Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tulisan Dokter Sering Sulit Dibaca? Ini Kata Para Dokter

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/millionsjoker
Ilustrasi dokter
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pernahkah Anda berpikir, kenapa kebanyakan dokter sering kali memiliki tulisan yang unik dan sulit dibaca?

Hal itu terlihat dari resep-resep yang dituliskan para dokter.

Kenapa tulisan dokter sering sulit dibaca? Simak kata para dokter berikut ini...

Dokter spesialis saraf RSIP Dr Sarjito Sleman, dr. Paryono, Sp.S(K) mengatakan, tak semua dokter memiliki tulisan yang sulit dibaca.

Menurut dia, kenapa tulisan dokter sulit dibaca karena alasan efisiensi waktu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak ada alasannya, biasanya (menulis) buru-buru, cepat. Tidak semua (sulit dibaca), ada banyak yang tulisan bagus," kata Paryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/11/2021).

Paryono mengatakan, tulisan yang jelek dan sulit dibaca oleh pasien bukan masalah, asalkan apoteker bisa membacanya.

Jika apoteker merasa kurang jelas atau tidak yakin, mereka biasanya melakukan konfirmasi ulang kepada dokter.

"Yang penting apoteker bisa membaca dan biasanya kalau tidak jelas, akan dikonfirmasi," jelas staf pengajar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Senada dengan dokter Paryono, Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar menyebut tak semua tulisan dokter sulit dibaca.

Bahkan, saat ini dokter sudah banyak yang beralih menggunakan sistem elektronik untul penulisan resep dan catatan.

"Sekarang tulisan dokter bagus-bagus kok, apalagi sudah pakai sistem komputer rata-rata sekarang," kata Eka saat dikonfirmasi secara terpisah, Kamis.

Mengutip The National Medical Journal of India, alasan paling umum untuk tulisan tangan yang tidak terbaca adalah banyaknya pasien yang harus dilihat.

Oleh karena itu, catatan yang harus ditulis dan resep diberikan dalam waktu singkat.

Sebuah studi terkontrol menunjukkan bahwa dokter memiliki tulisan tangan yang tidak lebih buruk daripada sekelompok tenaga kesehatan lainnya dan jauh lebih baik daripada para eksekutif perawatan kesehatan.

Temuan mengejutkan dari penelitian lain adalah keterbacaan yang buruk terbatas pada huruf alfabet daripada angka.

Hal ini mungkin mencerminkan pentingnya keterbacaan dosis obit daripada nama yang ditekankan oleh dokter.

Untungnya, tulisan tangan yang buruk kini tidak lagi menjadi masalah.

Sebab, banyak dokter beralih ke rekam medis elektronik untuk mengurangi kesalahan pembacaan, bahkan untuk resep.

Beberapa negara bahkan secara hukum mewajibkan dokter untuk mengirimkan resep secara elektronik, bukan melalui slip tulisan tangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi