Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Terlalu Sering Swab Hidung untuk Tes Covid-19 Berbahaya?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/VINCENT THIAN
Petugas medis melakukan tes swab Covid-19 kepada seorang anak laki-laki di pusat pengujian Kajang, pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (8/5/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Swab hidung untuk tes Covid-19 sebagian masih jadi syarat melakukan kegiatan dan perjalanan saat pandemi.

Namun, bagaimana jika swab hidung dilakukan terlalu sering, apakah ada efek sampingnya?

Mengingat, saat ini banyak kegiatan yang mensyaratkan tes swab, seperti untuk naik pesawat, kereta, maupun melakukan kegiatan dan acara-acara tertentu.

Berikut penjelasan dari ahli:

 Baca juga: Mengapa Kutu Putih pada Tanaman Kerap Muncul Bersama Semut?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan dari ahli

Menjawab pertanyaan di atas, Kompas.com menghubungi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam.

Dia menjelaskan, terlalu sering melakukan swab hidung untuk pemeriksaan Covid-19 tidak akan menimbulkan efek samping, asalkan swab dilakukan secara profesional.

“Tidak ada (efek samping) asal dilakukan secara profesional,” ujar Ari, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Namun, Ari menekankan, swab jika dilakukan tidak profesional oleh non-tenaga kesehatan, maka hal ini bisa menimbulkan trauma maupun luka.

Oleh karena itu, dia mewanti-wanti berhati-hati melakukan swab sendiri, atau dengan sesama teman menggunakan alat tes swab mandiri yang banyak dijual bebas.

“Swab adalah tindakan yang harus dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang terlatih. Itu adalah tindakan invasive karena memasukkan sesuatu ke rongga hidung,” ujar dia.

Ari mengingatkan, pengambil sampel swab sudah seharusnya menggunakan alat perlindungan diri (APD).

Memakai APD dilakukan untuk berjaga, jika pasien yang diambil swabnya ternyata positif virus corona atau Covid-19.

Baca juga: Mengenal Arti dan Perbedaan Rapid Test dengan Tes Swab

Harus oleh tenaga kesehatan terlatih

Ari menyebut, tindakan swab harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Hal ini karena jika dilakukan dengan tidak benar, risiko trauma ataupun luka bisa saja timbul.

Apalagi, jika ternyata pasien memiliki masalah tumor ataupun luka, yang bisa memicu terjadinya pendarahan.

“Jangan dianggap simple sehingga bisa menimbulkan dampak pada pengerjaan. Karena ini prosedur yang harus dilakukan tenaga terlatih,” ujar dia.

Ari dalam unggahan Instagramnya, @dokterari, juga menyampaikan mengenai pandangannya terhadap swab antigen mandiri.

"Masyarakat harus diingatkan risiko atas tindakan melakukan swab antigen secara mandiri atau sesama teman yang bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih," tulis dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi