Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Toilet SPBU Jadi Ajang Pungli, Ini Cerita Ignasius Jonan Benahi Toilet KAI

Baca di App
Lihat Foto
Facebook KRL-Mania
Foto Dirut PT KAI Ignasius Jonan tengah tidur di dalam gerbong KA Ekonomi beredar di media sosial
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Media sosial diramaikan dengan unggahan warganet mengenai adanya pungutan liar di toilet SPBU. 

Adapun narasi yang dibagikan tersebut adalah sebagai berikut:

"KITA BICARA PUNGLI Rp.2000. DI TOILET SPBU kok malah loe bilang SEDEKAH IKHLAS 2000 LOE MASIH WARAS KAN. GAWAT BRO...!!! katanya pembayaran 2000 di TOILET SPBU. secara sukarela. tapi ketika saya gak bayar. tiba tiba KASIR TOILET SPBU memanggil saya....Pak...Bapak belum bayar 2000. Apa ini yg dikatakan suka rela," ujar pemilik akun.

Terkait dengan unggahan tersebut, Unit Manager Communication Relations dan CSR MOR III PT Pertamina Eko Kristiawan mengatakan, membayar uang setelah menggunakan toilet di SPBU sifatnya sukarela.

Sehingga pemakaian toilet di SPBU jika ingin membayar hal tersebut baik, namun jika tidak membayar tak menjadi soal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penjelasan Pertamina soal Toilet di SPBU Jadi Ajang Pungli Kencing Bayar Rp 2.000

Ignasius Jonan dan toilet KAI

Ramai soal toilet di fasilitas umum ini mengingatkan pada reformasi Kereta Api Indonesia (KAI) yang dilakukan oleh Direktur PT KAI saat itu Ignasius Jonan. 

Keberhasilan Jonan dalam memperbaiki KAI dari yang sebelumnya 'semrawut' menjadi transportasi yang nyaman sebagaimana terlihat saat ini, dimulai dari langkah awalnya memperbaiki toilet yang ada di stasiun.

Pilihan awal Jonan untuk memutuskan memperbaiki toilet sempat ditanyakan oleh banyak pihak, mengapa yang ia lakukan justru memperbaiki toilet terlebih dahulu.

"Loh, saya bilang kalau ngurus toilet di stasiun enggak bisa, saya yakin yang lain enggak bisa," ujar Jonan dikutip dari Kompas.com 17 November 2020.

Tekad kuat Jonan memperbaiki toilet ditunjukkan dengan sedikit memberikan hardikan kepada seluruh pejabat di KAI mulai dari kepala stasiun, pimpinan direksi hingga dirinya sendiri

"Saya bilang gini, tiga bulan, kalau semua toilet di stasiun enggak bisa beres saya tutup semua. Saya tutup toilet Anda semua. Termasuk ruang kerja saya. Kita pakai tolet umum, enggak mau tahu saya. Beres," tuturnya.

Dengan adanya perubahan kecil yang disandingkan dengan kegigihan, Jonan yakin perubahan pada akhirnya akan dirasakan oleh perseroan.

"Kita itu kerjakan, betulkan hal kecil seminggu satu saja. Setahun ada 54 (minggu). 5 tahun, paling kurang ada 200 improvement. Masa Kereta Api enggak berubah," katanya.

Baca juga: Jonan dan Toilet Seharga Dua Mobil Kijang

 

Sementara itu, mengutip dari Kompas.com 10 Oktober 2013, perhatian Jonan soal toilet juga ia lakukan pada toilet yang ada di kereta.

Ketika ia masuk menjabat Direktur Utama PT KAI ia menyadari bahwa tak ada sistem penampungan limbah toilet di kereta.

Saat itu limbah dari penumpang kereta langsung dibuang ke tanah.

Jonan sempat menanyakan pada teknisi PT KAI dan mendapatkan jawaban bahwa tidak mungkin untuk membuat tempat penampungan limbah di toilet kereta.

Hal ini karena jumlah penumpang yang sangat banyak.

"Saya lalu bilang pesawat Boeing 747 yang penumpangnya lebih banyak saja bisa. Jadi, di kereta harus bisa," kata Jonan.

Baca juga: Cerita Jonan Saat Awal Menjabat Dirut PT KAI: Mulai dari Bersihkan Toilet Stasiun


Harga toilet Rp 750 juta

Teknisi sempat memperkirakan bahwa untuk membuat toilet yang demikian maka dibutuhkan anggaran kira-kira sebesar Rp 750 juta per toiletnya.

Akan tetapi saat itu Jonan tetap bersikeras dengan pendiriannya, hingga akhirnya sistem toilet dengan penampungan limbah bisa terealisasi bahkan hanya dengan biaya Rp 100 juta.

Bagi Jonan, toilet adalah cerminan perilaku masyarakat karena tak ada orang yang bisa hidup tanpa adanya toilet.

Dari keberhasilannya menyelesaikan perkara toilet inilah kemudian ia bisa memunculkan kepercayaan diri karyawannya.

Sehingga ia bisa mengajak seluruh elemen PT KAI untuk menyelesaikan masalah-masalah lain yang lebih besar.

Baca juga: Ramai soal Toilet di SPBU Jadi Ajang Pungli Kencing Bayar Rp 2.000, Ini Kata Pertamina

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi