Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

400 Makam Kuno Berusia 1.800 Tahun dan Harta Karun Romawi Ditemukan di Turki

Baca di App
Lihat Foto
Blaundos Archaeological Excavation Project Archive
Ratusan makam batu kerukir berusia 1.800 tahun dan harta kaurn Bangsa Romawi ditemukan di kota kuno Turki Blaundos
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Arkeolog Turki menemukan 400 makam kuno berusia 1.800 tahun dan harta karun orang Romawi di kota kuno Blaundos, terletak di distrik Ulubey di kota Usak, Anatolia, Turki. 

Makam kuno yang yang ditemukan dipenuhi sarkofagus, dengan hiasan gambar cabang pohon anggur, tandan anggur, bunga, hewan, dan tokoh mitologi. 

Hal tersebut meninggalkan petunjuk bahwa keluarga menggunakan makam ini untuk penguburan selama beberapa generasi.

“Makam dibuka kembali untuk setiap anggota keluarga yang meninggal. Upacara pemakaman diadakan, lalu ditutup kembali,” ujar Birol Can, seorang arkeolog di Universitas Usak di Turki dan kepala Proyek Penggalian Blaundos dikutip dari Live Science, Senin (18/10/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Can, orang-orang Blaundos membangun pekuburan di lereng ngarai karena sifat lereng yang berbatu di sekitar kota, dan teknik penguburan yang paling disukai yakni makam berbentuk kamar yang diukir di bebatuan padat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911

Harta karun

Para arkeolog juga menemukan banyak petunjuk bahwa orang-orang yang meninggal itu berasal dari zaman Romawi.

Misalnya, dari pecahan tembikar dan koin yang ditemukan di makam yang digali menunjukkan bahwa mereka berasal dari abad kedua hingga keempat Masehi, selama periode Romawi.

"Selain itu, teknik lukisan dinding yang menutupi dinding, kubah dan langit-langit makam serta gaya adegan vegetal dan figuratif yang digambarkan pada mereka menunjukkan karakteristik Romawi," kata Can.

Namun, Can juga mengatakan, komplek pemakan itu jugamenjaadi target perampok makam, yang menghancurkan pemakaman karena mereka mencuri perhiasan berharga dan artefak lainnya dari makam tersebut selama berabad-abad.

Baca juga: Arkeolog Temukan 110 Makam Kuno di Delta Sungai Nil, Ungkap Sejarah Raja-raja Mesir

Kota kuno Blaundos

Dilansir Daily Sabah, Blaundos dibangun di atas sebuah bukit yang menghadap ke Grand Ulubey Canyon.

Hanya terdapat satu pintu masuk ke kota dari utara, dan dikelilingi lembah yang mencapai kedalaman 70 meter di beberapa titik.

Kota Blaundos sebenarnya merupakan cabang dari ngarai Usak, salah satu sistem ngarai terpanjang di dunia.

Adapun kota ini didirikan saat masa Alexander Agung, dan ada selama periode Romawi-Bizantum. Blaundos terbuka untuk turis.

Penggalian

Meskipun para arkeolog mengetahui tentang nekropolis selama lebih dari 150 tahun, tidak pernah dilakukan penggalian di Blaudos.

Penggalian dilakukan pada 2018, dengan tujuan mendokumentasikan reruntuhan dan mempersiapkan proyek konservasi.

Saat menggali salah satu makam ruang batu, ditemukan tulang manusia yang berasal dari abad kedua hingga ketiga Masehi.

Sejauh ini, telah diidentifikasi dua kuil, teater, pemandian umum, gimnasium, basilika, tembok kota, gerbang, hingga saluran air.

“Selain itu, kita tahu bahwa ada banyak struktur keagamaan, publik, dan sipil yang masih di bawah tanah,’ ujar Can.

Penggalian terus berlanjut dan tahun ini fokus pada perkuburan.

“Sebagai hasil dari pekerjaan ini, yang terkadang berbahaya, dokumentasi sekitar 400 makam ruang batu terlihat di permukaan telah selesai,” tutur Can.

Para arkeolog menemukan banyak petunjuk bahwa orang-orang yang meninggal berasal dari zaman Romawi.

Petunjuk-petunjuk tersebut seperti pecahan tembikar dan koin yang ditemukan di makam, menunjukkan berasal dari abat kedua hingga keempat Masehi, selama periode Romawi.

“Selain itu, teknik lukisan yang menutupi dinding, kubah, dan langit-langit makam, serta gaya adegan vegetal dan figuratif yang digambarkan menunjukkan karakteristik Romawi,” jelas Can.

Baca juga: Arkeolog Temukan Toilet Berusia 800 Tahun, Ungkap Orang Yahudi Inggris Tidak Makan Babi

 

Makam kamar batu

Tim menemukan berbagai jenis makam kamar batu, termasuk struktur kompleks yang dibentuk dengan mengatur kamar satu demi satu.

“Kamar-kamar ini tidak dibuat sekaligus. Dapat dipahami dari jejak-jejak di dinding, bahwa makam-makam ini awalnya dirancang sebagai satu ruangan,” tutur Can.

Sementara itu, lanjut dia, beberapa makam masih mempunyai artefak yang kemungkinan dimaksudkan untuk membantu orang yang meninggal di akhirat.

Barang-barang tersebut seperti cermin, cincin, gelang, jepit rambut, peralatan medis, ikat pinggang, cangkir minum, dan lampu minyak, semuanya menjelaskan orang-orang yang dimakamkan di kuburan, termasuk jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan, dan tanggal pemakaman.

Baca juga: Arkeolog Temukan 500 Benda Kuno Berusia 3.000 Tahun yang Jelaskan Asal Mula Bangsa China

Lukisan

Dinding dan langit-langit ruang pemakaman didekorasi dengan lukisan warna warni yang rumit, meskipun banyak yang sudah rusak selama ribuan tahun.

Can menuturkan, mural di kamar-kamar masih terlihat tapi kondisinya buruk.

“Beberapa dari makam digunakan sebagai tempat perlindungan bagi hewan oleh para penggembara sejak lama,” ujar Can.

Masih ada ratusan kuburan yang harus digali, dan semua lukisan dinding akan terungkap dengan penggalian yang dilakukan ke depan.

Tim juga berencana melakukan studi DNA dan kimia yang akan mengungkapkan leluhur yang meninggal, termasuk jenis kelamin, usia, dan kebiasaan makan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi