Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Harga BBM di Sorong Mencapai Rp 50.000, Ini Kata Pertamina

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MAICHEL
Antrean panjang BBM di salah satu SPBU di Kota Sorong, terjadi sejak Jumat (5/11/2021). Diduga antrean panjang ini karena beredar hoaks kelangkaan BBM.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Beredar sebuah video dengan narasi Kota Sorong, Papua Barat, mengalami krisis bahan bakar minyak (BBM).

Akun ini membagikan video singkat bertuliskan bahwa krisis BBM di Sorong telah terjadi selama empat hari. 

"Sorong ini bos, krisis BBM sudah 4 hari, ini nyata bukan hoax," demikian kalimat yang tertulis di dalam video yang beredar.

Dalam video, tampak seorang bocah yang diduga menjual BBM eceran 1,5 liter dengan wadah botol air mineral dihargai Rp 50.000.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Rabu (10/11/2021) pagi, video tersebut telah dilihat lebih dari 56.000 kali oleh warganet.

Baca juga: Gara-gara Hoaks BBM Langka di Sorong, Warga Antre di SBPU Sampai Ratusan Meter

 

Penjelasan Pertamina

Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku Edi Mangun mengatakan bahwa isu krisis BBM di Sorong adalah kabar bohong.

"100 persen hoaks," ujar Edi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/11/2021) pagi.

Pihaknya menyampaikan, sejak Jumat (5/11/2021) hingga hari ini, Rabu (10/11/2021), isu krisis BBM menyeruak, total enam SPBU yang ada di Kota Sorong tidak pernah tutup karena kehabisan BBM.

Menurutnya, SPBU tetap melayani masyarakat seperti biasa sesuai jam operasionalnya.

"Hari ini saya ingin sampaikan apa yang terjadi di Sorong, sejak Jumat isu ini mulai beredar, sampai dengan hari ini, ada enam SPBU di Kota Sorong, itu total, enam SPBU itu tidak pernah tutup, sesuai jam operasional," kata dia. 

Baca juga: Menyoal Hoaks BBM Langka di Sorong, Picu Antrean Panjang di BBM hingga Harga Eceran Tembus Rp 50.000 Per Liter

 

Suplai 200 persen

Menurut Edi, semua SPBU di Sorong menerima suplai BBM normal tergantung besar kecilnya kapasitas SPBU tersebut. Ada yang menerima 15-30 kiloliter per harinya.

"Selama isu ini beredar, itu rata-rata setiap SPBU kami suplai sampai 200 persen, artinya kalau dia 20 kl, itu kemarin kami suplai sampai 40 kl," terang Edi.

"Tetapi pertanyaan saya, ke mana yang 20 kl yang berlebihan itu, itu kan hilang begitu saja, dan kemudian beredar pengecer-pengecer yang menjual dengan harga tinggi," imbuhnya.

Pihaknya mengapresiasi Polresta Sorong karena telah mengamankan puluhan penjual BBM eceran liar yang mematok harga di atas standar.

"Alhamdulillah Kapolresta Sorong sudah memerintahkan untuk mengamankan, jadi sudah diamankan lebih kurang 21 pengecer liar yang menjual dengan harga jauh di atas harga eceran tertinggi," kata Edi.

Baca juga: Jual Premium dan Pertalite dengan Harga Tinggi, 21 Pedagang Eceran di Sorong Ditangkap

 

Pertamina pastikan suplai BBM terjaga

Menurut Edi, ada tiga isu yang beredar, pertama adalah isu pertalite akan dihapus, kemudian isu kedua adalah pertalite akan naik harga.

Sementara isu ketiga, BBM di Depot Sorong telah habis atau kosong.

"Bagaimana mau dikatakan kosong, enam SPBU itu jualan sesuai jam operasional, dan yang keluar dari nozel masuk ke mobil-mobil dan motor-motor itu BBM. Buktinya sampai hari ini kan tidak ada mobil yang mogok di jalan," kata dia.

Saat ini, Pertamina berfokus melayani masyarakat dengan memastikan suplai BBM ke SPBU tetap terjaga.

"Kami hanya melaksanakan tugas bahwa tetap suplai ke SPBU, melayani masyarakat seperti biasa, kami berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengurus apa yang terjadi di luar SPBU," kata Edi.

Baca juga: Singapura Tidak Menanggung Biaya Perawatan Pasien Covid-19 yang Menolak Divaksin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi