Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengusir Kodok yang Berisik dari Pekarangan Rumah

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Samuel Giacomelli
Jika populasinya meledak, kodok di pekarangan rumah bisa menyebabkan polusi suara.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beberapa orang menyukai suara kodok di malam hari, namun beberapa lagi tak menyukainya lantaran dinilai terlalu berisik dan menganggu sunyi malam.

Kodok biasa merapat di pekarangan yang memiliki kolam air cukup luas. Ia akan berkembang biak di sana dan memiliki populasi yang meningkat pesat dari hari ke hari.

Tentu saja, bagi yang tak begitu menyukai suara kodok, hal ini sangat menganggu. Karena gangguan suara yang ada akan meningkat seiring meningkatnya populasi kodok.

Nah untuk menyingkirkan kodok dari pekarangan rumah, Anda harus melakukan beberapa langkah berikut ini: 

Baca juga: Jangan Bunuh Cicak, Ini 4 Bahan Alami untuk Mengusirnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Kenali spesies kodok atau katak yang ada

Langkah ini untuk mengenali apakah spesies kodok yang ada di pekarangan Anda termasuk spesies yang dilindungi atau tidak.

Jika tidak termasuk spesies yang dilindungi, maka Anda bebas untuk mengusirnya pergi dari habitat yang ada di pekarangan Anda.

2. Bersihkan pekarangan

Langkah kedua, bersihkan pekarangan agar tak menjadi lingkungan yang disukai oleh para kodok.

Melansir dari laman Dengarden, kodok adalah hewan yang hidup di dua alam, di darat dan di air.

Ketika populasi kodok di pekarangan meningkat, keringkan dulu kolam yang ada di dekat rumah selama beberapa minggu. Hal ini bisa membuat kodok pergi dan mencari habitat lain untuk hidup.

Pangkas pula rumput-rumput yang rimbun di dekat kolam ikan, mengingat kodok suka bersembunyi di dalamnya.

Langkah berikutnya, Anda bisa meletakkan mainan ular dari plastik di dekat kolam ikan. Cara ini diyakini bisa menakuti kodok untuk mendekati kolam.

Baca juga: Demi Menjaga Telurnya, Katak Jantan Ajak Betina Bersembunyi Saat Kawin

3. Singkirkan sumber makanannya

Selain mencari habitat yang cocok dengan cara hidupnya, katak juga betah berlama-lama di suatu pekarangan karena tempat tersebut menyediakan stok makanan sangat banyak.

Jadi agar kodok pergi, singkirkan segala sesuatu yang bisa menjadi sumber makanan mereka.

Cara pertama adalah dengan mematikan lampu di dekat kolam. lampu yang berpendar bisa mengundang serangga, dan serangga adalah makanan sehari-hari kodok.

Cara kedua, gunakan pestisida untuk membunuh serangga yang banyak menginvasi pekarangan dan menjadi sumber makanan kodok.

Terakhir, singkirkan pula makanan anjing dan kucing dari pekarangan. Kodok terkadang suka memakan makanan binatang domestik ini.

Baca juga: Spesies Baru Kodok dari Ekuador Dinamai Led Zeppelin, Mirip Band Rock

4. Cegah kodok bereproduksi

Agar populasi kodok tak makin bertambah banyak, cegah rantai reproduksi milik mereka. 

Sebelum mengosongkan kolam, ambil telur katak dan berudu yang berenang di dalam kolam. Jaring dan letakkan di tanah kering.

Berudu dan telur katak yang berbentuk jelly akan mudah mati jika tidak berada di dalam air.

5. Tangkap dan pindahkan habitatnya

Daripada membunuhnya, Anda bisa menangkap katak dan memindahkan habitatnya di persawahan atau perkebunan di dekat rumah Anda.

Ingat, letakkan kodok di tempat yang dekat dengan sumber air agar mereka bisa terus hidup dan tak mati karena dehidrasi.

Baca juga: Hati-hati, Tanaman Ini Bisa Menarik Perhatian Ular

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi