Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona Varian Delta AY.4.2

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi covid varian delta. Kasus infeksi Covid-19 Subvarian Delta, varian virus corona keturunan varian Delta. Disebut AY.4.2 atau dikenal juga sebagai varian Delta Plus.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Mutasi virus corona terus bermunculan. Saat ini pemerintah tengah memonitor dan mewaspadai varian Corona AY.4.2 yang sedang berkembang di Inggris.

Meski disebutkan belum masuk ke Indonesia, varian Corona AY.4.2 tersebut berkontribusi dalam lonjakan kasus Covid-19 di Inggris sejak Juli hingga Oktober.

"Saat ini varian tersebut masih terus meningkat," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (25/10/2021).

Budi mengatakan, pihaknya terus memonitor dan mewaspadai varian Corona AY.4.2. Bahkan juga memantau kabupaten/kota di Indonesia dalam kurun waktu 4 pekan terakhir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasilnya, tercatat 105 kabupaten/kota mengalami peningkatan kasus.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal virus corona varian Delta AY.4.2:

1. Terdeteksi di Inggris

Dikutip dari Medical News Today, 21 Oktober 2021, Badan Keamanan Kesehatan Inggris melaporkan ditemukannya subtipe baru dari varian Delta, yang disebut AY.4.2.

Subvarian ini menyebar di Inggris telah menimbulkan kekhawatiran.

Varian tersebut menyumbang 6 persen dari semua sekuens genetik SARS-CoV-2 per Minggu, 27 September 2021.

Selama 28 hari terakhir, Inggris telah mencatat jumlah kasus harian tertinggi dibanding negara lain, peringkat kedua setelah Amerika Serikat.

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

2. Keturunan varian Delta

Varian AY.4.2 merupakan keturunan atau subvarian dari varian Delta merupakan varian paling dominan di Inggris.

Subvarian ini dibedakan oleh dua mutasi pada protein lonjakannya, yang disebut Y145H dan A222V. Namun, tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor.

Ini menunjukkan bahwa mutasi tidak mungkin menyebabkan peningkatan besar dalam penularan atau membantu virus menghindari sistem kekebalan.

AY.4.2 tidak dapat mendorong peningkatan jumlah kasus yang terjadi baru-baru ini di Inggris.

Dengan kata lain, kemunculan AY.4.2 tidak sebanding dengan infeksi varian Alpha atau Delta, dalam hal peningkatan transmisibilitas.

Baca juga: INFOGRAFIK: Gejala Virus Corona Varian Alpha, Beta, dan Delta

3. Masa inkubasi lebih singkat

Dilansir dari Healthline, 21 Oktober 2021, data menunjukkan AY.4.2 bisa 10 persen lebih menular daripada varian Delta yang paling umum di Inggris.

Direktur di University College London Genetics Institute, Francois Balloux melalui Twitternya mengatakan, jika varian baru 10 persen lebih mudah menular dan memiliki frekuensi 10 persen dalam populasi, ini sama dengan hanya 1 persen lebih banyak kasus setiap 5 hari.

Namun, para ahli mengatakan bahwa lebih menular tidak selalu berarti lebih mengkhawatirkan.

“Nah, menular bukan berarti lebih berbahaya. Bukan berarti lebih ganas,” kata Dr. Len Horovitz, spesialis penyakit dalam dan paru di Lenox Hill Hospital di New York.

Baca juga: 4 Fakta Mutasi Varian R.1, Apa Saja?

Varian AY.4.2 tidak lebih menular, tetapi bisa menyebar dengan cepat.

Artinya, masa inkubasi virus lebih pendek, sehingga dapat menular lebih cepat dan lebih mudah menyebar daripada yang membutuhkan inkubasi lebih lama.

“Penularan tidak sama dengan virulensi. Jadi kami tidak tahu apakah kasus ini akan lebih serius,” tegasnya.

Baca juga: Strain B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

4. Efektivitas vaksin

Para ahli mengatakan bahwa meski varian AY.4.2 lebih menular tidak berarti lebih berbahaya.

Adapun vaksin saat ini sangat efektif melawan varian yang beredar saat ini.

Dokter dan Direktur Global Health, Northwell Health di New York Cioe Pena mengatakan bahwa memvaksinasi setiap orang dewasa lebih penting daripada booster.

Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui soal Vaksin Booster, Saat Ini Hanya untuk Nakes

 

Semakin distribusi dan suntikan vaksin diberikan secara luas kepada masyarakat dunia, semakin kecil kemungkinan munculnya varian baru.

“Vaksinasi anak usia 5 hingga 11 tahun juga akan banyak membantu, tetapi kuncinya adalah memvaksinasi orang dewasa yang belum menerima satu dosis vaksin,” kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa memvaksinasi semua orang adalah cara terbaik untuk melindungi dari Covid-19, dan tanpa vaksinasi universal, pandemi tidak akan berakhir.

Baca juga: UPDATE Corona Global 26 Oktober: Rusia Catatkan Rekor Kasus Harian | Gelombang Baru Covid-19 di China Meluas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi