Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Epidemiolog soal Molnupiravir yang Diklaim Ampuh Obati Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Sonis Photography
Ilustrasi obat molnupiravir. Ini adalah obat oral antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck untuk menangani Covid-19. Uji klinis sementara menunjukkan, obat ini mampu menekan risiko masuk ke rumah sakit atau kematian hingga 50 persen.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman angkat bicara terkait klaim keampuhan pil Molnupiravir untuk obati Covid-19.

Menurutnya klaim keampuhan Molnupiravir tersebut memang didasarkan pada data uji klinis yang valid.

"Obat ini sebenarnya dari uji klinis awal-awalnya sudah menjanjikan. Dia efektif terhadap keluarga coronavirus. Jadi bukan hanya SARS-CoV-2 (Covid-19) tapi juga SARS-CoV-1, MERS," ujarnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Alur dan Aturan Lengkap Perjalanan Internasional bagi WNI dan WNA

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagaimana diketahui, pil antivirus Molnupiravir yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck & Co disebutkan mampu mengurangi separuh risiko kematian atau rawat inap akibat Covid-19.

Melansir Antara, Sabtu (2/10/2021), klaim tersebut didasarkan pada data uji klinis tahap III yang melibatkan 775 pasien dengan gejala Covid-19 ringan dan sedang selama lima hari atau kurang.

Kendati disebutkan ampuh untuk obati Covid-19, Dicky menambahkan, keampuhan obat tersebut baru didasarkan pada hasil uji klinis fase 1 dan 2, serta perkembangan uji klinis fase 3, dijadwalkan akan selesai pada awal Oktober.

"Menurut saya akan diberikan izin ya. Karena secara data tidak ada efek samping yang mengkhawatirkan," kata Dicky.

Baca juga: 10 Daerah di Indonesia dengan Angka Vaksinasi Covid-19 Terendah

Molnupiravir disebutkan menjanjikan

Dicky menyebut, secara umum Molnupiravir memiliki kemampuan yang menjanjikan.

Oleh karena itu, dirinya menyarankan agar Indonesia menjajaki kemungkinan untuk memproduksi obat tersebut secara generik.

Akan tetapi, Dicky menekankan bahwa kabar baik efektivitas Molnupiravir tersebut tidak lantas dijadikan tumpuan utama untuk menyelesaikan pandemi.

Baca juga: Daftar Bantuan yang Cair pada Oktober 2021, Apa Saja?

Salah satu pesan positif dari adanya Molnupiravir tersebut yakni adanya berita positif.

"Tapi harus diketahui adalah sampai saat ini, jangankan obat, vaksin itu tidak bisa menyelesaikan pandemi, apalagi obat," tegas Dicky.

Menurut Dicky, hal itu perlu ia sampaikan, karena kabar baik ini sebisa mungkin tidak memicu euforia pandemi Covid-19 akan segera berakhir.

"Yang akan sangat bermanfaat adalah kita tahu bahwa vaksinasi ini digencarkan. Tapi kan tidak semua keburu divaksin, keburu sakit. Nah ini perlu obat," kata dia.

"Kemudian juga tidak semua orang bisa divaksin. Ada orang yang karena kondisi tubuhnya tidak bisa divaksin. Nah itu perlu obat ketika sakit," lanjutnya.

Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya

Cara kerja Molnupiravir

Menurut Dicky, 70 persen dari sepertiga pasien pulih yang mengalami Long Covid-19 berpotensi menderita kerusakan organ tubuh, seperti jantung, ginjal, hati, dan paru-paru.

"Pesan pentingnya lagi adalah, mau ada obat ini, mau ada vaksin, ya 3T 5M harus terus dilakukan. Tidak bisa tidak. Karena kalau tidak ya akan jadi banyak kasus," imbuh dia.

Dicky menambahkan, Molnupiravir adalah obat oral atau obat yang bisa diminum, dan berfungsi menghambat replikasi RNA virus corona di fase awal.

"Efektif sekali kalau diberikan di fase awal. Dia juga merangsang terjadinya error ketika virus sedang dalam proses memperbanyak diri," katanya lagi.

Baca juga: Daftar Indeks Pemulihan Covid-19, Indonesia Nomor 1 Se-ASEAN

Menurut dia, kemampuan Molnupiravir mencegah virus memperbanyak diri membuat obat tersebut sangat efektif mencegah perburukan Covid-19.

Hal menjanjikan lain dari Molnupiravir adalah potensi obat tersebut berperan bukan hanya untuk terapi tetapi juga untuk profilaksis.

"Profilaksis itu begini: 'Saya kemarin di kantor kontak dengan orang yang positif'. Ya udah minum obat ini. Itu ada potensi yang begitu. Tapi kita tunggu nanti hasil akhirnya," ujar dia.

Baca juga: Daftar 10 Daerah dengan Kesembuhan Covid-19 Tertinggi

Molnupiravir memiliki potensi pencegahan

Kemudian, Dicky juga menyebutkan bahwa Molnupiravir memiliki potensi pencegahan.

"Itu berarti misalkan kalau nanti sudah endemi, seperti malaria. Itu di daerah endemi malaria ada aturan minum pil kina untuk mencegah malaria. Jadi ini yang dijanjikan dari Molnupiravir ini (mencegah Covid-19)," kata Dicky.

Namun, ia menyebutkan ada catatan kritis yang diberikan terkait kemampuan Molnupiravir dalam mencegah replikasi RNA virus corona itu.

Dicky mengatakan, ada kekhawatiran jika kemampuan tersebut juga bekerja terhadap sel-sel manusia.

"Makanya dalam catatan yang saya ketahui, dia tidak atau belum dianjurkan untuk wanita hamil," kata Dicky.

Baca juga: Menilik Aturan Baru Vaksinasi bagi Penyintas Covid-19 Level Ringan, Sedang, dan Berat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tiga Vaksin Covid-19 yang Hanya Butuh Satu Kali Suntikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi