Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Iklim Disebutkan Mengacaukan Bentuk Tubuh Burung, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com/rawpixel.com
Ilustrasi burung terbang
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tubuh burung menyusut sebagai respons terhadap perubahan iklim, bahkan di tempat-tempat seperti hutan hujan Amazon yang relatif tidak tersentuh tangan manusia.

Para peneliti telah mempelajari informasi tentang lebih dari 15.000 burung non-migrasi yang mencakup 77 spesies selama periode 40 tahun di hutan Amazon.

Burung-burung itu ditandai dan kemudian dilepaskan kembali, dikutip dari CNN.

Baca juga: Banyak Burung Pipit Mati di Bali dan Cirebon, Apa yang Terjadi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para ilmuwan menemukan bahwa hampir semua tubuh burung menjadi lebih ringan sejak 1980-an, kehilangan rata-rata sekitar 2 persen dari berat badan mereka setiap dekade.

Untuk spesies burung rata-rata yang beratnya sekitar 30 gram (1 ons) pada 1980-an, populasi sekarang rata-rata sekitar 27,6 gram (0,97 ons).

Studi yang diterbitkan di jurnal Science Advances ini juga mengungkapkan bahwa lebar sayap semakin besar pada sepertiga spesies burung Amazon yang diteliti.

Baca juga: Ketika Ribuan Burung Pipit Mendadak Berjatuhan di Bali...

Perubahan sayap

Ini adalah pola yang juga terlihat pada burung migran Amerika Utara.

"Burung-burung ini tidak terlalu bervariasi ukurannya," kata Philip Stouffer dari Louisiana State University School of Renewable Natural Resources.

"Mereka cukup disetel dengan baik, jadi ketika setiap orang dalam populasi beberapa gram lebih kecil, itu signifikan," sambungnya.

Menurutnya, hal itu terjadi di mana dan kemungkinan tidak hanya terjadi pada burung.

"Jika Anda melihat ke luar jendela dan mempertimbangkan apa yang ada di luar sana, kondisinya tidak seperti 40 tahun yang lalu. Sangat mungkin tumbuhan dan hewan juga merespons perubahan itu," jelas dia.

Baca juga: Heboh Video Burung Mirip Kayu, Burung Apa Itu? Simak Penjelasan LIPI

Burung yang hidup lebih tinggi di kanopi hutan, paling terpapar panas dan kondisi kering, memiliki perubahan paling dramatis dalam berat badan dan ukuran sayap.

Berat badan yang lebih rendah dan panjang sayap yang bertambah berarti burung menggunakan energi lebih efisien.

Misalnya, dibandingkan dengan jet tempur bersayap pendek yang membutuhkan banyak bahan bakar untuk terbang, pesawat layang berbadan kurus dan bersayap panjang terbang dengan energi yang jauh lebih sedikit.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Suntik DNA Ikan Salmon yang Dilakukan Krisdayanti

Faktor utama dari perubahan iklim

Kesimpulannya, iklim yang lebih hangat merupakan kekuatan pendorong perubahan ini, tetapi mekanisme yang berperan tidak sepenuhnya jelas.

Iklim di Amazonia Brasil, tempat burung-burung tinggal, menjadi semakin panas dan basah, setidaknya di musim hujan selama periode penelitian.

Sejak 1966, curah hujan meningkat sebesar 13 persen pada musim hujan dan turun sebesar 15 persen pada musim kemarau, dengan suhu meningkat sebesar 1 derajat celcius pada musim hujan dan 1,65 derajat celsius pada musim kemarau.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Perubahan iklim mungkin membuat makanan atau sumber daya lainnya semakin langka.

"Bersama-sama, proporsi tubuh bergerak ke arah penerbangan yang lebih efisien, produksi panas metabolik yang lebih rendah dan konsisten dengan adaptasi plastik atau genetik terhadap sumber daya atau tekanan termal di bawah perubahan iklim," tulis studi itu.

Di Laut Mediterania, ikan, krustasea, dan moluska ditemukan di habitat yang lebih dalam saat air menghangat.

Saat planet ini semakin panas, hewan mengembangkan paruh, kaki, dan telinga yang lebih besar, sehingga memungkinkan mereka mengatur suhu tubuh dengan lebih baik.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi