Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongres Pemuda 27 Oktober 1928, Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Baca di App
Lihat Foto
Repro/Kompas/Dudy Sudibyo
Repro: Foto memperlihatkan suasana Kongres Pemuda II di Batavia pada 1928
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hari ini 93 tahun lalu, tepatnya 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dimulai. Dari kongres itu lahirlah Sumpah Pemuda.

Momentum Sumpah Pemuda menjadi salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia menuju Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Sebab, saat itu Indonesia masih terpecah belah sehingga para pemuda belum memahami arah perjuanganmenuju Kemerdekaan Indonesia. Persatuan itu kemudian ditandai dengan momentum Sumpah Pemuda.

Baca juga: Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 dan Cara Membuatnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Sumpah Pemuda

Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah.

Di berbagai wilayah, pemuda Indonesia mulai membentuk perkumpulan dan menentang penjajah.

Kemudian pada 1928, rasa kebangsaan Indonesia dan persatuan Indonesia mulai menjadi cermin dari rasa bangga, rasa memiliki cita-cita tinggi untuk Indonesia merdeka.

Kongres Pemuda II mempunyai nama lain Kongres Indonesia Muda kedua. Pelaksanaannya dua hari, yaitu dimulai dari 27 Oktober hingga 28 Oktober 1928.

Kongres itu diadakan oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).

Melansir Kompas.com, 8 Februari 2021, atas inisiatif PPPI, Kongres Pemuda II dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), pada Sabtu, 27 Oktober 1928.

Baca juga: 92 Tahun Sejarah dan Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

 

Faktor pemerkuat Persatuan Indonesia

Dalam rapat tersebut, Mohammad Yamin menguraikan tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Menurut Yamin ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Dikutip Kompas.com, 28 Oktober 2019, saat kongres berlangsung, Mohammad Yamin menuliskan gagasan Sumpah Pemuda dalam sebuah kertas.

Kertas itu lalu dia sodorkan pada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu adalah ketua kongres.

"Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003).

Baca juga: Mohammad Yamin, Salah Satu Sosok Penting di Balik Sumpah Pemuda

Rapat Kongres Pemuda 1928

Kemudian rapat kedua berlangsung pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.

Hasil rapat itu, anak-anak Indonesia harus mendapat pengetahuan kebangsaan, harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah, serta anak-anak diwajibkan dididik secara demokratis.

Lalu rapat ketiga terjadi pada hari yang sama dengan rapat kedua. Hanya saja pada sesi berikutnya berpindah ke gedung Indonesische Clubhuis Kramat.

Pada rapat ketiga dijelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kongres Pemuda dan Lahirnya Sumpah Pemuda

Isi teks Sumpah Pemuda

Dalam kongres terakhir ini sekaligus diumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan tersebut diucapkan sebagai sumpah setia, Sumpah Pemuda.

Isi teks Sumpah Pemuda berbunyi sebagai berikut:

  1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonsia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indoensia.

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Lahirnya Sumpah Pemuda

(Sumber: Kompas.com/Serafica Gischa | Editor: Serafica Gischa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi