Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Alami Gelombang Baru Covid-19, Beberapa Negara Kembali Lockdown

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/ANDREEA ALEXANDRU
Pasien berbaring di tempat tidur di ruang isolasi Covis-19 yang penuh sesak di Rumah Sakit Darurat Universitas di Bucharest, Rumania, kawasan Eropa Timur Jumat, 22 Oktober 2021.
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Gelombang baru Covid-19 menyapu seluruh Eropa dan membuat rekor baru di sejumlah negara.

Dalam beberapa hari terakhir, rekor infeksi harian virus corona tercatat di Jerman, Belanda, dan Austria. Sementara, kematian akibat Covid-19 jauh menurun dari tahun lalu di banyak negara Eropa.

Di Rusia, dengan hampir sepertiga dari populasinya sudah divaksin, telah mengalami lonjakan yang stabil selama dua bulan dan sekarang memimpin dunia dalam total kematian akibat virus corona untuk pertama kalinya.

Baca juga: Indonesia Masuk Negara Level 1 Covid-19, Apa Maksudnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir NPR, Pemerintah Belanda pada Jumat (12/11/2021) mengumumkan akan kembali ke penguncian sebagian selama tiga minggu mulai Sabtu (13/11/2021) dalam upaya untuk memperlambat laju penyebaran Covid-19.

Dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 7 November 2021, Eropa merupakan satu-satunya wilayah dengan peningkatan kematian akibat virus, naik 10 persen.

Secara keseluruhan, kasus virus corona baru menurun di sebagian besar dunia, tetapi naik 7 persen di Eropa dan 3 persen di Afrika.

Pekan lalu, direktur WHO untuk Eropa Dr Hans Kluge mengatakan, kawasan itu kembali ke pusat episentrum pandemi.

Baca juga: Deretan Sanksi di Berbagai Negara bagi Warga yang Menolak Vaksinasi Covid-19

Lonjakan kasus baru Covid-19

Keragu-raguan vaksin, berkurangnya kekebalan di antara pembatasan yang sudah diinokulasi, dan pelonggaran semuanya dianggap sebagai faktor dalam gelombang baru.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan lonjakan kasus baru dan kematian di sana karena keragu-raguan. Ia tak paham mengapa warganya enggan disuntik vaksin Sputnik V buatan lokal.

Di Jerman, tercatat ada lonjakan kasus baru pada Kamis (11/11/2021) dengan lebih dari 50.000 kasus.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir dan Paxlovid, Dua Obat yang Diklaim Ampuh untuk Covid-19

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menyebut negaranya harus melakukan semua upaya untuk memutus gelombang baru.

"Situasinya serius dan saya merekomendasikan agar semua orang menganggapnya seperti itu," kata Spahn.

Spahn dan Kepala Institut Robert Koch Jerman untuk penyakit menular, Lothar Wieler memperingatkan bahwa unit perawatan intensif di seluruh negeri berada di bawah tekanan parah dari pasien Covid-19, terutama di negara bagian Saxony, Thuringia, dan Bavaria.

Spahn mengatakan, tes Covid-19 gratis akan ditawarkan lagi mulai Sabtu (13/11/2021).

Menurut data dari Universitas Johns Hopkins, hampir sepertiga penduduk Jerman belum sepenuhnya divaksinasi Covid-19.

Baca juga: Banjir Bandang di Jerman, Apa Saja yang Menjadi Penyebabnya?

Negara dengan tingkat vaksinasi tinggi bernasib baik

Sebaliknya, Portugal dan Spanyol yang memimpin angka statistik vaksinasi Covid-19 Eropa dengan 80 persen, melaporkan kasus baru paling sedikit.

Kasus baru juga rendah di Perancis yang telah memberlakukan pembatasan sejak musim panas, termasuk persyaratan untuk menunjukkan paspor vaksin untuk melakukan hampir semua hal.

Sementara itu, Austria tampaknya hanya beberapa hari lagi untuk memberlakukan penguncian bagi siapa saja yang tidak sepenuhnya diinokulasi.

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Epidemiolog: China Lockdown, Belum Lagi Eropa...

Kanselir Alexander Schallenberg menyebut penguncian nasional untuk yang tidak divaksinasi mungkin tak bisa dihindari.

Ia menambahkan, dua pertiga populasi tidak boleh menderita karena sepertiga lainnya menolak divaksin.

Jika pemerintah federal menyetujui, Upper Austria akan memberlakukan pembatasan pada yang tidak divaksinasi mulai Senin (15/11/2021).

Baca juga: Amankah Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun? Ini Penjelasan Epidemiolog

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Molnupiravir dan Paxlovid, Obat Covid-19 yang Diklaim Ampuh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi