Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sipebi, Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Screenshot
Tampilan awal Sipebi, aplikasi penyunting ejaan bahasa Indonesia
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Menyusun teks yang sesuai dengan kaidah baku ejaan bahasa Indonesia bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi sebagian orang.

Sering kali butuh bantuan penyunting bahasa yang berpengalaman untuk menjadikan sebuah teks tidak menyalahi kaidah kebahasaan yang berlaku.

Untuk menyiasati kendala itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia, atau disebut Sipebi.

Sesuai namanya, Sipebi berfungsi untuk melakukan perbaikan atau penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomatis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cara Pakai Aplikasi Sipebi, Penyunting Ejaan Bahasa Indonesia

Aplikasi ini menggunakan pangkalan data Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termutakhir dan masukan para ahli bahasa sebagai basis datanya.

Sipebi diluncurkan pada 28 Oktober 2021, bertepatan dengan puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini.

Usai diluncurkan, Sipebi mendapatkan sambutan antusias dari warganet yang ingin menjajal kebolehan aplikasi ini.

Awal mula Sipebi

Ian Kamajaya, arsitek dan pengembang TI Sipebi, mengatakan, prototipe dari aplikasi tersebut sudah mulai dikembangkan pada tahun 2019.

Ian mengungkapkan, ketika itu ia dihubungi salah seorang rekannya di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk membantu mengembangkan aplikasi penyuntingan ejaan bahasa Indonesia untuk tugas pendidikan dan pelatihan (diklat).

Menurut Ian, ide awal dari rekannya itu adalah membuat aplikasi sederhana untuk menyunting ejaan dan hanya mampu memperbaiki lima macam kesalahan.

"Cuma waktu saya dengar, saya berpikir, 'Wah, jangan kayak gitu'. Saya pikir lebih bagus kalau aplikasi ini dikembangkan lebih jauh. Maka saya tawarkan, bagaimana kalau saya buat prototipe aplikasi yang bisa mengecek lebih banyak kesalahan dan juga memiliki fungsi analisis," kata Ian saat berbincang dengan Kompas.com melalui Zoom Meeting, Kamis (11/11/2021).

Ian mengatakan, fungsi analisis yang dimaksudnya bertujuan agar pengguna aplikasi tahu di mana letak kesalahan dari teks yang mereka tulis. Ide tersebut disetujui rekannya.

Pada Juni 2019, prototipe Sipebi selesai dikerjakan dan di luar dugaan mendapat sambutan positif ketika dipresentasikan.

"Karena mendapat tanggapan yang sangat luar biasa dari kalangan internal, mendapat predikat terbaik, semenjak itu pengembangan Sipebi mulai diadopsi oleh Badan Bahasa secara lebih resmi," ujar Ian.

Pada tahun 2020, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali menghubungi Ian untuk mengembangkan lebih lanjut Sipebi.

"Dan pada tahun 2021, mungkin boleh dikatakan baru pada awal tahun ini, mulai dikerjakan dengan cukup serius," kata Ian.

Bukan hanya perbaikan

Selain mengembangkan Sipebi, Ian juga merupakan pengembang dari KBBI versi daring.

"Saya sudah cukup lama bekerja sama dengan Badan Bahasa, yaitu semenjak tahun 2016. Pada waktu itu saya diminta mengembangkan KBBI Daring," ujar Ian.

Menurut Ian, selain untuk membantu menyunting ejaan dalam teks bahasa Indonesia, ia juga berharap bahwa Sipebi juga bisa digunakan sebagai sarana belajar bahasa.

"Bagi saya sendiri, orang yang kurang ahli bahasa, ada aplikasi semacam demikian. Makanya, salah satu fitur Sipebi yang saya betul-betul ingin sekali ada yaitu fitur analisisnya," kata dia.

"Karena saya berpikir, kalau saya adalah orang yang mau belajar mandiri melalui aplikasi Sipebi, saya akan butuh itu (analisis), bukan hanya perbaikannya," lanjut Ian.

Perbedaan dengan Grammarly

Sipebi mendapatkan sambutan positif dari publik. Bahkan, tak sedikit pula yang membandingkan aplikasi ini dengan Grammarly, aplikasi populer yang digunakan untuk mengoreksi tata bahasa dalam teks berbahasa Inggris.

Ian mengaku senang dengan tanggapan positif tersebut. Akan tetapi, pada saat bersamaan, ia juga khawatir terhadap ekspektasi tinggi yang muncul dari masyarakat.

"Ketika saya mendengar itu (perbandingan dengan Grammarly) saya senang karena mendapat sambutan cukup hangat. Tapi, saya juga merasa takut pada saat bersamaan," ujar Ian.

"Kalau dibandingkan dengan Grammarly, Sipebi ini; pertama beda lapisan. Dan kedua masih jauh lebih kecil. Ibarat bayi dibandingkan dengan orang dewasa," ujar Ian.

Menurut Ian, perbedaan antara Sipebi dan Grammarly adalah pada lapisan pekerjaan yang dilakukan oleh kedua aplikasi tersebut.

Ian mengatakan, Grammarly melakukan perbaikan pada tata bahasa, bukan hanya ejaan seperti yang dikerjakan oleh Sipebi.

"Itu (Grammarly) sangat tinggi sebenarnya. Mereka memakai teknik natural language processing, mungkin di dalamnya juga terdapat artificial intelligence dan data yang sangat masif. Sedangkan Sipebi ini sebenarnya hanya aplikasi penyuntingan ejaan," kata Ian.

Akan tetapi, Ian tidak menutup kemungkinan bahwa Sipebi nantinya dapat terus dikembangkan sehingga memiliki fitur kebahasaan yang lebih kaya. Misalnya, mampu mengoreksi tata bahasa dalam bahasa Indonesia.

"Saya sendiri berharap supaya Sipebi ini bisa terus dikembangkan, dan kalau aplikasinya sudah mapan adalah mungkin bagi kita untuk membuat satu aplikasi yang lapisannya di atas Sipebi, dengan menggunakan Sipebi," kata Ian.

"Sipebi itu menjadi aplikasi yang menyunting ejaan, tetapi kita bisa mungkin membuat aplikasi tata bahasa yang sebagian dari fiturnya menggunakan fitur Sipebi. Itu mungkin," ujar dia. 

Bagi Anda yang tertarik menggunakan Sipebi, aplikasi ini dapat diunduh melalui laman resmi KBBI daring di tautan berikut ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi