Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Paxlovid, Obat Buatan Pfizer Diklaim Ampuh untuk Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/BooDogz
Ilustrasi obat untuk pasien Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Perusahaan farmasi Pfizer mengumumkan Paxlovid yang diklaim efektif sebagai obat Covid-19. 

Paxlovid merupakan pil antivirus eksperimental Pfizer Inc untuk pasien Covid-19 yang diklaim mampu mengurangi risiko rawat inap atau kematian sebesar 89 persen pada orang dewasa yang rentan.

Hal tersebut berdasarkan uji klinis yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Baca juga: Inggris Setujui Molnupiravir sebagai Obat Covid-19, Ini Cara Kerjanya

Uji klinis Paxlovid

Dikutip dari BBC, Paxlovid dapat digunakan segera setelah gejala Covid-19 muncul pada orang yang berisiko tinggi sakit parah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu berdasarkan hasil uji coba menunjukkan kemampuan pil buatan Pfizer melampaui molnupiravir yang dikembangkan Merck yang memiliki efektivitas 50 persen.

Paxlovid, ditargetkan akan mendapatkan persetujuan penggunaan sesuai peraturan AS pada akhir tahun nanti.

Pfizer menyebut pihaknya berencana menyerahkan hasil uji coba sementara ke Food and Drug Administration (FDA) sebelum 25 November 2021.

Sebelumnya uji coba obat ini dihentikan lebih awal karena dinilai memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan, pemerintah Amerika Serikat saat ini telah mengamankan jutaan dosis obat Paxlovid.

"Jika disahkan oleh FDA, kami mungkin segera memiliki pil yang mengobati virus pada mereka yang terinfeksi," kata Biden.

Baca juga: BPOM Harap Indonesia Bisa Produksi Obat Covid-19 Pil Molnupiravir

 

Cara kerja Paxlovid

Paxlovid merupakan obat yang bekerja sebagai protease inhibitor.

Protease inhibitors adalah kelas dari pengobatan yang digunakan untuk menangani atau mencegah infeksi oleh virus. 

Obat ini dirancang untuk memblokir enzim yang dibutuhkan virus untuk berkembang biak.

Mengutip dari USA Today, obat ini dikemas dalam kemasan blister terdiri dari dua pil Paxlovid dan salah satu antivirus, ritonavir, yang memungkinkan Paxlovid aktif lebih lama pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Pemberian obat ini pada pasien yakni mengambil dua bungkus sehari selama lima hari.

Baca juga: [HOAKS] 13 Siswa di Afrika Selatan Meninggal Usai Disuntik Vaksin

Berdasarkan uji coba pada 1.219 pasien berisiko tinggi yang baru saja terinfeksi Covid-19 ditemukan bahwa hanya 0,8 persen yang diberi Paxlovid dirawat di rumah sakit dibanding 7 persennya yang diberi plasebo.

Perhitungan tersebut dilakukan terhadap mereka yang melakukan perawatan tiga hari sejak gejala Covid dimulai.

Pada mereka yang diberi plasebo sebanyak 7 orang meninggal, sedangkan yang diberi Paxlovid tak satupun meninggal.

Saat dirawat dalam waktu 5 hari dari sejak gejala muncul hanya satu persen yang diberi Paxlovid yang berujung di rumah sakit dan tak seorang pun meninggal.

Sedangkan kelompok plasebo ada sebanyak 6,7 persen dirawat di mana 10 di antaranya meninggal.

Profesor di Fakultas Kedokteran di Universitas Leeds Dr Stephen Griffin menyebut, munculnya antivirus ini berpotensi menandai era baru dalam kemampuan mencegah konsekuensi parah dari virus SARS-CoV2.

"Selain juga elemen penting untuk perawatan orang-orang yang rentan secara klinis yang mungkin tak dapat menerima atau mendapatkan vaksin,” kata Stephen. 

 Baca juga: [HOAKS] CEO Pfizer Ditangkap karena Palsukan Data Efektivitas Vaksin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi