Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

58 Peneliti Indonesia Masuk Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021, Siapa Saja Mereka?

Baca di App
Lihat Foto
Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021
Tangkapan layar daftar Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebanyak 58 peneliti Indonesia masuk dalam daftar Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021 (2 persen peneliti teratas tingkat dunia 2021) dari hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh peneliti dari Standford University.

Para peneliti dari Standford University itu adalah Jeroen Baas, Kevin Boyack, dan John PA Ioannidis.

Data dirilis pada 20 Oktober 2021.

Baca juga: Profil Adi Utarini, Orang Indonesia yang Masuk Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh 2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data tersebut memuat lebih dari 100.000 ilmuwan terkemuka yang karyanya banyak dikutip para peneliti lain di dunia, sehingga menjadikan mereka peneliti paling berpengaruh di dunia.

Saintis diklasifikasikan menjadi 22 bidang dan 176 sub-bidang keilmuan.

Data sepanjang karier saintis diperbarui hingga akhir 2020.

Baca juga: Sisi Lain Tri Mumpuni, Ilmuwan sekaligus Ibu yang Menjadi Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia

Parameter Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021

Pemeringkatan Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021 dibuat berdasarkan beberapa parameter, yakni:

  • Jumlah publikasi hingga akhir 2019
  • Menerbitkan setidaknya 5 makalah hingga akhir 2019
  • Jumlah sitasi
  • H-index
  • Hm-index yang disesuaikan dengan penulisan bersama
  • Sitasi untuk makalah di posisi penulisan yang berbeda.

Baca juga: Penjelasan Peneliti LIPI soal Buah Teretung yang Disebut Mirip Durian

Para peneliti yang terpilih dari Indonesia berasal dari berbagai institusi, seperti universitas maupun lembaga peneliti.

Dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ada 10 orang, Universitas Indonesia (UI) ada 7 orang, Universitas Gadjah Mada (UGM) ada 3 orang, Universitas Diponegoro (Undip) ada 3 orang, dan masih banyak lagi.

Daftar 58 peneliti yang masuk Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021

Berikut ini 58 peneliti yang masuk daftar Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021 dan asal institusinya:

  1. Rohman, Abdul: Universitas Gadjah Mada (UGM)
  2. Firman, Tommy: Institut Teknologi Bandung (ITB) 
  3. Kuswandi, Bambang: Universitas Jember (Unej) 
  4. Ismadji, Suryadi: Widya Mandala Surabaya Catholic University
  5. Murdiyarso, Daniel: Center for International Forestry Research, West Java
  6. Larson, Anne: Center for International Forestry Research, West Java
  7. Silitonga, A S: Politeknik Negeri Medan
  8. Iskandar, Ferry: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  9. Fatimah, Is: Universitas Islam Indonesia (UII)
  10. Hawley, William A.: UNICEF
  11. Nandiyanto, Asep Bayu Dani: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
  12. Putra, Nandy: Universitas Indonesia (UI)
  13. Susanto, Heru: Universitas Diponegoro (Undip)
  14. Sumboja, Afriyanti: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  15. Fulazzaky, Mohamad Ali: Universitas Djuanda
  16. Suhartanto, Dwi: Politeknik Negeri Bandung
  17. Herawan, T: Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
  18. Harapan, Harapan: Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
  19. Berawi, Mohammed Ali: Universitas Indonesia (UI)
  20. Marfai, M A: Universitas Gadjah Mada (UGM)
  21. Wenten, I G: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  22. Sugiharto, S: Universitas Diponegoro (Undip)
  23. Pranata, Raymond: Universitas Pelita Harapan (UPH)
  24. Hadinegoro, Sri Rezeki: Universitas Indonesia (UI)
  25. Pambudi, Nugroho Agung: Universitas Sebelas Maret (UNS)
  26. Syafiuddin, Achmad: Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA)
  27. Muntohar, Agus Setyo: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
  28. Saleh, Rosari: Universitas Indonesia (UI)
  29. Pangestuti, Ratih: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
  30. Widodo, A: Universitas Diponegoro (Undip)
  31. Indarto, Antonius: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  32. Maryudi, Ahmad: Universitas Gadjah Mada (UGM)
  33. Elyazar, Iqbal R F: Oxford University Clinical Research Unit
  34. Suwarno, Suwarno: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  35. Muchlisin, Z A: Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)
  36. Rachmawati, Heni: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  37. Christwardana, Marcelinus: Institut Teknologi Indonesia (ITI)
  38. Abral, Hairul: Universitas Andalas
  39. Jayanegara, Anuraga: Institut Pertanian Bogor (IPB)
  40. Holmgren, Peter: Center for International Forestry Research, West Java
  41. Pawitan, Jeanne Adiwinata: Universitas Indonesia (UI)
  42. Sasmono, R Tedjo: Eijkman Institute for Molecular Biology
  43. Sarno, Riyanarto: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
  44. Ambarita, H: Universitas Sumatera Utara (USU)
  45. Sutikno, Tole: Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
  46. Ulhaq, Zulvikar Syambani: State Islamic University of Malang
  47. Dahono, Pekik Argo: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  48. Kosen, Soewarta: Independent Consultant
  49. Katili, Irwan: Universitas Indonesia (UI)
  50. Yasin, Moh: Universitas Airlangga 
  51. Aldila, Dipo: Universitas Indonesia (UI)
  52. Munir, Achmad: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  53. Hidayat, Taufiq: Institut Teknologi Bandung (ITB)
  54. Achmad, Muhammad Harun: Hasanuddin University (Unhas)
  55. Nurdin, Muhammad: Universitas Halu Oleo (UHO)
  56. Suyanto, Suyanto: Telkom University
  57. Surya, Batara: Bosowa University
  58. Nasution, Mahyuddin: Universitas Sumatera Utara (USU).

Untuk informasi lebih lanjut bisa diakses di laman berikut: Top 2 Percent World Ranking Scientist 2021.

Baca juga: Saat Peneliti Meksiko Ciptakan Masker Khusus yang Hanya Tutup Bagian Hidung...

Profil peneliti dan bidang penelitiannya

Beberapa peneliti di antaranya mengungkapkan bidang penelitiannya.

Seperti diberitakan BRIN melalui Kompas.com, 28 Oktober 2021, salah satu peneliti yang masuk daftar adalah Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBME) Tedjo Sasmono.

Tedjo merupakan peneliti senior pada lembaga Eijkman dan menjabat sebagai kelompok Unit Penelitian Demam Berdarah Dengue di PRBM Eijkman.

Baca juga: Peneliti Jepang Menemukan Stem Cell untuk Atasi Kebotakan

Tedjo mengatakan, ketertarikannya pada riset penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), karena melihat kenyataan bahwa penyakit itu menjadi salah satu penyakit yang hingga kini masih menghantui Indonesia pada khususnya.

Selain itu ada peneliti dari Balai Bio Industri Laut (BBIL) BRIN Ratih Pangestuti.

Ratih memiliki perhatian banyak pada eksplorasi sumber daya laut secara berkelanjutan.

Baca juga: Ramai soal Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto, Ini Tanggapan Peneliti Mikrobiologi UGM

Ia mengatakan, ketertarikannya pada dunia kelautan didorong dengan kekayaan sumber daya hayati laut Indonesia yang tertinggi.

Namun, menurut dia, kekayaan sumber daya hayati laut tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

Melansir laman UGM, 28 Oktober 2021, tiga peneliti dari Universitas Gadjah Mada masuk ke dalam daftar tersebut, yaitu:

1. Prof Dr Abdul Rohman.

Ia merupakan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan menjabat sebagai Ketua Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi Institute for Halal Industry and System (PUI-PT IHIS) UGM.

Peraih gelar doktor Institut Penyelidikan Produk Halal, Universiti Putra Malaysia dalam bidang Halal Food Analysis pada 2011 ini banyak menaruh perhatian pada kajian kehalalan dan autentikasi produk makanan, farmasi, serta kosmetik.

Baca juga: Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?

2. Prof Muh Aris Marfai.

Prof Aris merupakan Guru Besar bidang Geomorfologi Bencana Fakultas Geografi UGM.

Aris yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Badan Infomasi Geospasial (BIG) ini fokus mengkaji geomorfologi pesisir dan informasi geospasial dan aktif mempublikasikan hasilnya di berbagai jurnal internasional.

Aris mengungkapkan ketertarikannya menekuni kedua kajian tersebut karena melihat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya merupakan lautan.

Baca juga: Kata Para Peneliti soal Risiko Kematian karena Virus Corona...

3. Prof Ahmad Maryudi.

Ia merupakan Guru Besar Kebijakan Kehutanan Fakultas Kehutanan UGM.

Sejak 2005, Maryudi aktif melakukan penelitian dan publikasi terkait kebijakan kehutanan, tata kelola hutan, dan tata guna lahan, termasuk kebijakan hutan rakyat dan kehutanan sosial.

Saat ini Maryudi adalah Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Hutan dan Studi Sejarah (Sebijak Institute) UGM dan Deputy Coordinator Divisi 9 Forest Policy and Economics pada International Union of Forest Research Organizations (IUFRO).

Selain itu, dia merupakan salah satu Editor Forest Policy and Economics, sebuah jurnal ilmiah bereputasi tinggi yang diterbitkan oleh Elsevier dan diindeks oleh Scopus (Q1) dan Thomson Reuters (Q1).

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi