Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Pfizer Membuat Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Hoaks
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa penerima vaksin Pfizer lebih rentan terinfeksi Covid-19.

Informasi itu menyebutkan, klaim tersebut berasal dari hasil kajian Food and Drug Administration (FDA) yang merupakan badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut adalah hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi yang mengeklaim penerima vaksin Pfizer lebih rentan terinfeksi Covid-19 dibagikan oleh akun Facebook ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun tersebut membagikan tangkapan layar judul artikel dari lifesitenews.com.

Berikut narasi selengkapnya (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):

"Jika Anda menerima vaksin Pfizer, Anda lebih rentan terinfeksi COVID: analis Industri merujuk hasil studi FDA,"

Penelusuran Kompas.com

Melansir AFP Fact Check, 12 Oktober 2021, klaim vaksin Pfizer menyebabkan orang lebih rentan terinfeksi Covid-19 dipublikasikan oleh lifesitenews.com.

Website tersebut telah diblokir oleh Facebook dan YouTube karena diketahui menyebarkan misinformasi atau informasi palsu seputar Covid-19.

Artikel tersebut mengutip klaim dari seorang pelapor anonim yang menyebutkan tentang penurunan efikasi vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Pfizer-BioNTech.

Penurunan efikasi vaksin Pfizer terangkum dalam dokumen FDA, sehingga pelapr anonim itu menyimpulkan jika vaksin tersebut justru membuat orang lebih rentan tertular Covid-19.

Seorang juru bicara FDA yang dihubungi AFP membantah klaim tersebut.

"Klaim itu salah dan menyesatkan," kata juru bicara itu.

"(Klaim itu) disimpulkan di luar konteks karena sebenarnya penelitian itu mengacu pada berkurangnya kekebalan vaksin Pfizer dari waktu ke waktu dan kemungkinan menjadi faktor penyebab varian Delta," katanya melanjutkan.

"FDA melakukan evaluasi menyeluruh terhadap data dan informasi yang disampaikan dalam Biologics License Application (BLA) untuk Comirnaty sebelum membuat keputusan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif dalam mencegah Covid-19 pada individu berusia 16 tahun ke atas," jelas dia.

Bantahan dari Pfizer

Juru bicara Pfizer, Keanna Ghazvini mengatakan, klaim vaksinasi meningkatkan kemungkinan tertular Covid-19 salah menggambarkan penelitian yang diajukan perusahaan ke FDA.

"Tidak, penelitian ini tidak menyatakan bahwa menerima vaksin Pfizer-BioNTech meningkatkan peluang Anda terkena Covid-19," kata Ghazvini.

Ia mengatakan, penelitian ini menemukan bahwa seiring waktu, ada sedikit penurunan pada efikasi vaksin dalam mencegah penularan Covid-19.

Ghazvini menambahkan, penting untuk dicatat bahwa penurunan efikasi ini diperkirakan terjadi selama periode waktu setelah vaksinasi atau infeksi.

Selain itu, penurunan efikasi adalah sesuatu yang juga terjadi pada vaksin lain.

"Di sinilah kebutuhan akan dosis booster masuk, untuk memberikan peningkatan ke sistem kekebalan tubuh," ujar dia.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa klaim vaksin Pfizer membuat orang lebih rentan terinfeksi Covid-19 adalah hoaks.

Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, FDA, membantah klaim tersebut dan menyebutnya sebagai klaim yang menyesatkan.

FDA menjelaskan, klaim itu disimpulkan di luar konteks karena sebenarnya penelitian yang terangkum dalam dokumen FDA mengacu pada berkurangnya kekebalan vaksin Pfizer dari waktu ke waktu dan kemungkinan menjadi faktor penyebab varian Delta.

Pfizer juga menyebutkan bahwa klaim yang bereda itu salah menggambarkan penelitian yang diajukan perusahaan ke FDA.

Pfizer menambahkan, seiring waktu, ada sedikit penurunan pada efikasi vaksin dalam mencegah penularan Covid-19.

Namun hal tersebut bukan alasan untuk menolak vaksin, melainkan menjadi alasan yang kuat untuk menerima vaksin booster atau dosis tambahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi