Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Dini BMKG untuk Periode Hujan Lebat, Lakukan 6 Hal Ini

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD
Hujan lebat membuat Jalan DI Panjaitan di sekitar Gedung Patria Park, Jakarta Timur, tergenang, Rabu (27/10/2021) sore.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem periode puncak musim hujan pada akhir dan awal tahun.

Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, dinamika atmosfer yang mempengaruhi musim di Indonesia, turut mempengaruhi variabilitas musim.

"Di akhir dan awal tahun, Desember, Januari, Februari, umumnya merupakan periode musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, namun demikian juga tergantung dengan bagaiman faktor pendukung dinamika atmosfernya," kata Hary kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2021) malam.

Baca juga: Waspada Wisata Air Saat Musim Hujan, Ini Imbauan BNPB

Waspadai intensitas hujan lebat

Hay menjelaskan, bulan Oktober hingga Desember, di Indonesia umumnya bersamaan dengan periode awal musim hujan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selanjutnya, Januari hingga Februari umumnya periode puncak musim hujan.

"Hal inilah mengapa cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi lebih sering terjadi pada awal dan akhir tahun," kata Hary.

Bencana hidrometeorologi yang dimaksud yakni banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Periode puncak musim hujan umumnya ditandai dengan intensitas hujan yang lebat bahkan ekstrem.

Hujan biasanya terjadi dengan frekuensi yang lebih sering dan periode yang lebih lama.

"Meskipun kenyataan sekarang ini hampir setiap bulanya wilayah Indonesia akan mengalami fenomena atau gangguan cuaca ekstrim, karena saking luasnya dan uniknya variasi iklim di Indonesia," kata Hary.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan dan memantau informasi dari BMKG.

"BMKG sebagai lembaga otoritas resmi pemerintah yang secara day to day terus memantau perkembangan cuaca dan iklim termasuk fenomena-fenomena iklim lainya," kata Hary.

Baca juga: Video Viral Sebut Angin Puting Beliung di Bali, BMKG: Itu Waterspout

6 persiapan hadapi musim hujan

BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan.

Prediksi BMKG, pekan depan cuaca kemungkinan diwarnai hujan intensitas lebat-sangat lebat dan dapat disertai petir dan angin kencang.

Peringatan ini terutama bagi masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

Hary menyarankan agar masyarakat melakukan 6 persiapan ini saat musim hujan, yaitu:

  1. Memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air/drainase lancar atau tidak tersumbat
  2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol
  3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif
  4. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi
  5. Menggencarkan secara lebih masif sosialisasi, edukasi dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian kapasitas pemerintah daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi)
  6. Memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca dan iklim ekstrem dari BMKG secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

Berikut beberapa alternatif saluran informasi bagi mereka yang ingin memantau peringatan dini cuaca dan iklim ekstrem:

Baca juga: Analisis BMKG Terkait Banjir Alor dan Banjir Bandang Kota Batu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi