KOMPAS.com - Indonesia perlu waspada karena selama tiga hari terakhir telah terjadi bencana hidrometeorologi.
Wilayah pertama yang mengalami bencana tersebut yakni Kecamatan Alor Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada 3 November 2021, bencana hidrometeorologi di wilayah itu menyebabkan lahan persawahan dan permukiman penduduk terendam.
Sementara, pada 4 November 2021, terjadi banjir bandang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu-Malang, Provinsi Jawa Timur.
Beberapa wilayah lainnya di Indonesia juga mengalami curah hujan tinggi.
Baca juga: BMKG: DKI Jakarta, Jabar, hingga Jateng Masuk Kategori Siaga Banjir
Karena cuaca ekstrem
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bencana hidrometeorologi di wilayah Alor dan Kota Batu tersebut secara umum dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, BMKG memperkirakan, dalam sepekan ini berpotensi terjadi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat.
"Potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode sepekan kedepan (5-11 November 2021) secara umum dapat berpotensi terjadi di 34 provinsi di Indonesia," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Jumat (5/11/2021).
Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem perlu ditingkatkan.
12 wilayah ini harus waspada
Guswanto mengungkapkan, untuk periode tiga hari ke depan (5-11 November 2021), berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi dampak banjir dan banjir bandang dengan kategori Siaga adalah sebagai berikut:
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Tengah.
Informasi lebih rinci hingga level kecamatan terkait potensi dampak banjir/bandang dapat diakses di laman website signature.bmkg.go.id.
Caranya, kunjungi website tersebut. Kemudian, peta Indonesia akan ditampilkan.
Baca juga: 5 Daerah yang Dilanda Banjir pada Awal November 2021
Setelah itu, klik wilayah yang berwarna (terutama berwarna oranye). Lalu, pada bagian rincian akan muncul keterangan dampak, wilayah terdampak, aksi yang harus dilakukan, dan matriks dampaknya.
Adapun yang perlu siaga adalah wilayah yang berwarna oranye.
Waspada sepekan ke depan
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan intensitas lebat-sangat lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang).
Cuaca ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Kewaspadaan ini terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.
Adapun yang perlu dipersiapkan saat musim hujan, antara lain:
1. Memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air/drainase tidak tersumbat.
2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.
3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif.
4. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
5. Menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
Informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG bisa dipantau lebih detil untuk setiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia melalui:
- Website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan;
- Akun media sosial @infobmkg;
- Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";
- Call center 196 BMKG; atau
- Langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.