Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Kanker Prostat seperti yang Diidap SBY, Sebab dan Pengobatannya

Baca di App
Lihat Foto
INSTAGRAM.com/aniyudhoyono
Presiden keenam RI Suilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan arti sejumlah lukisan karyanya, Senin (1/11/2021).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gejala kanker prostat seperti yang dialami Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 RI, biasanya tidak disadari penderitanya. 

Gejala kanker prostat yang sering dirasakan yaitu sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari. Selain itu, saat buang air kecil juga terasa sakit. 

Namun apabila diketahui sejak dini, kanker prostat stadium awal memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. 

Baca juga: Jalani Pengobatan Kanker Prostat, SBY Berangkat ke AS Didampingi Ibas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY idap kanker prostat

SBY dikabarkan mengalami sakit kanker prostat dan akan menjalani perawatan medis di luar negeri.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (2/11/2021), Staf Pribadi SBY, Ossy Dermawan, SBY akan melakukan medical treatment atau perawatan medis untuk penanganan penyakit yang dideritanya tersebut di sebuah rumah sakit di luar negeri.

Rencana itu juga telah disampaikan SBY kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Sesuai dengan etika dan tata krama yang dianut Bapak SBY, beliau sudah menelepon Bapak Presiden Jokowi untuk melaporkan rencana berobat ke luar negeri," kata Ossy dalam keterangannya.

Lalu apa itu kanker prostat?

Dalam tubuh, prostat bertugas membantu mengontrol urin, juga memproduksi cairan yang memberi nutrisi dan mengangkut sperma.

Tak hanya itu, prostat juga berfungsi mengeluarkan antigen spesifik prostat (PSA), yakni protein yang membantu air mani mempertahankan keadaan cairnya.

Sementara kanker prostat merupakan sel kanker yang menyerang kelenjar prostat yang letaknya di antara penis dan kandung kemih.

Jenis kanker yang satu ini banyak dialami oleh laki-laki.

Baca juga: Kanker Prostat: Pengertian, Penyebab, dan Gejala

Penyebab kanker prostat

Kanker prostat mulai berkembang ketika terjadi perubahan pada prostatic intraepithelial neoplasia (PIN), kelenjar prakanker yang ada di kelenjar prostat.

Hampir 50 persen laki-laki usia di ata 50 tahun memiliki PIN ini.

Mulanya, perubahan terjadi dengan lambat dan sel-selnya tidak berkembang menjadi kanker.

Namun, perlahan mereka bisa berkembang menjadi kanker yang jika ganas bisa saja menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Baca juga: Penyebab Kanker Prostat dan Faktor Risikonya

Gejala kanker prostat

Melansir Kompas.com (31/10/2021) dari Medical News Today, di awal keberadaannya kanker prostat tidak menunjukkan gejala apapun.

Namun, pada umumnya gejala yang sering dialami oleh penderita kanker prostat adalah sebagai berikut:

  • Sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari
  • Keluar darah melalui urin atau air mani
  • Buang air kecil terasa sakit
  • Dalam beberapa kasus, ejakulasi terasa sakit
  • Sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksi
  • Rasa sakit atau tidak nyaman saat duduk

Apabila kanker prostat sudah terbilang parah, maka gejalanya pun akan meningkat menjadi sebagai berikut:

  • Nyeri tulang di pinggul, paha, atau bahu
  • Pembengkakan di kaki
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Perubahan kebiasaan buang air besar
  • Sakit punggung

Baca juga: Gejala Kanker Prostat yang Perlu Diwaspadai

Pengobatan kanker prostat

Mengutip Kompas.com (2/11/2021), penanganam kanker prostat ini sangat tergantung dari tingkat keparahan kanker itu sendiri.

Jika stadium masih awal atau kondisi kanker belum menyebar dan parah, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menunggu dan menantau perkembangan yang ada.

Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, dokter juga akan memeriksa kadar PSA darah secara teratur.

Jika kondisi penderita lebih buruk, maka operasi pun bisa saja dilakukan. Dokter bedah akan melakukan prostatektomi dengan mengangkat kelenjar prostat menggunakan laparoskopi.

Bukan hanya operasi, ada juga metode lain yang bisa dijalankan seperti terapi radiasi, melalui Brachytherapy, terapi radiasi konformal, atau terapi radiasi termodulasi.

Terapi Brachytherapy dilakukan dokter dengan menanamkan biji radioaktif untuk memberikan pengobatan radiasi yang ditargetkan.

Sementara terapi radiasi konformal menargetkan area tertentu, meminimalkan risiko pada jaringan sehat.

Sedangkan terapi radiasi termodulasi menggunakan sinar dengan intensitas variabel.

Baca juga: SBY Idap Kanker Prostat, Kenali Tanda-tanda Kanker yang Menyerang Pria

(Sumber Kompas.com/Lulu Lukyani dan Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi