Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Sintang Kalbar yang Dilanda Banjir Selama Dua Minggu

Baca di App
Lihat Foto
Istimewa
Banjir telah merendam Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) selama dua pekan atau sejak Jumat 22 Oktober 2021. Hingga kini, air belum menunjukan tanda-tanda akan surut. Bahkan, akses kendaraan, khususnya roda dua, di dalam kota nyaris lumpuh.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sudah lebih dari dua minggu banjir merendam wilayah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Mengutip laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (10/11/2021) Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, bencana banjir di Sintang berdampak di 12 kecamatan.

Sebanyak 140.468 jiwa terdampak banjir, dan 2 warga meninggal dunia.

Baca juga: Cerita soal Banjir Jakarta, dari Rebutan Sampah hingga Evakuasi Tahanan KPK

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Kabupaten Sintang mencatat, kurang lebih 35.117 unit rumah terendam banjir hingga 300 sentimeter, 5 unit jembatan rusak berat, dan beberapa sarana-prasarana umum lainnya juga terdampak banjir.

Abdul mengatakan, pemerintah Kabupaten Sintang telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir selama 30 hari terhitung mulai 13 Oktober hingga 16 November 2021.

"Hingga, Selasa (9/11/2021) ketinggian air naik kurang lebih 5-7 sentimeter akibat hujan masih terjadi di wilayah hulu," kata Abdul.

Baca juga: Banjir Bandang di Jerman, Apa Saja yang Menjadi Penyebabnya?

Banjir Sintang ganggu mobilisasi dan komunikasi

BPBD Kabupaten Sintang mencatat ada 32 titik pengungsian, akan tetapi lebih banyak warga yang memilih mengungsi ke tempat saudaranya masing-masing.

Sementara itu 24 titik dapur lapangan juga telah didirikan guna menyuplai kebutuhan dasar pangan bagi para warga terdampak.

Di samping itu, beberapa posko lapangan juga tersebar di 5 titik yang meliputi Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang.

Baca juga: Foto Viral Xanana Gusmao Bantu Korban Banjir di Dili, Siapakah Dia?

Masih tingginya muka air yang merendam wilayah termasuk ruas jalan nasional menyebabkan mobilisasi terhambat.

Beberapa gardu PLN juga masih terendam sehingga ada wilayah yang masih tidak dapat dialiri listrik.

Selain itu, salah satu penyedia layanan sinyal telekomunikasi juga belum sepenuhnya lancar akibat menara BTS terendam banjir.

Di media sosial Twitter, beredar foto-foto yang memperlihatkan situasi banjir di Sintang.

Baca juga: Cara Membersihkan Pakaian dan Sepatu Kulit Setelah Terendam Banjir

Derita warga Sintang korban banjir

One Apriatama (25), salah seorang warga Kelurahan Alai, Kecamatan Sintang mengungkapkan kondisi terkini banjir yang sudah lebih dari dua minggu melanda daerah tempat tinggalnya.

"Sudah masuk pekan ketiga. Jumat (5/11/2021) kemarin genap dua minggu," kata One saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/11/2021).

One mengatakan, ketinggian banjir di daerah tempat tinggalnya berkisar antara 1-1,5 meter.

"Di halaman rumah saya sudah penuh air. Tapi alhamdulillah belum sampai masuk rumah," katanya lagi.

Baca juga: Bagaimana Solusi Hentikan Banjir Jakarta?

Ia menyebutkan, pada Selasa (9/11/2021) siang, ketinggian air sempat surut. Namun pada sore hari, air kembali naik sekitar lima sentimeter.

One yang merupakan perantau asal Wonogiri, Jawa Tengah mengatakan, dari penuturan warga setempat, banjir di Sintang kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.

"Banjir yang lebih parah dari ini sebelumnya tahun 1963, sama 1955," kata One.

Baca juga: Banjir Semarang, Apa Penyebabnya? Ini Analisis Ahli Hidrologi UGM...

Aktivitas warga lumpuh karena banjir Sintang

One mengatakan, banjir menyebabkan kendaraan bermotor tidak dapat digunakan. Ia bahkan harus membeli perahu karet untuk kebutuhan transportasi.

"Sementara hanya perahu karet yang bisa," kata One.

Menurut One, banjir yang berlangsung dalam waktu lama ini menyebabkan aktivitas sehari-hari warga Sintang lumpuh.

"Lumpuh banget. Jalan poros yang menghubungkan Sintang dengan Kapuas Hulu sudah tidak bisa dilalui kendaraan mobil. Kemarin nyoba hampir mogok, karena (ketinggian air) sudah melebihi kap mesin," ungkap dia.

Baca juga: Beredar Foto Air Banjir di Pekalongan Berwarna Hijau, Apa Sebabnya?

One mengatakan, ia cukup beruntung karena masih sempat mempersiapkan stok barang-barang pokok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Pasar saat ini masih (normal). Cuma ya makin menipis stoknya," kata dia.

One berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir, terutama logistik dan air bersih. 

"Harapannya karena saat ini akses terputus, komunikasi juga terputus karena jaringan terganggu juga, jadi mungkin daerah-daerah yang belum tersentuh agar bisa diberikan bantuan kebutuhan pokok sehari-hari dan air bersih. Karena air bersih juga mulai susah," ungkap One.

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Leptospirosis Saat Banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi