Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Merah Jadi Warna Alarm Bahaya dan Tanda Peringatan?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik.com
sirene
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dari sinyal lalu lintas hingga sirene ambulans dan kendaraan polisi, merah adalah warna yang ada di mana-mana di dunia kita.

Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa tanda-tanda itu menggunakan warna merah, bukan putih, hijau, atau kuning? Mengapa warna merah begitu efektif?

Jawabannya adalah terletak pada konsep hamburan.

Baca juga: Siapa yang Membangun Piramida Mesir?

Hamburan Rayleigh

Melansir Science ABC, hamburan adalah fenomena ketika cahaya menyimpang dari jalur lurusnya saat menabrak rintangan, seperti debu, molekul gas atau uap air.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkas cahaya diarahkan ke arah yang berbeda setelah berinteraksi dengan partikel yang ada dalam medium.

Hukum yang mengatur fenomena hamburan ini disebut dengan hamburan Rayleigh.

Hukum ini menyatakan, hamburan cahaya berbanding terbalik dengan pangkat empat panjang gelombang cahaya.

Untuk sinyal bahaya, warna yang digunakan harus terlihat dari kejauhan, sehingga orang dapat diberitahu dan kecelakaan dapat dicegah.

Oleh karena itu, dibutuhkan cahaya yang tidak banyak menyebar dan berada dalam jangkauan penglihatan manusia.

Dari spektrum elektromagnetik, rentang yang terlihat oleh manusia disebut "rentang tampak" cahaya.

Rentang ini membentang dari warna biru (memiliki panjang gelombang terendah) hingga warna merah (memiliki panjang gelombang tertinggi).

Panjang gelombang cahaya merah adalah sekitar 620-750 nm. Hukum Hamburan menyatakan bahwa panjang gelombang terpanjang akan menyebarkan paling sedikit.

Baca juga: Sejarah Honda Lahir 24 September 1948

 

Merah memenuhi kedua kondisi ini. Pertama, ia termasuk dalam rentang yang terlihat oleh manusia. Kedua, merah memiliki panjang gelombang tertinggi, menjadikannya warna yang paling sedikit tersebar.

Sinyal marabahaya atau alarm kita harus tetap terlihat, bahkan saat jarak pandang di sekitar rendah.

Visibilitas langsung dapat terpengaruh dalam keadaan, seperti kabut, hujan, dan asap. Karena sinyal harus mencapai jarak yang lebih jauh, itu harus menyebar lebih sedikit.

Agar lebih sedikit menyebar dan mudah melewati kabut, asap, dan lainnya, panjang gelombangnya harus tinggi. Itulah alasan mengapa digunakan warna merah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911

Efek pada otak manusia

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience menghubungkan warna merah dengan menarik perhatian dalam konteks emosional.

Disebutkan bahwa melihat warna merah segera sebelum atau selama respons motorik meningkatkan kekuatan dan kecepatan respons.

Selain itu, warna merah tampaknya memiliki sifat yang membangkitkan emosi.

Orang cenderung mengasosiasikan merah dengan emosi negatif yang membawa bahaya, karena merupakan warna api, darah, dan kemarahan.

Oleh karena itu, pikiran manusia langsung aktif atau waspada ketika melihat warna ini.

Baca juga: Alasan dan Sejarah Penggunaan Setir Kanan di Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Sejarah Indonesia Gunakan Setir Mobil di Kanan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi