Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Molnupiravir, Obat yang Dipesan RI untuk Tangani Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
MERCK
Obat Covid-19 molnupiravir yang diproduksi perusahan farmasi Merck. Obat antivirus ini dilaporkan dapat menekan risiko masuk rumah sakit atau kematian karena Covid-19 hingga 50 persen. Obat ini pun sudah dilirik banyak negara, termasuk Indonesia.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Molnupiravir, obat yang diklaim untuk penanganan Covid-19, kini mulai dipergunakan di sejumlah negara di dunia.

Obat berbentuk pil produksi perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Merck.

Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan pil Molnupiravir. Sementara itu, Indonesia sedang mengusahakan lisensinya agar bisa diproduksi di dalam negeri.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia akan membeli sekitar 600.000 hingga 1 juta pil molnupiravir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi jikalau terjadi lonjakan kasus Covid-19 akhir tahun.

“Rencananya kita akan beli dulu sementara 600.000 sampai 1 juta tablet bulan Desember,” kata Budi dalam rapat kerja Komisi IX DPR, dikutip dari Kompas.com, Senin (8/11/2021).

Berikut hal-hal yang perlu diketahui soal Molnupiravir:

Baca juga: Luhut Sebut RI Negosiasi untuk Dapat Lisensi Pil Obat Covid-19 Molnupiravir

Apa itu molnupiravir?

Melansir Medical News Today (14/10/2021), molnupiravir merupakan obat yang termasuk dalam antivirus yang disebut ribonukleosida mutagenik.

Obat jenis ini mampu mengubah materi genetik virus dan mengacaukannya, sehingga mencegah virus bereplikasi.

Cara kerja molnupiravir

Cara kerja molnupiravir adalah di dalam tubuh sel, molnupiravir akan diubah menjadi molnupiravir triphosphate.

Ketika virus mencoba bereplikasi, molnupiravir triphosphate ini akan dimasukkan ke dalam RNA virus, sehingga menyebabkan mutasi.

Mutasi akan menghentikan replikasi virus. Hal ini lah yang membuat jumlah virus dalam tubuh tetap rendah dan mengurangi keparahan penyakit yang ditimbulkan.

Baca juga: Selain Molnupiravir, RI Jajaki Proxalutamide dan AT-527, Obat Apa Itu?

Klaim efektifitas molnupiravir

Berdasarkan laman resmi Merck, analisis sementara dari molnupiravir, mengklaim obat ini mampu mengurangi risiko rawat inap atau kematian hingga sekitar 50 persen.

Efek samping molnupiravir

Berdasarkan informasi di laman Yalemedicine.org, molnupiravir dapat dikatakan aman dan tidak memiliki efek samping serius pada penggunanya.

Hal itu terlihat dari hasil uji coba yang dilakukan.

Kendati demikian, Spesialis penyakit menular Yale Medicine Jaimie Meyer mencatat, dalam uji klinisnya, Merck tidak menguji obat tersebut pada wanita hamil.

“Dalam uji coba, mereka tidak hanya mengecualikan wanita yang sedang hamil, menyusui, atau KB, tetapi mereka juga memberi tahu laki-laki yang terdaftar dalam uji coba untuk tidak boleh melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan perempuan selama seminggu setelah mereka mengonsumsi molnupiravir," kata dia.

Baca juga: Inggris Setujui Molnupiravir sebagai Obat Covid-19, Ini Cara Kerjanya

Molnupiravir untuk siapa?

Mereka yang disarankan menggunakan molnupiravir adalah orang-orang yang sudah menunjukkan gejala Covid-19.

Artinya, pil ini bukan untuk mencegah Covid019 dan dikonsumsi secara bebas.

Merck memberikan obat ini ke orang dewasa yang berisiko tinggi, salah satunya lansia di atas 60 tahun.

Merck sendiri sedang mencari izin penggunaan darurat (EUA) molnupiravir untuk orang dewasa yang berisiko tinggi tersebut.

Dalam uji klinis, molnupiravir sebagian besar diberikan kepada orang yang berusia di atas 60 tahun atau mereka yang memiliki komorbid diabetes, penyakit jantung, atau obesitas.

Molnupiravir tidak bisa menggantikan vaksin

Meski diklaim dapat tangani Covid-19, molnuliravir tetap tidak bisa menggantikan vaksin Covid-19.

Vaksinasi tetap dibutuhkan untuk mencegah terjadinya infeksi dan memperlambat penyebaran virus dalam tubuh.

Orang yang divaksinasi memiliki peluang yang jauh lebih rendah untuk sakit parah dan membutuhkan bantuan peralatan medis.

Oleh karena itu, sekalipun nanti molnupiravir sudah disahkan dan digunakan secara luas, orang-orang tetap harus mendapatkan vaksin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi