Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Cuaca Panas di Sejumlah Daerah di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi cuaca panas, heat stroke
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengaku wilayahnya mengalami suhu panas pada Rabu (27/10/2021) siang.

Suhu panas itu di antaranya terjadi di wilayah Semarang, Jawa Timur, hingga Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Hal itu dituliskan mereka pada akun Twitternya.

"Panas bgt semarang," tulis akun Twitter @shepiaaa_.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jawa timur lagi tidak baik² saja, panas e ga iso disetel karo kipas angin opo AC, ngalah²i kobong e ati lur..," tulis akun Twitter @NovietaSuyoso.

"BANJARMASIN PANAS BGT. PENGEN MELELEH," tulis akun Twitter @alzaapie.

Baca juga: Indonesia Disebut Alami Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Penyebab suhu panas di sejumlah daerah di Indonesia

Kepala Sub koordinator Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan bahwa di Indonesia sedang mengalami kondisi suhu panas harian.

"Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu Matahari berada di sekitar ekuatorial," ujar Ida saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Ia menjelaskan, pada akhir Oktober 2021, posisi semu Matahari sudah berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) di sekitar 12° 52' LS.

"Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa di wilayah Indonesia selatan ekuator akan memasuki periode musim hujan," lanjut dia.

Baca juga: Suhu Dingin di Sejumlah Daerah di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG

Bukan terjadi gelombang panas atau heatwave

Lebih lanjut Ida mengatakan, secara geografis wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi.

Menurut dia, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat.

Oleh karena itu, dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan Gelombang Panas atau Heatwave.

Baca juga: Fenomena Embun Es Kembali Terjadi di Dieng, Suhu Minus 1 Derajat Celsius

Suhu capai 37.1 derajat Celsius dan masih normal

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terjadi pada Senin, 26 Oktober 2021.

"Saat itu tercatat suhu maksimum berkisar antara 30.0-37.1 derajat Celsius dengan suhu maksimun 37.1 derajat Celsius tercatat di Surabaya dan 35.4 derajat Celsius di Sentani Papua," kata Ida.

Sedangkan di Jawa Timur, suhu yang tercatat yakni 37.1 derajat Celsius, Semarang 34.4 sampai 34.6 derajat Celsius, Kalimantan 29 sampai 33 derajat Celsius dan Ciputat 35 derajat Celsius.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Angka ini diperoleh dari pengukuran stasiun perak II, maritim perak.

Meski begitu, Ida menyampaikan, besaran suhu yang tercatat masih tergolong normal.

"Kondisi suhu maksimum dengan kisaran tersebut masih berada kondisi normal, di mana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau tingkat perawanan di suatu wilayah," ucap dia.

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

Faktor penyebab suhu panas di Indonesia

Di sisi lain, Ida mengatakan, secara spesifik terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kondisi suhu yang panas di Indonesia.

Berikut rinciannya:

  • Posisi semu Matahari yang saat ini berada di BBS pada lintang 12° 52' LS, yang kemudian menjadi salah satu pemicu peningkatan suhu udara di Indonesia bagian selatan ekuator, misalnya Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
  • Suhu muka laut yang cukup hangat teramati di perairan Indonesia yang menyebabkan peningkatan kandungan uap di atmosfer, dan selanjutnya berdampak pada rasa berkeringat (udara permukaan terasa lembab) bagi masyarakat.

Baca juga: Analisis BMKG soal Banjir Jakarta, dari Penyebab hingga Fenomena La Nina

Untuk keberlangsungannya, Ida menjelaskan bahwa kondisi suhu panas ini tidak dapat dipastikan akan berlangsung sampai kapan.

Sebab, variasi suhu di Indonesia bukanlah bulanan tapi harian, berbeda dengan di daerah lintang tinggi.

"Tentu saja tiap wilayah di Indonesia memiliki kondisi variasi suhu yang berbeda," ujar Ida.

Baca juga: Joe Biden Sebut Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi, Ini Kata Ahli Hidrologi

Namun secara teori, sinar Matahari yang maksimal memberikan dampak terhadap peningkatan hujan di Indonesia.

Secara spesifik untuk wilayah Indonesia bagian Selatan (Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara) akan mengalami suhu yang relatif panas saat matahari berada di selatan equator (bulan Oktober-Febaruari).

Kemudian, suhu akan mengalami penurunan jika terjadi perawanan tinggi, khususnya jika terjadi hujan.

Baca juga: 5 Cara Memantau Kondisi Banjir di Jakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi