Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi gurita, hewan laut kelas cephalopoda, selain itu terdapat cumi-cumi dan sotong.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tidak banyak kesempatan bagi manusia untuk berinteraksi dengan gurita dan cumi-cumi karena habitatnya di kedalaman laut.

Morfologi tubuh dan cara mereka mempertahankan diri membuat banyak orang terpesona selama beradad abad.

Bahkan, hewan tersebut kerap dijadikan karakter tokoh dalam banyak film.

Baca juga: 5 Sayuran Termahal di Dunia, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, tahukah Anda jika gurita dan cumi-cumi memiliki darah biru?

Warna darah gurita dan cumi-cumi

Alasan sebenarnya di balik darah cumi-cumi dan gurita menjadi biru adalah evolusi sederhana, seperti dikutip dari Science ABC.

Untuk memahami lebih jauh, kita perlu mengambil contoh evolusi manusia yang memiliki darah merah.

Salah satu komponen kunci dalam darah manusia adalah zat besi yang terkandung dalam hemoglobin, protein yang dibawa darah yang memungkinkan transportasi oksigen ke organ dan jaringan kita.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Perubahan darah gurita dan cumi-cumi

Besi mengikat oksigen, yang menyebabkan perubahan warna darah menjadi merah. Hemoglobin adalah metode transportasi oksigen yang sangat efisien, dibandingkan dengan metode lain yang diamati di alam.

Namun, 600 juta tahun yang lalu, ini mungkin tidak terjadi pada darah manusia.

Salah satu poin yang berbeda bisa jadi adalah protein dalam darah kita yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen.

Sementara gurita, cumi-cumi, dan sejumlah invertebata lainnya menggunakan protein hemosianin yang bergantung pada tembaga sebagai pengikat pilihan.

Baca juga: Selain Arwana, Ini 5 Ikan Akuarium Termahal di Dunia

Ketika tembaga mengikat oksigen, perubahan warna terjadi dan menghasilkan warna biru darah mereka.

Hemosianin memainkan peran penting dalam adaptasi cumi-cumi dan gurita terhadap lingkungan mereka. Banyak cumi-cumi dan gurita hidup di dekat dasar laut, seringkali pada suhu ekstrem atau Arktik.

Pada suhu seperti itu, oksigen mengikat lebih erat ke protein. Jika oksigen ini tidak dapat dipisahkan dan dikirim ke jaringan dan sistem organ, organisme akan mati lemas.

Untungnya, makhluk laut ini dapat mengubah konsentrasi hemosianin dalam darah mereka (sebanyak 40 persen di seluruh spesies) untuk mengimbangi dan memastikan kelangsungan hidup di perairan kutub.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Mendadak Mati hingga Ikan Berlompatan di Pinggir Pantai, Ada Apa?

Evolusi Cumi-cumi dan Gurita

Meskipun analisis darah dan evolusi sederhana dapat menjelaskan perbedaan warna, tapi mengapa gurita tidak berevolusi untuk hidup di perairan yang lebih hangat?

Gurita memiliki rentang hidup yang relatif pendek dan kurangnya kemampuan untuk bermigrasi jarak yang jauh.

Ini sebagian besar disebabkan oleh perkawinan, gaya hidup, dan mobilitas mereka.

Baca juga: Viral, Video Ikan Cupang Terkena Sisik Nanas, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengobatinya?

Merangkak melintasi dasar laut bukanlah cara tercepat untuk bergerak, dan dengan umur rata-rata 5-15 tahun.

Dengan kata lain, mereka harus berevolusi untuk menghadapi habitat pilihan mereka.

Tinggal di dekat ventilasi termal super panas dan perairan Arktik pada saat yang sama berarti bahwa gurita membutuhkan fleksibilitas dalam termoregulasi dan transportasi oksigen mereka.

Baca juga: Selain Cupang, Berikut Jenis Ikan Hias yang Sedang Naik Daun

Bukan satu-satunya

Hal ini menjadi penyebab hemosianin pilihan yang lebih fleksibel untuk anatomi dan kebutuhan spesifik mereka.

Konsentrasi tembaga juga meningkat di perairan yang lebih dalam, sedangkan konsentrasi besi akhirnya mulai berkurang.

Oleh karena itu, ketersediaan tembaga mungkin telah menyebabkan terhentinya kemajuan evolusi cumi-cumi dan gurita, karena lingkungan mereka menyediakan banyak mineral penting.

Baca juga: Banyak Diminati, Berikut Keistimewaan hingga Sejarah Ikan Cupang di Indonesia

Namun, cumi-cumi dan gurita bukan satu-satunya makhluk berdarah selain merah.

Ada kadal berdarah hijau dari Papua Nugini yang memecah hemoglobin bekas menjadi bagian-bagian penyusunnya.

Ada juga ikan tertentu yang hidup pada suhu ekstrem dan memiliki darah yang benar-benar jernih, tidak memiliki pembawa protein untuk oksigen yang dibawa darah.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Suntik DNA Ikan Salmon yang Dilakukan Krisdayanti

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi