Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Wayang Kulit Disebut dari Malaysia, Ini Tanggapan Dalang

Baca di App
Lihat Foto
Adidas
Salah satu koleksi sepatu Adidas yang terinspirasi dari budaya Wayang Kulit.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Unggahan akun Instagram resmi Adidas Singapura menuai kecaman dari warganet Indonesia, setelah salah satu unggahanya menyebutkan bahwa wayang kulit berasal dari Malaysia.

Permasalahan bermula dari cuplikan video promosi koleksi sepatu terbaru yang diunggah akun Instagram resmi Adidas Singapura @adidassg, Selasa (9/11/2021).

Video tersebut menampilkan salah satu sepatu yang merupakan bagian dari koleksi terbaru Adidas, yakni Ultraboost City Pack.

"Rayakan warisan budaya Malaysia melalui perspektif JAEMYSC di #UltraBoost DNA City Pack kami berikutnya," tulis @adidassg.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Desain ini memberi penghormatan untuk Wayang Kulit, bagian signifikan dari identitas dan warisan budaya Malaysia dengan meleburkan elemen-elemen Wayang Kulit dengan palet warna modern, dalam sebuah pendekatan 'old-meets-new' dalam UltraBoostDNA," demikian pernyataan @adidassg.

Baca juga: Adidas Sebut Wayang Kulit Budaya Malaysia, Netizen Indonesia Geram

Klarifikasi Adidas

Usai mendapatkan ribuan komentar dan kritik tajam dari warganet Indonesia, Adidas Singapura mengeluarkan klarifikasi serta mengubah caption video tersebut.

Dari pantauan Kompas.com, Selasa (16/11/2021), akun @adidassg sudah mengganti caption yang disertakan dalam video teaser tersebut dan telah menyertakan nama Indonesia sebagai negara pemilik Wayang Kulit.

Melalui sebuah unggahan di Instagram Stories, pihak Adidas juga turut menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang mereka buat.

"Kami dengan tulus memohon maaf atas kesalahan yang tidak disengaja yang mungkin telah terjadi dan sekarang telah mengubah unggahan kami. Untuk menghindari kesalahpahaman, baik merek maupun artis tidak berniat mengklaim kesenian budaya dari Indonesia," demikian klarifikasi dari @adidassg.

Meskipun masalah ini telah diklarifikasi Adidas Singapura, tetapi di media sosial Twitter masih terjadi diskusi soal asal-mula wayang dan keberadaannya yang disebut tidak hanya eksklusif dari Indonesia.

"The fact is, wayang kulit adalah bagian budaya dari banyak negara dan setiap negara ada ciri khas nya sendiri. Jadi ya gak bisa juga klaim wayang secara eksklusif adalah budaya kita. But the problem is, Adidas uses Javanese Wayang in their video instead of Malaysian," cuit akun Twitter ini.

Lantas, benarkah Wayang Kulit asli dari Indonesia?

 

Tanggapan Dalang

Dalang sekaligus Pengelola Kesenian Tradisional di Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Jawa Tengah, Diwasa Diranagara mengatakan, kesenian wayang secara umum memang dapat dijumpai di berbagai daerah atau kebudayaan.

"Setiap negara punya wayang, yang seperti wayang kita, wayang Jawa. Di China juga ada, namanya wayang potehi. Di luar pulau Jawa pun itu ada misalnya wayang sasak, dan berbagai macam dari daerah masing-masing," kata Diwasa, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/11/2021).

Akan tetapi, Diwasa menegaskan bahwa jika penyebutannya adalah wayang kulit, maka itu secara spesifik merujuk pada wayang yang berasal dari Jawa.

"Kalau sudah menyebut wayang kulit itu budaya Jawa, budaya Indonesia," ujar pria yang sudah mendalang sejak 1984 tersebut.

Baca juga: Ini 11 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui Dunia

Diwasa mengatakan, sejarah wayang kulit dapat dilacak hingga era Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Menurut pria yang juga dalang asal Klaten, Jawa Tengah ini, cikal-bakal wayang kulit yang dikenal sekarang berakar dari wayang Bali.

"Wayang Bali itu yang asli, jaman dulu itu memang seperti itu (bentuknya). Mungkin yang pertama diciptakan seperti itu. Terus mengalami perkembangan, tangan (wayangnya) lepas satu," kata Diwasa.

Kemudian pada era Kerajaan Majapahit, desain wayang kembali mengalami perubahan, yakni kedua tangan wayang menjadi lepas dan bisa bebas digerakkan.

Setelah keruntuhan Majapahit, desain wayang kembali mengalami perubahan. Pada saat itu yang berkuasa di Jawa adalah Kesultanan Demak yang menganut Islam.

"Kan di dalam syariat Islam atau ajaran Islam kan tidak boleh menggambar menyerupai manusia. Padahal wayang-wayang yang dulu itu gambar matanya itu dua," jelas dia.

"Karena ajaran Islam tidak memperbolehkan, kemudian disempurnakan oleh Sunan Kalijaga menjadi seperti yang sekarang ini," kata Diwasa. 

Diwasa mengatakan, penyempurnaan yang dilakukan Sunan Kalijaga itu akhirnya menghasilkan desain wayang kulit seperti yang dikenal sekarang, misalnya tangan wayang dibuat panjang hingga menyentuh bagian ujung kaki.

"Kalau secara logika kan enggak mungkin, tangannya panjang sampai menyentuh kaki. Itu sudah disempurnakan oleh Sunan Kaligaja," ujar Diwasa.

Diwasa mengatakan, dari sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenian wayang kulit memang produk kebudayaan Jawa.

"Cuma ceritanya mengambil dari Mahabharata atau Ramayana, cerita India," kata Diwasa.

Baca juga: 7 November Ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional, Bagaimana Sejarahnya?

Warisan budaya Indonesia

Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan pertunjukkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Karya Agung Budaya Dunia dari Indonesia.

Menurut UNESCO, wayang adalah warisan budaya yang bernilai tinggi, karena merupakan sebuah seni kriya, dan penggabungan dari sastra, seni musik, sampai seni rupa.

Melansir Indonesia.go.id, 10 Desember 2018, kata wayang diketahui berasal dari bahasa Sansekerta ‘Ma Hyang’ yang berarti menuju kepada roh spiritual, para dewa, atau sang kuasa.

Namun, ada pula yang mengatakan bahwa istilah wayang berasal dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan pada layar.

Wayang kulit terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Sedangkan bagian siku terbuat dari tanduk kerbau yang disambung menggunakan sekrup supaya gerakan wayang terlihat lebih dinamis.

Pertunjukan wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang di balik kain putih atau kelir yang disorot lampu sehingga menghasilkan bayangan pergerakan wayang. Dalang juga bertugas sebagai narator dari dialog antara tokoh-tokoh dalam cerita.

Pertunjukan wayang kulit juga diiringi musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok niyaga, dan tembang yang dinyanyikan oleh sinden.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi