Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Keracunan Timbal di Tengah Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/ANNA SHVETS
Ilustrasi pandemi Covid-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan paparan terkait cara mencegah keracunan timbal di tengah pandemi Covid-19.

Timbal merupakan bahan kimia beracun yang kerap ada di barang-barang yang sering dipakai manusia.

Selama menghabiskan waktu di rumah karena pandemi Covid-19, kita juga rentan terpapar racun timbal.

WHO secara khusus menyoroti paparan timbal ini. Bahkan, pada pekan terakhir Oktober 2021, WHO mengadakan minggu pencegahan racun timbal secara internasional.

Berikut saran dari WHO untuk mencegah paparan racun timbal di tengah pandemi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Epidemiolog: China Lockdown, Belum Lagi Eropa...

Cara mencegah keracunan timbal

Timbal atau timbel adalah unsur kimia dengan lambang Pb dan nomor atom 82. Unsur ini banyak ditemui di bahan yang kita gunakan sehari-hari sehari-hari.

Toxicologi sekaligus Penasihat Regional untuk Kesehatan Kerja dan Lingkungan di WHO, Lesley Onyon, mengatakan, timbal bisa muncul dari kegiatan seperti mengecat rumah, melukis dengan cat minyak, menyolder alat elektronik, atau membuat keramik dengan glasir.

Cat yang mengandung timbal ini bisa menyatu dengan debu dan mengontaminasi seluruh rumah.

Onyon menyarankan agar kita lebih berhati-hati memilih cat. Perhatikan bahan yang terkandung di dalamnya.

"Saya pikir dalam hal masalah cat timbal. Anda dapat memeriksa untuk melihat apakah rumah Anda mengandung cat timbal sebelum memulai proyek renovasi besar," ujar Onyon, mengutip laman WHO, 29 Oktober 2021.

Ia juga menyarankan, sebaiknya makanan dan minuman disimpan dalam wadah kaca.

Penyimpanan bahan kosumsi di plastik dan kaleng dalam waktu lama dinilainya meningkatkan potensi kontaminasi timbal.

Plastik menjadi bahan yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Onyon mengimbau agar bahan-bahan plastik dan mainan berwarna cerah perlu diwaspadai agar tidak tertelan oleh anak-anak.

"Menghindari mainan murah, berwarna cerah, perhiasan dan hal-hal lain yang dapat dimasukkan anak-anak ke dalam mulut mereka, yang berpotensi tertelan," kata dia.

Dampak dan gejala keracunan timbal

Onyon mengatakan, semua orang di dunia berisiko terpapar timbal. Namun, ada tiga kelompok yang rentan keracunan.

"Kita semua berpotensi berisiko terpapar timbal tetapi ada tiga kelompok yang sangat kita khawatirkan, dan ini adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, ibu hamil dan menyusui, serta orang dewasa yang terpajan di tempat kerja," jelas dia.

Dampak dan gejala keracunan timbal ini, menurut Onyon, sering kali tidak disadari. Beberapa gejala ringan yang sering dialami, yakni:

  • Anemia
  • Sembelit
  • Kram perut.

Ketika seseorang terpapar timbal, tidak hanya fisiknya saja yang terganggu, tetapi juga psikis.

"Namun, efek neurologis yang paling kita khawatirkan dan terutama yang memengaruhi anak-anak," ujar Onyon.

Efek neurologis dari paparan timbal ini bergantung pada tingkat keparahan paparannya. Adapun dampak dari efek neurologis ini adalah mudah tersinggung, kecanggungan, hingga penyakit dan efek neurologis yang lebih serius dan mengancam jiwa seperti ensefalopati dan koma, kejang, dan kematian.

Sementara, orang dewasa rentan mengalami penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal ketika terpapar racun timbal. Gejala ini khususnya dialami oleh kelompok pekerja.

"Paparan timbal seringkali tidak serius dalam insiden akut, tetapi paparan berulang pada tingkat rendah dapat menimbulkan dampak neurologis parah yang berlangsung seumur hidup," kata Onyon.

Penanggulangan paparan timbal

Timbal memiliki sejarah yang panjang. Bahan kimia beracun ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Romawi dan Yunani, atau sekitar 5.000 tahun lalu.

Saat ini, WHO memperkirakan hampir satu juta orang meninggal karena efek paparan timbal.

WHO bersama badan internasional lainnya berusaha mengurangi sumber potensi paparan timbal terbesar.

"Kami sudah mengambil tindakan untuk beberapa hal ini. Misalnya pelarangan BBM bertimbal, pengawasan penggunaan pipa air bertimbal untuk air minum dan sebagainya," kata Onyon.

Kendati demikian, masih banyak sumber timbal lainnya yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia.

Misalnya, cat bertimbal, cat dekoratif, timbal dalam air minum dan makanan, perhiasan, mainan, obat-obatan tradisional dan kosmetik, pemberat pancing, pemberat gorden, dan sebagainya.

Tidak semua barang-barang tersebut mengandung timbal, tetapi kita tetap perlu waspada agar jangan sampai menelannya.

Adapun sumber paparan timbal lain yaitu berasal dari baterai asam timbal, yang biasa dipakai dalam kendaraan listrik atau catu daya skala kecil.

"Daur ulang baterai ini sering dilakukan dalam kondisi yang sangat buruk, seringkali di dalam rumah sebagai semacam industri rumahan di negara berkembang dan oleh karena itu seluruh komunitas dan keluarga bisa terpapar," ujar Onyon.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi