Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Manfaatkan AI untuk Membantu Penyandang Tuli di Ruang Publik

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemerintah daerah di Jepang mulai memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memberikan pelayanan publik.

Salah satunya bagi penyandang tuli atau mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

Melansir Kyodo News, 9 November 2021, sistem AI tersebut dikembangkan oleh University of Electro-Communications di Tokyo dan SoftBank Corp.

Sistem tersebut bekerja dengan cara menerjemahkan gestur bahasa isyarat dari penyandang tuli menjadi teks tertulis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meskipun saat ini sistem tersebut baru bisa diakses dengan menggunakan peralatan khusus, namun otoritas lokal di Jepang berharap bahwa nantinya sistem tersebut dapat digunakan hanya dengan smartphone.

Baca juga: Terjadi Serangan Pisau Lagi di Jepang, Wanita Tua Ditusuk di Stasiun Fukushima

Membantu pelayanan publik

Di kantor kota Narashino di Prefektur Chiba, dekat Tokyo, seorang perempuan penyandang tuli menanyakan arah ke toilet menggunakan bahasa isyarat sambil berdiri di depan kamera.

Terjemahan teks muncul di layar komputer staf kantor setelah sekitar tiga detik.

Respons dari staf kantor itu kemudian ditampilkan sebagai teks melalui layar yang terpampang di depan perempuan itu, membuat interaksi antara keduanya menjadi lebih lancar.

Sistem AI yang diberi nama "Sure Talks" itu bekerja dengan memanfaatkan teknologi pengenalan visual yang menganalisa pergerakan dari beberapa bagian tubuh, seperti jari dan lengan.

Gestur bahasa isyarat yang tercipta dari kombinasi jari dan lengan kemudian diterjemahkan ke bahasa Jepang.

Untuk mengembangkan sistem tersebut, foto gestur bahasa isyarat dari ratusan orang dikonversi ke bentuk digital.

Baca juga: Tujuh Kelas Prajurit Jepang Masa Feodal: Perbedaan Samurai, Ronin, hingga Ninja

 

Pejabat kota Narashino mengatakan, meskipun percakapan dengan penyandang tuli dapat dilakukan secara tertulis, namun sistem AI Sure Talks membuat percakapan itu menjadi lebih lancar.

"Jauh lebih lancar karena penerjemahan dilakukan secara real-time," kata pejabat itu.

Mito di Prefektur Ibaraki dan Chofu di Tokyo juga telah menyiapkan meja khusus di kantor kota untuk membantu orang-orang yang menggunakan sistem tersebut.

Baca juga: Pedang Katana, Simbol Tradisi Samurai Jepang

Masih bisa dikembangkan

Melansir, The Mainichi, 9 November 2021, sistem AI Sure Talks masih memiliki banyak ruang untuk pengembangan lebih lanjut.

Saat ini, sistem tersebut hanya dapat menerjemahkan gestur bahasa isyarat secara akurat menjadi sekitar 1.500 kata dalam bahasa Jepang.

"Sejumlah besar data bahasa isyarat diperlukan untuk membangun model penerjemahan bahasa isyarat yang akurat ke dalam teks Jepang," kata seorang insinyur SoftBank yang terlibat dalam pengembangan sistem tersebut.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan akurasi sistem, perusahaan komunikasi seluler dan layanan internet itu menganggap perlu meluncurkan situs web dan aplikasi smartphone yang meminta kerja sama dari publik.

Baca juga: 5 Cerita Rakyat Jepang, Sumber Inspirasi Tempat Wisata Populer hingga Film Horor

Situs web dan aplikasi smartphone tersebut akan meminta sebanyak mungkin orang untuk mengirimkan foto contoh penggunaan bahasa isyarat.

Akan tetapi, menurut Federasi Penyandang Tuli Jepang, agar AI menjadi alat yang efektif bagi orang-orang tuli dan sulit mendengar, diperlukan lebih banyak elemen dalam pengembangannya, sesuatu yang akan sulit dicapai dalam jangka pendek.

"Karena bahasa isyarat memiliki dialek dan ekspresi yang unik secara regional, terjemahan bahasa isyarat berbasis AI saat ini tidak cukup. Jika dibuat lebih akurat, itu akan menjadi sarana yang efektif untuk melakukan percakapan sederhana dan menanggapi pertanyaan di kantor publik dan tempat lain," kata seorang pejabat federasi.

Baca juga: Penjelasan RS Jepang yang Baru Sadar Minum Air Toilet Selama 30 Tahun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi