KOMPAS.com – Fenomena astronomi bulan Oktober 2021 minggu ketiga ini ada puncak hujan Meteor Epsilon Geminid dan puncak hujan Meteor Orionid.
Waktu terjadinya puncak hujan meteor:
- Puncak hujan Meteor Epsilon Geminid terjadi pada 18-19 Oktober 2021
- Puncak hujan Meteor Orionid pada 21-22 Oktober 2021.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, kedua fenomena ini dapat disaksikan di Indonesia sejak pukul 23.00 waktu setempat.
Lantas apa perbedaan dari dua fenomena hujan meteor tersebut?
Baca juga: Jangan Lupa, Puncak Hujan Meteor Sextantid Bisa Disaksikan Besok Subuh
Tentang Meteor Epsilon Geminid dan Meteor Orionid
Andi menjelaskan perbedaan hujan meteor Epsilon Geminid dan Orinoid, tersebut di antaranya pada titik radiannya.
Titik radian adalah titik kemunculan hujan meteor.
Pada titik radian meteor Epsilon Germinid berada di dekat bintang epsilon geminorium di konstelasi gemini. Sementara meteor Orinoid berada di dekat konstelasi orion.
Perbedaan yang kedua adalah sumber terjadinya meteor Epsilon Geminid dan Orinoid.
“Epsilon Geminid berasal dari sisa debu komet C/1964 N1 (Ikeya) sedangkan Orionid dari sisa debu komet Halley,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Selanjutnya, perbedaan ketiga menurut Andi adalah masa aktif dan puncak intensitas maksimumnya.
Waktu puncak hujan meteor
Menurutnya Epsilon Geminid aktif sejak 14-27 Oktober 2021 dengan puncak pada 19 Oktober pagi Waktu Indonesia Barat.
Sedangkan Orionid, aktif sejak 2 Oktober sampai 7 November 2021 dengan puncaknya pada 21 Oktober malam hari Waktu Indonesia Barat.
“Meski demikian keduanya sama-sama bisa disaksikan sejak pukul 23.00 waktu setempat, (sesuai dengan lokasi pengamatan zona barat jam 23.00 WIB zona tengah jam 23.00 WITA dan zona timur jam 23.00 WIT) hingga 20-30 menit sebelum matahari terbit yakni sekitar jam 05.00 waktu setempat,” ujarnya.
Baca juga: Hujan Meteor Draconid Sore Ini, Bisa Disaksikan di Seluruh Wilayah Indonesia
Intensitas hujan meteor
Perbedaan yang keempat menurut Andi adalah terkait intensitas maksimum terjadinya hujan meteor.
Meteor Epsilon Geminid hanya sekitar 3 meteor per jam saat di zenit, sementara di Indonesia hanya dapat terlihat 2 meteor per jam.
Sedangkan untuk intensitas hujan meteor Orionid bisa mencapai 15 meteor per jam saat di zenit, dan intensitas maksimumnya mencapai 13-14 meteor per jam di Indonesia.
Kecepatan hujan meteorKecepatan turunnya meteor Epsilon Geminid bisa mencapai 70 kilometer per detik (252.000 km/ jam).
Sementara meteor Orionid hanya 66 kilometer per detik (237.600 km/jam).
Perbedaan keenam yakni epsilon germinid termasuk ke dalam hujan meteor minor karena intensitasnya kurang dari 10 meteor per jam saat di zenit.
Sementara orionid termasuk ke dalam hujan meteor utama karena intensitasnya lebih dari 10 meteor per jam saat di zenit.
Baca juga: Maulid Nabi 2021: Hari Libur Digeser, ASN Dilarang Cuti dan Bepergian 18-22 Oktober
Fenomena astronomi bulan Oktober
Beberapa fenomena astronomi lainnya di bulan Oktober selengkapnya sebagai berikut:
- Konjungsi Venus-Antares, terjadi pada 16 Oktober 2021
- Penampakan Pertama Merkurius ketika Fajar, terjadi pada 17 Oktober 2021
- Puncak Hujan Meteor Epsilon Geminid terjadi pada 18-19 Oktober 2021
- Perihelion Merkurius terjadi pada 20 Oktober 2021
- Fase Bulan Purnama terjadi pada 20 Oktober 2021
- Puncak Hujan Meteor Orionid pada 21-22 Oktober 2021
- Konjungsi Bulan-Pleiades pada 23 Oktober 2021