Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masih Lapar Meski Sudah Makan Porsi Besar? Ini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Sander Dalhuisen
Kelaparan yang tak bisa tuntas dengan makan bisa jadi adalah gejala dari diabetes dan stres.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tubuh menggantungkan diri pada asupan makanan dalam memperoleh energi.

Jadi wajar jika otak mengeluarkan sinyal lapar ketika perut kosong dan simpanan energi mulai menipis. 

Yang terasa kurang wajar adalah, ketika perut terus mengeluarkan sinyal lapar meski Anda baru saja mengunyah sajian besar juga beberapa kudapan.

Rasa lapar yang datang terus-menerus ini dinamakan polyphagia.

Disebut juga dengan istilah hyperphagia, gangguan ini berupa rasa lapar yang tak akan pernah selesai dan tuntas hanya dengan satu ritual makan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir dari Very Well Health, gangguan ini seringnya adalah gejala dari sebuah gangguan penyakit cukup serius. Salah satunya adalah diabetes.

Berikut ini adalah beberapa gangguan penyakit yang membuat tubuh terus kelaparan:

Baca juga: 8 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menganggu Kesehatan Mental

1. Diabetes

Diabetes adalah gangguan metabolisme yang mempengaruhi tubuh dalam memproses glukosa.

Ketika tak diobati dan ditangani dengan benar, diabetes bisa membuat kadar gula dalam darah naik gila-gilaan dan berimbas merusak organ hingga menyebabkan kematian.

Dalam tubuh pasien diabetes, glukosa tak bisa mencapai sel-sel tubuh. Tubuh akan mengeluarkan glukosa yang ada lewat urin dan tubuh akan terus memberi sinyal kepada otak untuk makan dan makan lagi.

Melansir dari Medical News Today, orang dengan diabetes tipe 1 bisa makan dalam porsi besar dan masih terus kehilangan berat badan.

Poliphagia pada pasien diabates diikuti dengan gangguan metabolisme lain seperti rasa haus yang datang terus-menerus, kencing berlebihan, penurunan berat badan, pandangan kabur, luka terbuka yang susah sembuh, rasa geli di telapak tangan dan kaki, dan kelelahan.

Baca juga: 7 Gejala Tak Lazim dari Diabetes

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia atau kadar gula dalam darah yang sangat rendah juga biasa terjadi pada penderita diabetes.

Beberapa penyakit lain yang juga bisa menyebabkan hipoglikemia adalah hepatitis, penyakit ginjal, kelainan pankreas, serta gangguan pada kelenjar pituitari.

Orang dengan hipoglikemia terkadang nampak seperti orang mabuk yang hilang kesadaran, susah berjalan, dan terus meracau.

Selain memiliki napsu makan yang meningkat, hipoglikemia juga terkadang disertai anxiety, kulit pucat, gemetar, berkeringat dan rasa geli seputar mulut.

3. Kurang tidur

Kurang tidur bisa mempengaruhi hormon yang mengatur sinyal lapar dalam tubuh. Orang yang sering begadang biasanya memiliki napsu makan besar yang susah terpuaskan.

Efek lain dari kurang tidur adalah tak bisa fokus, perubahan mood yang terjadi sangat cepat, ceroboh, juga pertambahan berat badan.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Gangguan Tidur Mengigau

4. Stres 

Ketika stres, tubuh mengeluarkan hormon kortisol. Efek samping hormon ini adalah meningkatkan sinyal lapar tubuh.

Banyak orang yang tengah stres selalu mencari makanan-makanan tinggi zat gula, tinggi lemak, atau keduanya.

Keinginan tubuh berburu makanan-makanan tinggi zat gula dan lemak ini adalah mekanisme alami tubuh yang ingin meredam bagian otak yang membuat seseorang selalu gelisah dan khawatir.

Selain keempat gangguan penyakit di atas, lapar yang terus-menerus datang bisa pula terjadi karena Anda tengah menjalankan diet yang tak seimbang, efek pengonsumsian obat antihistamin dan antidepresan, proses kehamilan, dehidrasi, juga pengonsumsian diet soda.

Jadi ketika Anda terus merasa lapar padahal perut sudah terisi berbagai jenis bahan makanan, segeralah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Gejala Depresi pada Anak-anak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi