Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Amazon, Perisai Bumi yang Terancam Musnah

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ANTONIO SCORZA
Hutan Amazon.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dilihat dari udara, hutan Amazon merupakan hamparan hijau tua yang tak berujung.

Terbang menuju tepi hutan hujan terbesar di dunia, pemandangan berubah menjadi hamparan cokelat yang luas.

Ya, wilayah Amazon itu telah diratakan dan dibakar untuk membuat jalan, tambang emas, tanaman, dan terutama peternakan.

Ini adalah "busur deforestasi" yang berkembang pesat melintasi Amerika Selatan dan menjadi bencana alam yang sedang terjadi untuk Bumi.

Berkat vegetasinya yang subur dan keajaiban fotosintesis, lembah Amazon telah menyerap sejumlah besar emisi karbon yang menggelembung dari manusia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu membantu mencegah mimpi buruk perubahan iklim yang merajalela.

Baca juga: Peneliti Temukan Lukisan Kuno yang Gambarkan Kehidupan di Hutan Amazon

Berada di titik kritis

Melansir AFP, penelitian menunjukkan, hutan hujan berada di dekat titik kritis.

Hutan akan mengering dan berubah menjadi sabana, dengan 390 miliar pohonnya mati secara massal.

Kehancuran Amazon semakin cepat, terutama sejak Presiden Jair Bolsonaro menjabat pada 2019, yang mendorong pembukaan lahan lindung untuk agribisnis dan pertambangan.

Kerusakan semakin berkembang pada spesies yang saling bergantung di Amazon, termasuk satwa liar ikonik, seperti elang harpy dan jaguar.

Kekerasan oleh penambang emas ilegal ke tanah adat juga telah membawa korban yang mengerikan pada penduduk asli.

Padahal, mereka adalah penjaga hutan terbaik, dengan tradisi yang sangat menghormati alam.

"Matahari lebih panas, sungai mengering, hewan menghilang. Segalanya berantakan," kata Eldo Shanenawa, pemimpin suku Shanenawa di Brazil.

Baca juga: Hutan Amazon Alami Puncak Deforestasi dalam 12 Tahun Terakhir

Para ilmuwan mengatakan, jika Amazon mencapai titik kritis, perubahan iklim akan semakin mempercepatnya dan memuntahkan emisi karbon hingga satu dekade kembali ke atmosfer.

"Seburuk apa pun prediksinya (tentang perubahan iklim), kita akan mencapai skenario pertunjukan horor lebih cepat. Kita membunuh Amazon," kata ahli kimia atmosfer Brazil, Luciana Gatti.

Ini adalah kisah kejahatan, ketika orang-orang jahat dengan topi hitam mengeksploitasi perbatasan tanpa hukum, korupsi politik, dan ketidaksetaraan besar-besaran untuk meningkatkan kekayaan mereka dari rampasan tanah.

Akan tetapi, ini juga merupakan kisah seluruh umat manusia, yaitu hubungan kita dengan alam, selera manusia yang tak ada habisnya, dan ketidakmampuan untuk berhenti.

Faktanya, produk-produk yang membunuh Amazon dapat ditemukan di rumah-rumah di seluruh dunia.

Baca juga: Dikritik Biden Soal Deforestasi Hutan Amazon, Jair Bolsonaro: Ancaman Pengecut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi