Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] WHO Akui Covid-19 Sama dengan Flu Biasa dan 500.000 Orang di AS Tewas karena Vaksin

Baca di App
Lihat Foto
Akun Facebook
Hoaks! Informasi yang menyebutkan bahwa WHO mengakui Covid-19 adalah flu biasa.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui Covid-19 sama seperti penyakit flu biasa.

Informasi itu juga mengeklaim 500.000 orang di Amerika Serikat meninggal dunia karena menerima vaksin Covid-19.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut adalah hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi yang menyebutkan WHO mengakui Covid-19 sama seperti penyakit flu biasa dan 500.000 orang di AS meninggal dunia karena divaksin dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang dibagikan:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"INNALILLAHI....!! WHO MENGAKUI VIRUS COVID SAMA SEPERTI FLU BIASA, 500.000 ORANG AMERIKA MATI KARENA DIVAKSIN"

Narasi itu juga menyertakan tautan menuju sebuah video berisi pernyataan dari seorang pengacara bernama Reiner Fuellmich.

Dalam video tersebut, Reiner Fuellmich mengeklaim bahwa 500.000 orang tewas di AS karena eksperimen vaksin Covid-19.

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran digital untuk memverifikasi kebenaran klaim-klaim yang disebutkan dalam narasi yang beredar di Facebook.

1. WHO mengakui Covid-19 sama seperti flu biasa

Dari hasil penelusuran di mesin pencari, tidak ditemukan artikel atau pernyataan resmi dari WHO yang menyatakan lembaga itu mengakui Covid-19 sama seperti flu biasa.

Mengutip laman resmi WHO, Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru yang disebut SARS-CoV-2.

WHO pertama kali mengetahui virus baru ini pada 31 Desember 2019, menyusul laporan sekelompok kasus 'virus pneumonia' di Wuhan, Republik Rakyat China.

Melansir Mayo Clinic, flu biasa dan Covid-19 sama-sama disebabkan oleh virus.

Akan tetapi, keduanya memiliki perbedaan, yaitu Covid-19 disebabkan oleh virus corona baru SARS-CoV-2, sedangkan flu biasa umumnya disebabkan oleh rhinovirus.

Gejala Covid-19 umumnya muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar SARS-CoV-2, sedangkan gejala flu biasa muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus penyebab pilek.

Tidak seperti Covid-19, flu biasa secara umum tidak berbahaya. Kebanyakan orang sembuh dari flu biasa dalam tiga sampai 10 hari, meskipun beberapa pilek dapat berlangsung selama dua atau tiga minggu.

2. 500.000 orang di AS tewas karena vaksinasi Covid-19

Klaim 500.000 orang di AS tewas karena divaksin diungkapkan oleh seorang pengacara bernama Reiner Fuellmich.

Dari hasil penelusuran di mesin pencari, Fuellmich diketahui merupakan sosok kontroversial yang kerap membagikan informasi menyesatkan seputar Covid-19.

Fuellmich sebelumnya pernah melontarkan sejumlah klaim, misalnya pandemi Covid-19 merupakan rekayasa dari orang-orang terkaya dunia untuk mengendalikan manusia.

Ia juga pernah melontarkan klaim bahwa pandemi Covid-19 merupakan kepalsuan yang didasarkan pada hasil tes PCR, yang sebenarnya tidak dapat mendeteksi virus.

Kedua klaim Fuellmich itu telah dibantah oleh pemeriksa fakta independen dan kredibel, seperti dalam artikel AFP Fact Check ini dan ini.

Sementara, klaim 500.000 orang di AS meninggal dunia karena divaksinasi merupakan klaim yang tidak berdasar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Melansir data John Hopkins University and Medicine, Sabtu (23/10/2021) pukul 18.00 WIB, total kasus kematian akibat Covid-19 di AS adalah 735.378.

Angka tersebut merupakan jumlah orang yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona penyebab Covid-19, bukan jumlah orang yang meninggal karena divaksin.  

Melansir US News, Jumat (22/10/2021), studi terbaru yang dipublikasikan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) justru menunjukkan tidak ada peningkatan risiko kematian pada orang-orang yang divaksinasi Covid-19.

Studi tersebut menemnukan, orang yang divaksinasi sebenarnya memiliki tingkat kematian non Covid-19 yang lebih rendah daripada orang yang tidak divaksinasi.

Kesimpulan itu diperoleh setelah mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti usia.

Para peneliti melihat data dari sekitar 11 juta orang yang terdaftar di situs pelacakan keamanan vaksin dari Desember 2020 hingga Juli 2021.

Mereka menemukan, tidak ada peningkatan risiko kematian pada penerima vaksin Covid-19.

"Temuan ini memperkuat profil keamanan vaksin COVID-19 yang saat ini disetujui di Amerika Serikat," demikian kesimpulan studi tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim yang menyebutkan WHO mengakui Covid-19 sama dengan flu biasa dan klaim 500.000 orang di AS meninggal duni karena vaksinasi Covid-19 adalah hoaks.

Tidak ditemukan artikel atau pernyataan resmi dari WHO yang menyatakan bahwa Covid-19 sama dengan penyakit flu biasa. WHO tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

Kemudian, klaim 500.000 orang di AS meninggal dunia karena divaksinasi berasal dari sumber yang terbukti memiliki riwayat menyebarkan informasi palsu.

Selain itu, studi terbaru yang dipublikasikan CDC pada Jumat (22/10/2021) justru menemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko kematian pada penerima vaksin Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi