KOMPAS.com - Mandi adalah aktivitas wajib harian yang dilakukan guna menjaga performa juga kebersihan tubuh.
Kebanyakan orang di negara tropis akan melakukan kegiatan membersihkan tubuh ini minimal dua kali dalam sehari.
Yaitu di pagi hari sebelum berangkat beraktivitas, dan sore hari selepas pulang dari berkegiatan di luar rumah.
Di negara empat musim, di luar musim panas, banyak orang yang memilih mandi sehari sekali atau malah dua hari sekali.
Seberapa sering kita harus mandi memang ditentukan oleh banyak faktor. Mulai faktor suhu udara, kondisi kulit, hingga kondisi kesehatan masing-masing orang.
Baca juga: Solusi Efektif, Mandi Air Hangat untuk Menurunkan Demam
Frekuensi mandi yang tepat
Melansir dari Pop Science, frekuensi mandi ditentukan oleh kebutuhan masing-masing orang, disesuaikan dengan banyak faktor, seperti telah disebutkan di atas.
Namun Jeffrey Cohen, seorang dermatolog di Yale School of Medicine mengatakan bahwa kebanyakan orang akan mandi sehari sekali atau dua kali dalam sehari.
Frekuensi di atas adalah batas normal frekuensi mandi setiap orang. Kurang dari itu bisa dipastikan tubuh akan menyekap banyak kotoran yang bisa membahayakan kesehatan kulit dan tubuh bagian dalam.
Begitu pula dengan mereka yang bekerja di dalam rumah namun berkecenderungan banyak berkeringat, juga disarankan memiliki frekuensi mandi lebih sering dari mereka yang jarang berkeringat.
Frekuensi mandi sendiri juga dipengaruhi oleh budaya atau kebiasaan turun-temurun.
Dalam sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan oleh Euromonitor International, mendapatkan temuan bahwa penduduk Amerika kebanyakan mandi kurang dari 7 kali dalam seminggu. Sedangkan masyarakat Inggris, China dan Jepang, rata-rata mandi lima kali dalam seminggu.
Dan terakhir, rakyat Brazil, adalah penduduk yang doyan mandi seperti masyarakat Indonesia. Rata-rata mereka mandi 12 kali dalam seminggu.
Baca juga: Setelah Berolahraga, Sebaiknya Mandi Air Dingin atau Air Panas?
Risiko terlalu sering mandi dan jarang mandi
Ketika Anda jarang mandi, maka debu dari lingkungan, sel-sel kulit mati, juga sebum akan terus menumpuk di permukaan kulit kita.
Hal ini bisa memicu iritasi juga infeksi. Selain itu, debu dan keringat yang menempel jadi satu juga memicu bau tubuh yang tak sedap.
Lantas bagaimana jika kita terlalu sering mandi? Apakah ada bahayanya?
Ketika air mengering dari kulit kita, kelembaban juga akan meninggalkan permukaan tubuh kita.
Jadi ketika Anda terlalu sering mandi, akan terlalu sering pula Anda kehilangan kelembaban kulit.
Selain itu kata Cohem, kulit juga berpartisipasi menjaga imun tubuh dengan memproduksi antibakteri untuk mencegah infeksi. Nah ketika kita terlalu sering mandi, komponen-komponen ini ikut larut ke dalam air bilasan mandi kita.
Cohen melanjutkan, jika Anda mandi menggunakan air hangat, batasi waktu Anda tak lebih dari 10 menit. Lebih dari itu Anda berpotensi membuat kulit menjadi kering, kusam dan mudah keriput.
Terakhir, batasi frekuensi mandi Anda. Jangan terlalu sering agar kulit tak hilang kelembabannya.
Baca juga: Tak Hanya untuk Mencuci Rambut, Ini 6 Manfaat Ekstra dari Sampo
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.