Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Tes PCR untuk Semua Moda Transportasi, Ini Saran Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi tes PCR dan CT value
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah mewacanakan pemberlakukan kewajiban tes polymerase chain reaction (PCR) untuk semua penumpang moda transportasi.

Sejauh ini, hanya pelaku perjalanan udara yang diwajibkan membawa hasil negatif tes PCR.

Rencana tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (25/10/2021).

"Secara bertahap penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Nataru," kata Luhut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rincian Tarif Terbaru Tes PCR dan Antigen

Efektifkah kebijakan ini untuk menekan mobilitas pada libur Natal dan Tahun Baru?

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, penggunaan tes PCR dalam konteks strategis kesehatan masyarakat (public health) kurang tepat.

Menurut dia, tes PCR idealnya digunakan untuk diagnostik atau mengonfirmasi kasus Covid-19.

"Bukan masalah efiktivitasnya, tapi secara cost effective dan kontinyuitas strategi tes bukan pilihan terbaik untuk saat ini," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/10/2021).

Jika dipaksakan, lanjut Dicky, penggunaan tes PCR pada semua moda transportasi itu justru akan memberatkan publik sehingga menimbulkan masalah baru.

Dicky mengatakan, tidak semua masyarakat mampu membayar harga tes PCR, meski sudah diturunkan.

Kini, pemerintah menetapkan tarif tes PCR di Pulau Jawa-Bali maksimal Rp 275.000 dan di daerah lain Rp 300.000.

"Artinya, pilihlah strategi testing untuk kesehatan masyarakat. Selain efektif, juga cost effective dalam konteks indonesia," jelas dia.

Baca juga: Lakukan Ini jika Ada yang Pasang Tarif Tes PCR di Atas Rp 275.000 atau Rp 300.000

"Posisi PCR tetap ada sebagai konfirmasi terhadap diagnostik, karena kita bukan negara yang memiliki resourcing yang banyak untuk itu," kata Dicky.

Sarankan antigen

Oleh karena itu, Dicky merekomendasikan penggunaan rapid test antigen karena memiliki efektivitas hingga 97 persen.

Ia mengatakan, testing dengan tujuan kesehatan masyarakat berarti memastikan orang yang membawa Covid-19 bisa terdeteksi dengan cepat agar tidak menularkan ke orang lain.

"Nah tujuan seperti ini untuk strategi public health, rapid test antigen sudah bisa. Itu sudah 97 persen efektivitasnya," ujar Dicky.

Selain lebih terjangkau, penggunaan tes antigen juga lebih cepat mendeteksi Covid-19 sehingga bisa segera dilakukan tindakan selanjutnya.

Baca juga: Ketika Harga PCR Lebih Mahal dari Harga Tiket Pesawat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tarif Rapid Tes Antigen Turun Harga

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi