Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Penjelasan Pakar IPB Mengenai Perilaku Ular

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Mufti Adi Utomo
Ilustrasi digigit ular
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Dosen IPB University dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) Dr Mirza Dikari Kusrini menjelaskan terkait fenomena ular yang ramai jadi perbincangan di kampus IPB Dramaga Bogor.

Dia menjelaskan, sebetulnya tidak mudah untuk menemukan ular, terlebih sampai dipatok ular.

Menurut Mirza, ular bukan tipe hewan yang menyerang, tetapi ular ini cenderung untuk lari menghindar.

“Kalau ada getaran, ular akan kabur. Beberapa jenis ular akan mempertahankan sarangnya jika diganggu,” ujar Mirza, dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (19/11/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirza mengingatkan, masyarakat harus memahami bahwa ada satwa liar di sekitar kita, sehingga perlu berhati-hati.

"Oleh karena itu, tetap memakai pelindung diri ketika pergi ke kebun, hutan maupun area yang masih banyak terdapat satwa liar," lanjut dia.

Baca juga: Mahasiswa IPB Tewas Digigit Ular di Kebun Kampus, Dosen: Di Mana Ada Taman, Pasti Ada Ular

IPB sendiri sudah dikenal sebagai kampus biodiversitas. Jenis ular di IPB tidak berbeda dengan ular di permukiman di luar kampus, bahkan di permukiman di area perkotaan.

“Memang ada beberapa jenis ular di Kampus IPB Dramaga yang mungkin susah ditemukan di permukiman, tetapi kebanyakan dan beberapa ular yang dianggap berbahaya itu, sebenarnya bisa ditemukan di permukiman juga,” ujar Mirza.

Dia menyebut, banyak orang belum paham ular seperti kobra maupun piton bisa bertahan di perkotaan.

Pasalnya, ular jenis ini bisa berada di permukiman karena mampu beradaptasi dengan lingkungan permukiman. Oleh karena itu, berpotensi menimbulkan konflik dengan manusia.

Baca juga: Tidak Perlu Panik, Ini yang Harus Dilakukan jika Ada Ular Masuk Rumah

Penanganan terhadap gigitan ular

Sebagian orang menganggap pertolongan pertama untuk menghentikan racun ular di dalam tubuh manusia, yakni dengan langsung memijat, mengikat, atau menghisap darah dari area yang tergigit ular.

Padahal, perlakuan tersebut justru memudahkan racun menyebar ke bagian tubuh lain dan memperburuk kondisi korban.

Dikutip dari Kompas.com, (14/9/2021), Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi dr Tri Maharani SpEM mengatakan, langkah awal untuk melakukan pertolongan, yakni melakukan imobilisasi atau membuat bagian tubuh yang tergigit tidak bergerak sepenuhnya.

Sebab, racun yang masuk melalui kelenjar getah bening dapat menyebar, jika terjadi pergerakkan atau kontraksi otot pada bagian tubuh yang tergigit.

Dengan tindakan imobilisasi, racun yang masuk akan berhenti pada area gigitan saja dan memudahkan fungsi pertahanan tubuh untuk mengeluarkannya secara mikro seperti zat asing lainnya.

Tindakan imobilisasi bisa dilakukan dengan bidai atau bilah kayu yang bisa ditemukan di sekitar pasien dapat digunakan untuk mengurangi pergerakan bagian tubuh yang tergigit ular.

Jika gigitan ada di bagian tangan, sling atau gendongan bisa dipakai.

Kemudian, segera bawa pasien ke fasilitas layanan masyarakat terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi