Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 24 Oktober: Jerman Laporkan Kasus Tertinggi Sejak Mei | Singapura Masukkan Vaksin Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ERICSSEN
Warga Singapura terlihat menyantap makan siang mereka di Pusat Makanan Alexandra Village, Sabtu siang (23/10/2021). Singapura menerapkan kembali pembatasan sosial mulai Senin (27/9/2021) untuk menghentikan laju gelombang keenam pandemi Covid-19
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus baru infeksi virus corona masih terus dilaporkan di sejumlah negara.

Sejak teridentifikasi akhir 2019, virus corona penyebab Covid-19 telah menginfeksi ratusan juta orang di dunia dan menyebabkan lebih dari empat juta orang meninggal dunia.

Melansir worldometers, berikut perkembangan kasus virus corona secara global hingga Minggu, 24 Oktober 2021:

Baca juga: Pintu Masuk Kedatangan Internasional Mulai Dibuka, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus baru Jerman tertinggi sejak pertengahan Mei

Jerman mencatat infeksi virus corona tertinggi sejak pertengahan Mei pada Sabtu (23/10/2021).

Kasus baru yang dilaporkan mencapai ambang 100 kasus per 100.000 dalam tujuh hari terakhir yang dulunya menjadi tolok ukur penerapan lockdown secara ketat.

Melansir CNA, Jerman mencatat 86 kematian Covid-19 pada Sabtu, dengan total korban meningkat menjadi 95.077 orang.

Terdapat 15.145 infeksi baru selama 24 jam, meningkat 31 persen selama delapan hari terakhir.

Baca juga: Alur dan Aturan Lengkap Perjalanan Internasional bagi WNI dan WNA

Menteri Kesehatan Jens Spahn mencatat, saat ini Jerman dapat jauh lebih baik mengatasi virus corona dikarenakan vaksinasi, meskipun memakai masker dan pembatasan aktivitas di dalam ruangan untuk orang yang tidak divaksin akan tetap ada sampai musim semi berikutnya.

Tingkat insiden kasus selama tujuh hari hingga Agustus digunakan untuk memutuskan memberlakukan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat.

Tren kenaikan menjadi terlihat hampir di semua kelompok umur selama seminggu terakhir, dan diperkirakan peningkatan jumlah kasus akan bertambah cepat di musim gugur dan musim dingin selanjutnya.

Sekitar 66 persen penduduk Jerman telah divaksinasi, namun diperingatkan kemungkinan adanya gelombang keempat.

Baca juga: Penerbangan Internasional dari Singapura Masih Dilarang, Ini Alasannya

Jerman klasifikasikan Singapura daerah berisiko tinggi

Mulai 24 Oktober, Jerman akan mengklasifikasikan Singapura sebagai daerah berisiko tinggi.

Namun, orang-orang yang divaksinasi penuh terhadap Covid-19 masih dapat melakukan perjalanan ke Jerman tanpa perlu karantina, tapi harus menyelesaikan pendaftaran entri digital sebelum memasuki negara tersebut.

Dituliskan CNA, pendaftaran masuk diperlukan untuk pelancong yang telah mengunjungi area berisiko tinggi atau wilayah varian yang menjadi perhatian dalam 10 hari terakhir.

Wisatawan harus membawa bukti pendaftaran saat masuk ke Jerman.

Baca juga: Naik Pesawat Kini Wajib Tes PCR, Apa Bedanya dengan Antigen?

Anak-anak di bawah 12 tahun yang tidak divaksinasi perlu dikarantina selama lima hari setelah kedatangan.

Jerman merupakan salah satu dari 11 negara, dengan Singapura menetapkan sebagai jalur perjalanan yang divaksinasi.

Wisatawan ke negara-negara ini tidak perlu dikarantina, tapi harus dites negatif untuk Covid-19 dalam tes pra-keberangkatan dan saat kedatangan.

Baca juga: Siap Berdamai dengan Covid-19, Singapura Alami Lonjakan hingga Keluarkan Aturan Pembatasan Sosial

Selain Singapura, empat negara lain yaitu Bulgaria, Kamerun, Kroasia, dan Republik Kongo, ditambahkan ke daftar negara berisiko tinggi.

Pada Jumat (22/10/2021), Singapura melaporkan 3.637 kasus Covid-19 baru dan 14 kematian.

Sebagai tambahan informasi, awal bulan ini Amerika Serikat telah meningkatkan peringatan perjalanan dengan tujuan Singapura ke tingkat risiko tertinggi.

Baca juga: Kata Epidemiolog soal Molnupiravir yang Diklaim Ampuh Obati Covid-19

Singapura masukkan vaksin Sinovac dalam program nasional

Vaksin Sinovac-CoronaVac Covid-19 akan dimasukkan dalam program vaksinasi nasional Singapura.

Hal ini mengikuti keputusan Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) untuk memberikannya otorisasi sementara di bawah Rute Akses Khusus Pandemi (PSAR).

Anjuran penyuntikan vaksin Sinovac adalah dosis kedua 28 hari setelah dosis pertama. Untuk dosis ketiga, sebaiknya disuntikan 90 hari setelah menerima dosis kedua.

 

Orang yang telah menggunakan dua dosis Sinovac akan dianggap divaksinasi penuh selama empat bulan setelah dosis kedua, atau hingga 31 Desember.

Baca juga: WHO Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac, Apa Artinya?

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat, tingkat vaksinasi lokal tinggi, lebih dari 90 persen pada kelompok usia yang memenuhi syarat, terdapat beberapa memilih untuk tidak menggunakan vaksin mRNA.

“Untuk memastikan bahwa setiap orang akan memiliki perlindungan yang cukup baik terhadap Covid-19, kami akan menawarkan tiga dosis seri utama Sinovac-CoronaVac di bawah program vaksinasi nasional kepada yang belum menyelesaikan vaksinsi penuh, termasuk orang yang telah menerima satu atau dua dosis Sinovac sebelumnya,” ujar MOH seperti dikutip dari CNA, Minggu (24/10/2021).

Baca juga: 10 Daerah di Indonesia dengan Angka Vaksinasi Covid-19 Terendah

Pedoman vaksin Sinovac

Departemen Kesehatan Singapura menetapkan pedoman sebagai berikut:

  • Orang yang hanya menerima satu atau dua dosis vaksin Sinovac sangat dianjurkan menyelesaikan tiga dosis untuk perlindungan yang lebih optimal.
  • Orang yang tidak dapat mengambil dosis vaksin mRNA karena alasan medis, harus menerima tiga dosis vaksin Sinovac.
  • Orang yang memulai dengan vaksin mRNA tapi mengembangkan reaksi alergi merugikan yang parah setelah dosis pertama, harus melakukan dua dosis Sinovac. Jika reaksi alergi terjadi setelah dosis mRNA kedua, maka harus mengambil lagi satu dosis Sinovac sebagai suntikan booster ketika memenuhi syarat untuk menerimanya.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Syarat Vaksin dan Tes PCR untuk SKD CPNS 2021

Vaksin Sinovac juga tidak akan ditawarkan sebagai booster bagi yang telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak mengembangkan alergi atau reaksi merugikan yang parah.

Untuk kelompok tersebut, dosis ketiga vaksin mRNA akan ditawarkan sebagai booster.

Vaksin Sinovac belum disetujui untuk penggunaan umum bagi usia 12-17 tahun.

Kendati begitu, kelompok usia tersebut yang secara medis tidak memenuhi syarat menyelesaikan dua dosis penuh vaksin mRNA Pfizer-BioNTech/Comirnaty, akan ditawarkan seri tiga dosis utama menggunakan Sinovac-CoronaVac di bawah program kesehatan masyarakat khusus.

Orang-orang tersebut akan dimonitor secara ketat oleh tenaga medis terlatih, di bawah program kesehatan masyarakat, mengingat penggunaan vaksin Sinovac pada orang di bawah usia 18 tahun tidak termasuk dalam izin sementara PSAR HSA.

Otoritas kesehatan akan menghubungi orang yang memenuhi syarat dalam kelompok tersebut, memberikan informasi dapat menerima vaksin dengan aman.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tiga Vaksin Covid-19 yang Hanya Butuh Satu Kali Suntikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi