Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Diskursus Masuk Surga atau Neraka

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY.COM/ TUMISU
Ilustrasi surga.
Editor: Heru Margianto

SAYA seorang umat jelata Nasrani bersahabat dengan seorang pendeta yang memiliki keimanan Nasrani sempurna Alkitabiah.

Kami berdua kerap berdebat tentang agama secara leluasa sebab kebetulan seagama. Agar terkesan lebih keren maka kami sebut debat kami berdua sebagai diskursus.

Setelah berduka atas wafatnya Gus Dur, saya bertanya kepada sahabat saya yang pendeta Nasrani mengenai apakah arwah Gus Dur masuk surga.

Setelah terdiam beberapa saat, dengan berat hati sahabat saya menegaskan bahwa meski Gus Dur orang baik namun arwah beliau tidak bisa masuk surga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentu saja saya merasa kecewa sebab saya sangat ingin Gus Dur masuk surga. Maka saya lanjut bertanya kenapa sahabat saya tega untuk merasa yakin bahwa Gus Dur tidak bisa masuk surga padahal jelas Gus Dur orang baik sebab terbukti gigih berjuang merukunkan para umat beragama mau pun menghapus diskriminasi ras di persada Nusantara.

Sambil tersenyum ramah sahabat saya yang pendeta Nasrani menegaskan, secara religius telah tersurat secara hitam di atas putih di dalam Alkitab bahwa hanya terbatas mereka yang percaya kepada Yesus Kristus yang boleh masuk surga.

Maka dengan perasaan makin kecewa saya mengambil kesimpulan bahwa jika arwah Gus Dur tidak bisa masuk surga berarti secara logika dapat disimpulkan bahwa arwah Gus Dur terpaksa masuk neraka.

Sambil masih tersenyum ramah sahabat saya yang pendeta Nasrani itu tidak menjawab demi tidak meladeni kesimpulan saya yang rada-rada bernuansa reductio ad absurdum.

Sambil tidak tersenyum ramah saya nyeletuk, “Kalau begitu saya memilih masuk neraka saja!”

Sahabat saya terkejut maka bertanya, “Loh kenapa kamu malah pilih masuk neraka?”

langsung saya jawab, “Lebih baik saya masuk neraka agar arwah saya bisa bersama Gus Dur yang menyenangkan sehingga neraka terasa surga.”

Sahabat saya makin heran maka bertanya, “ Lalu kenapa kamu tidak mau masuk surga?”.

Dengan ketus saya menjawab, “Arwahku enggak mau kumpul sama arwahmu yang menjengkelkan sehingga surga terasa neraka!”

Sejak perdebatan masuk surga atau neraka itu persahabatan saya dengan sahabat saya yang pendeta itu menjadi tidak terlalu akrab.

Naga-naganya teman saya merasa tersinggung akibat saya lebih memilih masuk neraka agar arwah saya bisa bergabung dengan arwah Gus Dur ketimbang bersama arwah teman saya itu masuk surga.

Secara alasanologis sepenuhnya saya dapat memahami alasan teman saya tidak suka saya. Meski berdebat sangat sengit soal masuk surga atau neraka sebenarnya saya dan sahabat saya sama-sama masih belum menjadi arwah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi