Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pasangan yang Didapat Secara Online Lebih Berisiko Bercerai

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan, tingkat perceraian berisiko lebih tinggi pada awal tahun-tahun menikah bagi pasangan yang didapat secara online.

Risiko itu lebih tinggi dibandingkan pasangan yang didapat di kampus, melalui teman, dan keluarga.

Melansir Independent, studi tersebut dilakukan terhadap 2.000 orang dewasa yang pernah menikah berusia 30 tahun ke atas.

Hasilnya, mereka yang mendapatkan pasangan secara online sejak tahun 2000 memiliki risiko perceraian sebesar 12 persen dalam tiga tahun pertama pernikahan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2 persen bagi mereka yang bertemu melalui koneksi sosial.

Baca juga: Waspada Penipuan pada Aplikasi Kencan, Ini Imbauan dari Kominfo

Angka perceraian

Marriage Foundation, sebuah badan amal yang menugaskan studi itu mengatakan, jaringan sosial memainkan peran penting dalam mendukung pasangan di tahun-tahun awal pernikahan.

Menurut penelitian, disparitas angka perceraian tetap ada hingga 10 tahun pernikahan.

Dari mereka yang bertemu pasangannya secara online, 17 persen bercerai setelah tujuh tahun, dibandingkan dengan 10 persen pasangan yang bertemu melalui hubungan timbal balik.

Penelitian tidak membuat perbedaan antara pasangan yang bertemu secara online melalui aplikasi kencan, seperto eHarmony, Bumble, Grindr, dan Tinder.

Direktur Penelitian di Marriage Foundation Harry Benson mengatakan, temuan ini sedikit "mengganggu".

"Ini menunjukkan bahwa di tahun-tahun awal pernikahan, pasangan yang bertemu dengan cara ini mungkin kekurangan modal sosial yang cukup atau jaringan dukungan di sekitar mereka," jelas dia.

"Hal ini dilakukan untuk menghadapi semua tantangan yang mereka hadapi jika dibandingkan dengan mereka yang bertemu melalui teman, keluarga atau tetangga," sambung Ben.

Kendati demikian, kesenjangan ini akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Cari Jodoh Saat Pandemi? Ini Tips Tetap Aman di Aplikasi Kencan

Kurangnya hubungan timbal balik dan ikatan sosial

Konsultan riset pasar yang melakukan survei tersebut, Savanta ComRes mengatakan, pasangan yang bertemu secara online menikah sebagai "orang asing yang relatif".

Sebab, kurangnya hubungan timbal balik membuat lebih sulit untuk mengumpulkan informasi tentang satu sama lain.

Selain itu, mereka yang bertemu secara online harus membentuk ikatan sosial dengan keluarga dan teman pasangan mereka dari awal.

"Temuan kami sama sekali tidak mengurangi peran vital kencan online. Tapi itu menyoroti risiko dan kesulitan yang lebih besar untuk mengenal orang asing yang relatif tidak dikenal ketika sumber informasi latar belakang dan dukungan sosial selanjutnya kurang tersedia," kata Benson.

Menurut angka terbaru dari Kantor Statistik Nasional Inggris, jumlah orang yang memilih untuk menikah atau menjalin kemitraan sipil secara bertahap telah menurun selama dekade terakhir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi