Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mengkhayal Makna Rampokan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ilustrasi
Editor: Heru Margianto

DI samping gunungan masih ada satu lagi warisan mahadesain wayang kulit yang tak henti mempesona lubuk sanubari saya yaitu rampokan.

Baca juga: Terawang Gunungan Wayang Kulit

Mbah Google

Namun beda dengan gunungan ternyata saya gagal menemukan penjelasan tentang rampokan di dalam perbendaharaan data dan informasi mbah Google.

(Harap diperhatikan bahwa rampokan hanya beda satu huruf dengan rampogan namun pada kenyataan kedua istilah itu saling beda makna seperti bumi dengan langit).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata hanya dua narasumber membahas rampokan yaitu Tokopedia yang menjual wayang kardus rampokan dengan harga Rp 35.000 dan situs discostid.com yang menawarkan wayang kulit rampokan dengan predikat alusan demi mempermahal harga menjadi Rp 300.000.

Namun jika mencari foto wayang kulit rampokan maka mbah Google menyajikan cukup meski tidak terlalu banyak pilihan.

Khayal

Agar tetap bisa menulis naskah serial wayangomologi ini maka saya mencoba berkhayal tentang penjelasan mengenai apa sebenarnya desain wayang yang disebut rampokan itu.

Menurut khayalan saya rampokan dihadirkan oleh para pembuat wayang kulit demi memenuhi kebutuhan ki dalang menampilkan suatu barisan laskar serdadu lengkap dengan para perwira tinggi bahkan kuda serta kereta mau pun pedang, tombak, perisai lengkap dengan banner-banner, tanpa harus bersusah payah memegang dan menampilkan puluhan wayang kulit secara serempak sekaligus.

Dengan adanya wayang kulit bersosok rampokan maka dengan mudah namun nyata secara simbolis ki dalang bisa menampilkan adegan pertempuran laskar serdadu Kurawa bertempur melawan laskar serdadu Pandawa atau laskar raksasa Rahwana melawan laskar wanara Rama dengan menampilkan dua wayang rampokan saling berhadapan di layar pergelaran wayang kulit.

Teknis teatralis

Saya tidak tahu mengenai apakah ada Rampokan versi wayang golek atau jenis wayang lain-lain yang bukan wayang kulit.

Menurut saya kandungan filosofis Rampokan memang tidak seluas-semendalam Gunungan.

Beda dengan Gunungan yang lebih introvert memang Rampokan lebih ekstrovert fokus ke arah teknis teatralis pergelaran wayang kulit.

Agar tidak ngombro ngombro ke sana ke mari dalam berkhayal ngawur maka mohon diizinkan saya berhenti menulis tentang Rampokan sampai di sini saja.

Terima Kasih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi