Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Dokter Nasional dan Tantangan Para Dokter di Indonesia...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi Dokter
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari Dokter Nasional diperingati pada hari ini, 24 Oktober 2021.

Peringatan Hari Dokter Nasional tahun ini merupakan kali kedua diperingati pada masa pandemi virus corona.

Pada masa pandemi ini, dokter dan tenaga medis memegang peranan paling penting dalam penanganan pasien yang terpapar Covid-19.

Tantangan dokter di Indonesia

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, dalam rangka Hari Dokter Nasional, IDI berharap semua dokter di Indonesia berkomitmen pada pengabdian terhadap kemanusiaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Diharapkan semua dokter Indonesia untuk tetap komitmen berpegang teguh pada jati dirinya sebagai pengabdi kepada kemanusiaan dan sebagai pejuang kebangsaan sejak lahirnya," ujar Daeng saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/10/2021).

Tantangan saat ini, lanjut dia, banyaknya daerah terpencil yang belum mendapatkan pelayanan dokter. Menurut dia, dokter-dokter di daerah terpencil merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan.

"Tindakan ini masih perlu diperhatikan baik kesejahteraannya, keamanan, dan keselamatannya," lanjut dia. 

 

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, ada dua hal yang saat ini dihadapi profesi dokter di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dua hal itu adalah tantangan dan keterbatasan.

Untuk tantangan, Adib mengatakan, saat ini dokter tengah menghadapi permasalahan kesehatan yang semakin kompleks.

"Disrupsi pelayanan kesehatan yang diakibatkan krisis paska pandemi, transformasi digital, liberalisasi jasa kesehatan," ujar Adib saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Minggu (24/10/2021).

Sementara, terkait keterbatasan, baik internal dan eksternal, IDI diharapkan bisa mempersiapkan organisasi dan anggotanya serta akselerasi regulasi dari pemerintah yang harus dioptimalkan.

Ia berharap, ada peningkatan sense of urgency para anggota IDI dan tranformasi organisasi profesi.

Selain itu, diharapkan adanya upaya-upaya seperti Reevaluate value, Reconnect, Rebuild business program, dan Reimagine yang berkesinambungan.

"Dalam hal ini, IDI melakukan upaya internal yaitu Reavaluate value (teknologi digital disuntikkan dalam setiap aktivitas organisasi untuk meningkatkan value/manfaat besar bagi anggota)," ujar Adib.

Upaya Reconnect dilakukan dengan semua stakeholder termasuk memposisikan menjadi mitra strategis pemerintah.

Untuk Rebuild business, terkait program organisasi menuju kemandirian organisasi.

Sedangkan Reimagine diperlukan untuk memperkokoh branding yakni branding identitas dan branding image.

Sejarah Hari Dokter Nasional

Diberitakan Kompas.com, Minggu (24/10/2021), Hari Dokter Nasional pertama kali disepakati saat Muktamar IDI yang terselenggara di Ujung Pandang pada 22-27 Oktober 1994.

Ketua IDI saat itu, Agus Purwadianto, menegaskan, Muktamar memutuskan peringatan Hari Dokter Nasional setiap 24 Oktober.

Dicetuskannya Hari Dokter Nasional ini juga bertepatan dengan berdirinya IDI yang dinilai sebagai organisasi profesi kedokteran di mana para pemimpin dan anggotanya hanya dokter Indonesia dan tidak ada lagi dokter asing (Belanda).

Menurut Agus, para dokter telah mencetak prestasi dalam kurun waktu penjajahan, kemerdekaan, maupun di era pembangunan. Oleh karena itu,pencetusan Hari Dokter Nasional bukan sesuatu yang berlebihan.

Saat dibentuk, organisasi ini telah disebar ke berbagai karisidenan, dan muncullah istilah dokabu (dokter kabupaten), digunakan untuk penyebutan bagi dokter yang mengabdi di daerah.

Hari Dokter Nasional menjadi bukti bahwa profesi dokter merupakan profesi mulia dan sekaligus menjadi sarana bagi kelompok profesi ini untuk menjaga tradisi kemuliaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi