Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Peringatkan Penggunaan Antibiotik pada Pasien Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ESB Professional
Ilustrasi antibiotik yang bisa menjadi penyebab kekurangan biotin atau vitamin B7.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan mengenai penggunaan obat pada pasien Covid-19.

Melalui series Science in 5 WHO, Jumat (19/11/2021), Asisten Direktur Jenderal Resistensi Antimikroba WHO dr Hanan Balkhy menjelaskan risiko penggunaan antibiotik yang tidak diresepkan.

Antibiotik hanya diresepkan pada pasien Covid-19 dengan gejala tertentu saja.

Berikut peringatan WHO tentang penggunaan antibiotik pada pasien Covid-19:

Baca juga: Apakah Saat Ini Perlu Booster Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan WHO

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adanya penggunaan berlebihan

Balkhy menegaskan, antibiotik adalah obat yang berguna dalam mengobati infeksi bakteri dan bukan infeksi virus.

Sementara, Covid-19 atau SARS-CoV-2 disebabkan karena infeksi virus corona.

Infeksi virus ini bisa menyebabkan gejala ringan di mana pasien tinggal di rumah atau di komunitas, sementara mereka yang mengalami gejala sedang atau berat dirawat di rumah sakit.

Beberapa dari mereka, bahkan mungkin dirawat di unit perawatan intensif.

"Namun permasalahannya dengan banyaknya pasien Covid-19, penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan menjadi semakin banyak, sehingga terjadi penggunaan antibiotik yang berlebihan saat tidak diperlukan," ungkap Balkhy.

Baca juga: Jokowi Harus Putuskan Status Pandemi Selesai atau Tidak Akhir 2021, Epidemiolog: Keputusan di WHO

Hanya untuk Covid-19 sedang hingga parah

Lebih lanjut, Balkhy juga menjelaskan, ketika pasien dirawat di rumah sakit dan mereka mulai mengalami kompleksitas dari penyakit penyerta, maka mereka bisa mengalami risiko infeksi super bakteri.

Bahkan ketika berada di unit perawatan intensif, mereka juga rentan untuk mengalaminya.

Maka dari itu, WHO mengeluarkan rekomendasi terkait aturan pemberian antibiotik pada pasien.

"WHO memang mengeluarkan rekomendasi tentang kapan harus menggunakan antibiotik dalam perjalanan pasien SARS-CoV-2, dan itu biasanya dalam klasifikasi penyakit sedang hingga parah dari penyakit ini," jelas Balkhy.

Baca juga: WHO Rilis Bupropion dan Varenicline untuk Bantu Orang Berhenti Merokok

Bahaya penggunaan antibiotik tanpa resep

Akibat informasi yang simpang siur, orang-orang mulai banyak menggunakan antibiotik tanpa resep.

Alasan mereka menggunakan antibiotik biasanya karena mendengar informasi dari keluarga atau teman penyintas Covid-19, bahwa obat itu manjur mengatasi gejala.

"Sementara antibiotik perlu diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan berlisensi untuk memberikan diagnosis yang tepat, dengan dosis yang tepat, dengan durasi yang tepat, dan ini sangat penting," papar Balkhy.

Selanjutnya, menurut Balkhy penggunaan antibiotik secara tidak rasional malah akan mengakibatkan bakteri menjadi semakin resisten.

"Kita sudah berada di era, apa yang kita sebut era pasca antibiotik di mana beberapa antibiotik kita yang paling umum dan kuat tidak lagi efektif, dan jenis perilaku ini terus memicu peningkatan resistensi di antara bakteri," ungkap dia.

Maka dari itu, penting untuk menyadarkan masyarakat luas untuk berhati-hati mengkonsumsi antibiotik.

Setiap obat antibiotik yang wajib diberikan melalui resep dan harus ditanggapi dengan serius.

"Dan jika mereka diberi resep, mereka benar-benar harus menyelesaikan pengobatan. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak rasional ini, seperti yang saya katakan, hanya akan mendorong perkembangan resistensi bakteri ini lebih lanjut," imbuh Balkhy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi