping atau hingga ketiak.
Baca juga: [HOAKS] Memakai Masker Bisa Sebabkan Kanker
4. Peras puting dengan perlahan
Amati apakah ada cairan yang keluar atau tidak.
Cairan yang keluar biasanya berwarna putih, kuning atau darah. Hal tersebut menunjukan payudara yang tidak normal.
5. Bungkukkan badan dan lihat pada depan cermin
Amati dan raba apakah ada perubahan tertentu pada payudara.
6. Periksa payudara dengan keadaan berbaring
Beri bantalan pada sisi payudara yang akan diperiksa.
Letakkan tangan pada belakang kepala. Setelah itu, gunakan ujung jari untuk melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Informan Kebencanaan yang Meninggal karena Kanker Paru
(Sumber: Kompas.com/Ellvyon Pranita | Editor: Gloria Setyvani Putri)