Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Rencana Pengembangan Sipebi, Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Screenshot
Tampilan awal Sipebi, aplikasi penyunting ejaan bahasa Indonesia
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia (Sipebi) yang diluncurkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mendapatkan sambutan positif dari masyarakat.

Aplikasi tersebut diluncurkan pada 28 Oktober 2021, bertepatan dengan puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini.

Sesuai namanya, Sipebi berfungsi untuk melakukan perbaikan atau penyuntingan teks bahasa Indonesia secara otomatis.

Aplikasi ini menggunakan pangkalan data Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termutakhir dan masukan para ahli bahasa sebagai basis datanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Sipebi dikerjakan oleh Ian Kamajaya, arsitek dan pengembang TI yang juga terlibat dalam pengembangan KBBI versi daring pada 2016.

Ian mengatakan, prototipe dan gagasan pengembangan Sipebi sudah ada sejak 2019, namun baru dikerjakan secara penuh mulai awal tahun 2021.

"Dan pada tahun 2021, mungkin boleh dikatakan baru pada awal tahun ini, mulai dikerjakan dengan cukup serius," kata Ian saat dihubungi Kompas.com melalui Zoom, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Mengenal Sipebi, Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia

Senang atas apresiasi masyarakat

Ian mengaku senang dengan tanggapan positif yang diberikan oleh masyarakat setelah Sipebi diluncurkan.

Menurut dia, selain untuk membantu menyunting ejaan dalam teks bahasa Indonesia, Sipebi juga diharapkan dapat digunakan sebagai sarana belajar bahasa.

"Bagi saya sendiri, orang yang kurang ahli bahasa, sangat mengharapkan ada aplikasi semacam demikian. Makanya salah satu fitur Sipebi yang saya betul-betul ingin sekali ada yaitu fitur analisisnya," kata dia.

"Karena saya berpikir, kalau saya adalah orang yang mau belajar mandiri melalui aplikasi Sipebi, saya akan butuh itu (analisis), bukan hanya perbaikannya," ujar Ian.

Ian mengatakan, meskipun saat ini hanya memiliki fitur yang terbilang sederhana jika dibandingkan dengan aplikasi sejenis, misalnya Grammarly, Sipebi masih memiliki ruang untuk pengembangan yang lebih luas.

Grammarly adalah aplikasi populer yang digunakan untuk mengoreksi tata bahasa dalam teks berbahasa Inggris.

"Saya sendiri berharap supaya Sipebi ini bisa terus dikembangkan, dan kalau aplikasinya sudah mapan adalah mungkin bagi kita untuk membuat satu aplikasi yang lapisannya di atas Sipebi, dengan menggunakan Sipebi," kata Ian.

"Sipebi itu menjadi aplikasi yang menyunting ejaan, tetapi kita bisa mungkin membuat aplikasi tata bahasa yang sebagian dari fiturnya menggunakan fitur Sipebi. Itu mungkin," ujar dia.

Baca juga: Cara Pakai Aplikasi Sipebi, Penyunting Ejaan Bahasa Indonesia

Sosok di balik Sipebi

Ian saat ini berdomisili di Singapura. Suatu saat, ia ingin pulang ke Indonesia dan memberikan kontribusi lebih banyak bagi Tanah Air.

"Saya masih warga negara Indonesia, jadi ini (Singapura) mungkin hanya tempat sementara. Suatu saat saya berencana untuk menetap di Indonesia. Tapi untuk belajar dan bekerja, saya rasa Singapura di dalam bidang saya memberikan kesempatan yang jauh lebih luas," ujar dia.  

"Tentu saja saya lebih ingin berkontribusi untuk bangsa sendiri. Itu sebabnya saya juga terlibat di dalam pembuatan KBBI daring, terus Sipebi. Itu kan karena saya pikir lebih baik bagi saya untuk kasih kontribusi ke bangsa sendiri," kata Ian.

Ian mengatakan, Sipebi bukan aplikasi pertama yang ia kembangkan untuk Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Pria kelahiran Malang, 3 Mei 1987 ini mengatakan, ia telah mengembangkan beberapa aplikasi untuk instansi tersebut.

Pertama, KBBI Daring (2016-sekarang) yang merupakan aplikasi pencarian entri dan penyusunan KBBI secara daring, diperlengkapi dengan fitur pembuat naskah KBBI cetak.

Ian juga mengembangkan Aplikasi Kompilasi Kamus (2020-sekarang), yakni aplikasi pencarian entri dan penyusunan berbagai jenis kamus secara daring.

Jenis kamus yang didukung hingga saat ini meliputi Kamus Daerah, Kamus Daerah-Indonesia, Kamus Indonesia-Daerah, Kamus Asing, dan Kamus Bidang Ilmu.

Khusus untuk Aplikasi Kompilasi Kamus, Ian mengatakan bahwa aplikasi ini belum dibukakan kepada publik, dan hanya digunakan oleh kalangan internal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk mendaringkan data berbagai kamus cetak yang sudah tersedia.

Biodata:

  • Nama Lengkap: Ian Kamajaya
  • Tempat, Tanggal Lahir: Malang, 3 Mei 1987
  • Riwayat Pendidikan:
    • SMA: SMAK Kolese Santo Yusuf, Malang (2002-2005)
    • S1: Jurusan Teknik Elektro (dengan minor Jurusan Bisnis) di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2005-2009), Sarjana Teknik Elektro, First Class Honours
    • S2: Jurusan Teknik Elektro di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (2011-2015, paruh waktu), Magister Teknik Elektro (melalui Riset)

Lihat Foto
KOMPAS.COM/JAWAHIR GUSTAV RIZAL
Ian Kamajaya, pengembang aplikasi penyuntingan ejaan bahasa Indonesia (Sipebi) saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (11/11/2021) melalui Zoom.
Rencana pengembangan Sipebi

Ian mengungkapkan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah berkomitmen bahwa Sipebi akan mendapatkan perhatian dalam jangka panjang.

"Menurut rapat terakhir saya dengan Kepala Badan Bahasa, karena aplikasi ini mendapat tanggapan cukup hangat dan Badan Bahasa sendiri punya komitmen lebih, aplikasi ini masih akan terus di-maintain," ujar Ian.

Ian mengaku sudah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk mengubah cara kerja pengembangan Sipebi.

"Untuk tanggapan aplikasi yang besar seperti ini, dan banyak peminatnya seperti ini, saya rasa baik juga kalau kita memberikan kesempatan kepada semua orang yang tertarik ambil bagian di dalam pengembangan Sipebi untuk dapat ambil bagian. Jadi Sipebi ini bisa dikerjakan secara urun daya," ujar Ian.

Menurut Ian, Sipebi dapat dikembangkan secara urun daya oleh tiga golongan, yaitu pengguna, ahli bahasa di luar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan juga pengembang IT.

Rencana urun daya dalam pengembangan Sipebi saat ini masih dalam tahap persiapan, dan diharapkan dapat diluncurkan pada akhir tahun ini atau awal tahun 2022.

"Harus saya persiapkan dulu plarform gotong-royongnya baru mungkin akhir tahun ini atau awal tahun tahun depan, baru Sipebi versi beta yang tengah dikerjakan bisa diluncurkan, sekaligus ajakan untuk mengerjakan Sipebi secara urun daya," kata dia.

Akan hadir untuk versi Linux dan Mac

Saat ini, Sipebi baru tersedia dan dapat digunakan oleh pengguna sistem operasi Windows.

Bagi Anda yang tertarik menggunakan Sipebi, aplikasi tersebut dapat diunduh melalui laman resmi KBBI daring melalui tautan ini.

Ian mengatakan, ke depannya Sipebi juga direncanakan hadir di sistem operasi lain, seperti Linux dan MacOS.

"Untuk versi Linux dan versi Mac, memang sedang digarap dan dicoba. Tapi kan sekali lagi kelemahannya kan pengembangnya saat ini baru satu. Kalau ada pengembang-pengembang yang lebih ahli untuk mengembangkan misalnya di dalam platform Mac dan Linux, kenapa tidak?" kata Ian.

Ia mengatakan, menghadirkan Sipebi di sistem operasi bukan hal yang mustahil.

Meski demikian, Ian menekankan, prioritas pengembangan Sipebi saat ini adalah menghadirkan platform urun daya. Artinya, akan lebih banyak pihak dapat berpartisipasi dalam pengembangan aplikasi tersebut.

"Bagi saya prioritas utama adalah dibuat agar ini bisa dikerjakan bersama. Karena kalau gotong-royongnya ada, sisanya lebih mudah," ujar Ian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi