Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akademisi
Bergabung sejak: 7 Okt 2019

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Menilik Peran Pemuda dalam Arah Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Diorama Kongres Pemuda II di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, DKI Jakarta DOK. museumsumpahpemuda.kemendibud.go.id
Editor: Heru Margianto

MASA depan, harapan, dan perubahan adalah beberapa dari banyak kata kunci yang selalu dikaitkan dengan generasi muda.

Kehadiran mereka pun selalu dimaknai sebagai penyambung suara dan hati nurani rakyat untuk mendapatkan keadilan.

Beberapa catatan penting dalam sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia telah menuliskan peran penting dan keterlibatan mereka dalam mengubah arah sejarah, mulai dari masa kolonial, proklamasi kemerdekaan, masa revolusi, hingga gerakan reformasi untuk menggulingkan rezim otoriter Orde Baru pada tahun 1998.

Pemuda sebagai agen perubahan 

Sejak tahun 1900-an, kelompok muda nusantara telah tampil sebagai pelopor dalam memperjuangkan perubahan dan keluar dari belenggu penjajahan Belanda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasrat untuk merdeka mulanya terinspirasi dari berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di negara lain, seperti kemenangan Jepang melawan Rusia (1904-1905) (Astuti et al) dan keberhasilan gerakan kelompok muda Turki dalam melawan kekuasaan absolut pada 1908.

Dua peristiwa ini membangkitkan semangat nasionalisme di Asia, termasuk Indonesia, yang akhirnya menginspirasi sejumlah kelompok muda nusantara dari sekolah kedokteran Stovia untuk membentuk organisasi modern bernama Boedi Oetomo pada tanggal 2 Mei 1908.

Saat itu, kesadaran untuk berorganisasi yang ditularkan oleh Boedi Oetomo menyebar dengan cepat hingga kemudian membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan pelajar dan mahasiswa Hindia di negeri Belanda yang tergabung dalam organisasi Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia dan mulai memikirkan masa depan Indonesia.

Terinspirasi dari Boedi Oetomo, pada 1921 Muhammad Hatta kemudian membentuk organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) dan kian lantang menyuarakan pentingnya semangat kebangsaan dan kemerdekaan melalui berbagai tulisan di surat kabar.

Dari sini kemudian muncul berbagai organisasi kelompok muda serupa yang membawa semangat etnonasionalisme dan kedaerahan masing-masing dan terdorong oleh visi dan semangat kebangsaan yang sama seperti Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Celebes dan masih banyak lagi.

Hingga akhirnya terjadi peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, sebuah kongres yang diselenggarakan di Jakarta oleh para pelajar Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa dari seluruh wilayah nusantara (Andi Suwirta, 2015).

Tujuan dari kongres ini adalah membangun tekad, semangat kebangsaan, dan cita-cita untuk lepas dari belenggu penjajahan dan menjadi bangsa yang merdeka.

Dari kongres tersebut lahirlah ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi:

Kami putra dan putri Indonesia:
(1) mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia;
(2) mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Ikrar ini sekaligus menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan sekaligus merupakan kristalisasi semangat kebangsaan untuk merealisasikan cita-cita berdirinya negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di masa ini Soekarno menjadi salah satu tokoh muda yang paling lantang dan aktif menyuarakan pentingnya kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia. Semangat kemerdekaannya bersama tokoh muda lainnya tidak pernah surut hingga kekuasaan Belanda dan Jepang berakhir.

Kemudian, ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, sejumlah tokoh-tokoh muda terus tampil menjadi katalisator proklamasi kemerdekaan.

Hingga akhirnya pada 17 Agustus 1945, atas desakan kelompok muda, Soekarno yang juga terinspirasi dari Sumpah Pemuda memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Secara garis besar dapat juga disimpulkan bahwa semangat nasionalisme di Indonesia secara formal bermula dari lahirnya organisasi Boedi Oetomo dan Sumpah Pemuda yang secara sederhana dapat dimaknai bahwa saat itu bangsa Indonesia merupakan suatu imagined community/komunitas yang terbayangkan (Ben Anderson, 1983) dan sedang berproses untuk merancang masa depannya.

Perjuangan pemuda setelah kemerdekaan

Layaknya perjuangan menuntut keadilan yang tidak pernah ada habisnya, kaum muda Indonesia terus hadir ketika terjadi ketidakberesan sosial dan kesewang-wenangan yang dilakukan oleh kelompok penguasa terhadap rakyatnya di berbagai lintas zaman.

Setiap rezim penguasa seakan tidak luput dari kesalahan, dan di sinilah sejak dulu kelompok muda dengan idealisme, keberanian, serta pemikirannya yang kritis selalu lantang menyuarakan kebenaran dan keadilan untuk memberontak terhadap kemapanan dengan tujuan meluruskan hal-hal yang dianggap bengkok.

Salah satu contohnya adalah momen reformasi pada Mei 1998. Kritik keras kelompok intelektual muda dari berbagai wilayah Indonesia berhasil menggulingkan kepemimpinan rezim Orde Baru yang dinilai totaliter, bertangan besi dan membungkam demokrasi.

Dari sini kita dapat lagi menyimpulkan bahwa peran kelompok muda tidak bisa dianggap sepele karena sejarah mencatat bahwa setiap gerakan kelompok muda dalam menentang segala bentuk kejahatan dan ketidakadilan sosial selalu berakhir dengan perubahan.

Pemuda dan masa depan Indonesia

Sederet peristiwa sejarah Indonesia di masa lalu yang mencatat peran penting dan keterlibatan pemuda sebagai agen perubahan demi Indonesia yang lebih baik harus terus dimaknai sebagai perjuangan yang tidak akan pernah selesai.

Perjuangan kelompok muda di masa lalu adalah meraih kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan dan melawan rezim pemerintahan yang totaliter.

Nah, peran mereka di era reformasi adalah melanjutkan perjuangan dengan sekuat tenaga membangun semangat nasionalisme untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia dari segala bentuk kekuatan yang berpotensi memecah belah kedaualatan bangsa.

Tidak hanya itu. Perjuangan juga bisa dilakukan dengan terus menorehkan prestasi di berbagai bidang serta memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat Indonesia.

Yang terpenting lagi, natur generasi muda yang identik dengan idealisme, nasionalisme, agen perubahan, kritik, keraguan terhadap yang mapan, penyambung suara rakyat harus selalu tumbuh subur dalam jiwa mereka karena.

Natur seperti itulah yang akan selalu membuat mereka menjadi polisi moral di garda terdepan bilamana terjadi kezaliman yang dilakukan oleh rezim penguasa terhadap rakyat.

Oleh karena itu, wacana sejarah dan memori kolektif bangsa masa lalu yang melibatkan tokoh-tokoh penting kaum muda dalam berbagai peristiwa sejarah beserta perubahan-perubahan yang dilakukannya juga harus terus digulirkan.

Ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mengingatkan kelompok muda Indonesia tentang pentingnya idealisme dan kehadiran mereka sebagai harapan yang membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Karena sesungguhnya, seperti apa yang disuarakan oleh Tan Malaka, "idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda."

Maka itu, teruslah tumbuh generasi muda yang cerdas, nasionalis, kritis, dan humanis.

Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 untuk seluruh pemuda Indonesia. Selamat berjuang melanjutkan cita-cita luhur bangsa.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi