Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Sebut Varian Corona AY.4.2 Belum Ada di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi memberi sambutan saat menerima bantuan 500 ton oksigen dari Indonesia Morowali Industrial Park di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/7/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, varian Delta AY.4.2 atau Delta Plus belum ditemukan di Indonesia.

Delta plus merupakan subvarian Delta yang sudah masuk di Malaysia dan dilaporkan menginfeksi dua orang.

"Untuk varian baru, memang varian Delta itu kan kodenya B.1.167.2, itu sudah punya anak, depannya pakai AY, terbanyak di Indonesia subvariannya AY.23 dan AY.24," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/11/2021).

"Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada AY.23 ada, AY.24 ada, tapi AY.4.2 belum ada," tambah dia.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona Varian Delta AY.4.2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subvarian virus corona ini merupakan hasil mutasi dari varian Delta yang semula banyak merebak di Inggris dan masuk dalam daftar variant of concern pada Mei 2021.

Namun, pada Juli 2021 ditemukanlah subvarian Delta AY.4.2 atau Delta Plus dan jumlah infeksinya semakin mendominasi

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian ini telah tersebar di setidaknya 42 negara dunia, termasuk Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia.

Namun, 96 persen dari infeksi yang terjadi di dunia itu ditemukan di Inggris.

Meski demikian, Budi menyebut varian Delta dan subvariannya memiliki mutasi genetik yang mirip.

"Kesimpulan kami, kalau misalnya masuk anak atau cucunya, insyaallah kekebalan yang terbentuk di masyarakat bisa menanggulangi ini," ujar Budi.

Baca juga: 5 Fakta soal Varian Delta AY.4.2 yang Sudah Masuk Malaysia

Indikasi kenaikan kasus di 5 provinsi

Budi menuturkan, Presiden Joko Widodo meminta agar Kemenkes memonitor secara ketat 5 provinsi yang terindikasi mengalami kenaikan kasus.

Menurut dia, kelima provinsi itu berada di Jawa.

Berdasarkan hasil observasi Kemenkes pekan lalu, Budi menyebut ada 126 kabupaten atau kota yang mengalami kenaikan kasus.

Beberapa di antaranya bahkan mencatat kenaikan selama 3 minggu berturut-turut.

"Sehingga kita lakukan pendalaman. Sebagian besar kenaikannya karena ada kasus positif di sekolah dan takziah," jelas dia.

"Oleh karena itu, saya dengan Pak Nadiem akan segera melakukan konsolidasi agar tetep melakukan program tatap muka tapi dengan surveillance yang aktif," tambahnya.

Terkait vaksinasi Covid-19, Budi menjelaskan bahwa sampai saat ini sudah ada 216 juta dosis vaksin yang diberikan kepada 130,6 juta penduduk, 84,5 juta di antaranya sudah mendapat vaksin lengkap.

Sementara rata-rata capaian vaksinasi setiap harinya mencapai 1,6-2 juta suntikan.

"Diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 290-300 juta suntikan. Dengan perkirakan, dosis satu 161 juta orang atau 78 persen dari target populasi dan dosis dua mencapai 118 juta atau mendekati 60 persen," tutup Budi.

Baca juga: Pemerintah Waspadai Varian Virus Corona AY.4.2 Delta Plus, Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi