Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Berada dalam Bayang-bayang Kelaparan, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/KIM WON JIN
Workers plant rice at the Chongsan Cooperative Farm in the Kangso district of Nampho City on May 12, 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 semakin memperburuk kondisi Korea Utara yang kerap berjuang menghadapi masalah kekurangan pangan.

Negara itu berharap besar pada panen tahun ini. Sebab, sebagian besar tanaman pada tahun lalu hancur oleh serangkaian topan.

Mengutip BBC, PBB bahkan memperkirakan Korea Utara akan kekurangan pasokan makanan selama setidaknya dua sampai tiga bulan.

Untuk memastikan kesuksesan panen tahun ini, puluhan ribu orang telah dikirim ke ladang untuk membantu mengumpulkan beras dan jagung, termasuk tentara.

Kim Jong-un juga dilaporkan telah memerintahkan agar setiap butir beras di negara itu diamankan dan setiap orang yang makan harus membantu panen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dicari: Siapa Kandidat Pengganti Penguasa Korea Utara Kim Jong-un?

Teknologi pertanian usang

Korea Utara menghadapi dua masalah utama terkait pasokan makanannya.

Pertama, cara bertani.

Menurut ahli, Korea Utara tidak memiliki mesin modern yang dibutuhkan untuk panen cepat dan hasil yang baik.

"Pasokan peralatan pertanian yang tidak mencukupi mengakibatkan produktivitas pangan yang rendah," kata Choi Yongho dari Institut Ekonomi Perdesaan Korea.

Ia pun mengaku berhasil melihat fakta itu melalui sebuah titik pengamatan di ujung barat Korea Selatan.

Choi dan timnya mendapatkan pemandangan yang bagus dari Sungai Han ke Korea Utara.

Menurut Choi, penduduk desa sibuk menyimpan jaminan beras dan membawanya ke traktor yang agak rusak.

Seorang petani Korea Selatan di Paju, dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara, mengatakan, butuh satu jam untuk memanen sawahnya dengan mesin.

Jika ia melakukannya dengan tangan, seperti yang dilakukan di Korea Utara, panen akan memakan waktu seminggu.

Baca juga: Kim Jong Un Buat Aturan Anti-asing bagi Warga Korea Utara, Nonton K-Pop Bisa Dihukum Mati

Rentan bencana alam

Seiring dengan kurangnya teknologi dan pasokan pertanian, Korea Utara menghadapi masalah jangka panjang jika ingin mengamankan pasokan makanannya.

Negara ini masuk dalam daftar badan intelijen AS sebagai salah satu dari 11 negara yang paling rentan terhadap efek pemanasan global.

Area terbatas yang dimilikinya untuk bercocok tanam bisa menjadi yang paling terpukul.

"Kegagalan panen padi dan jagung akan menjadi lebih mungkin terjadi di sepanjang garis pantai Barat, yang merupakan sumber pangan Korea Utara," kata Catherine Dill dari Council on Strategic Risks yang baru-baru ini merilis laporan "Converging Crises in North Korea".

Hal ini pula yang mungkin menjelaskan mengapa Pyongyang mengirim duta besarnya untuk Inggris ke Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 di Glasgow.

"Korea Utara sangat rentan terhadap bencana alam. Banjir, hujan monsun dan angin topan mengganggu mereka setiap tahun yang secara langsung memengaruhi hasil panen dan secara tidak langsung menyebabkan masalah hama," kata Choi.

Dalam laporan Converging Crises in North Korea, disebutkan bahwa situasi Korea Utara akan menjadi jauh lebih buruk di tahun-tahun mendatang.

Sementara, produksi beras khususnya akan terpengaruh oleh kekeringan dan banjir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi