Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta soal Varian Delta AY.4.2 yang Sudah Masuk Malaysia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi covid varian delta. Kasus infeksi Covid-19 Subvarian Delta, varian virus corona keturunan varian Delta. Disebut AY.4.2 atau dikenal juga sebagai varian Delta Plus.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Subvarian virus corona Delta AY.4.2 atau yang juga disebut sebagai Delta Plus, telah terkonfirmasi ditemukan di negeri tetangga Malaysia.

Setidaknya ada 2 kasus yang terkonfirmasi ditemukan di Negeri Jiran itu.

Keduanya merupakan kasus impor yang dialami dua pelajar Malaysia yang pulang dari Inggris.

Konfirmasi ini disampaikan oleh pemerintah Malaysia melalui akun Twitter Kementerian Kesehatan Malaysia @KKMalaysia pada 6 November 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kapan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun Dimulai? Ini Penjelasan Kemenkes

Baca juga: Tidak Perlu PCR, Ini Syarat Terbaru Naik Kereta Api Jarak Jauh

Lalu, apa sesungguhnya sub varian AY.4.2 ini? Berbahayakah, dan dari mana asalnya?

Fakta-fakta varian Delta AY.4.2

Berikut ini 5 fakta terkait subvarian virus corona Delta AY.4.2 dilansir dari berbagai sumber:

1. Delta AY.4.2 merupakan hasil mutasi dari varian Delta

Subvarian virus corona ini merupakan hasil mutasi dari varian Delta yang semula banyak merebak di Inggris dan masuk dalam daftar variant of concern pada Mei 2021.

Namun, pada Juli 2021 ditemukanlah subvarian Delta AY.4.2 atau Delta Plus dan jumlah infeksinya semakin mendominasi, dikutip dari BBC (19/10/2021).

Delta AY.4.2 ini sempat mendominasi kasus-kasus infeksi Covid-19 di Inggris, mengalahkan jumlah infeksi yang disebabkan oleh Delta.

Baca juga: Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun: Keamanan, Dosis, dan Kondisi yang Tak Diperbolehkan

2. Lebih menular daripada varian Delta

Mengutip Medical News Today (21/10/2021), menurut Direktur University College London (UCL) Genetics Institute, Prof Francois Balloux, subvarian ini memiliki kemungkinan 10 persen lebih mudah menular daripada varian Delta.

3. Sudah tersebar di 42 negara

Delta Plus sejauh ini belum memiliki bukti menyebabkan infeksi atau kesakitan yang lebih parah.

Namun, bukan berarti kemungkinan lain muncul, sebab penelitian terus dilakukan oleh para ahli untuk mempelajarinya.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir dan Paxlovid, Dua Obat yang Diklaim Ampuh untuk Covid-19

Melansir Aljazeera (31/10/2021), Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian ini telah tersebar di setidaknya 42 negara dunia, termasuk Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.

Namun, 96 persen dari infeksi yang terjadi di dunia itu ditemukan di Inggris.

Delta Plus juga belum masuk ke dalam daftar Varian of Interest atau pun Variant of Concern yang dibuat WHO.

Baca juga: Indonesia Masuk Negara Level 1 Covid-19, Apa Maksudnya?

4. Vaksin efektif untuk Delta AY.4.2

Untuk subvarian ini, vaksin virus corona yang saat ini sudah ditemukan dan dibeberikan kepada masyarakat dunia disebut masih bisa bekerja dengan efektif.

Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan efektivitas vaksin yang telah mereka terima, karena masih bisa efektif melawan infeksi subvarian ini.

5. Perbedaan dengan Delta

Subvarian baru virus dibedakan oleh adanya dua mutasi pada protein lonjakannya.

Kedua protein lonjakan itu disebut Y145H dan A222V.

Meski demikian, tidak ada mutasi dalam domain pengikatan reseptor, yang merupakan bagian dari lonjakan yang mengikat reseptor tertentu pada sel manusia untuk mulai menginfeksi.

Sehingga tidak dapat dibenarkan jika subvarian ini menjadi penyebab utama lonjakan kasus di sejumlah tempat, seperti di Inggris.

Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Efektivitas Vaksin Covid-19 Tangkal Varian Alpha hingga Delta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi