Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Pelihara Kucing Bikin Susah Hamil, Keguguran, hingga Menstruasi Tak Lancar

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/TRANMAUTRITAM
Ilustrasi kucing bermain dengan pemiliknya di kasur.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Benarkah memelihara kucing bikin perempuan susah hamil? 

Selain itu, ada pula larangan untuk tidak memelihara kucing saat hamil karena khawatir dapat keguguran atau kondisi janin terganggu.

Ada juga mitos bahwa kucing bisa menyebabkan mandul, bahkan membuat siklus menstruasi terganggu.

Benarkah anggapan tersebut?

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengungkap fakta di balik mitos gangguan kehamilan dan reproduksi karena kucing.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Satya Negara di Jakarta Utara dr. Leonita Triwachyuni, Sp.OG membeberkan fakta mengenai mitos ini.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Bulu Kucing Bikin Wanita Susah Hamil?

1. Kucing tidak menyebabkan keguguran

Mitos seputar kucing dan kehamilan, kerap dikaitkan dengan infeksi Toxoplasma gondii atau tokso.

Infeksi toksi memang bisa terjadi karena seseorang makan makanan kurang matang, baik daging atau sayur, atau dari kotoran hewan.

"Tokso ini sebenarnya hidup di fesesnya hewan. Hewannya bisa apa saja sebenarnya, enggak hanya kucing ya. Seringnya kucing, burung, anjing juga bisa," jelas Leonita, melalu Live Instagramnya di akun @nonznonz, Sabtu (20/11/2021).

Toksoplasma inilah yang kerap dikaitkan sebagai penyebab keguguran, sehingga muncul mitos untuk tidak memelihara kucing saat hamil.

"Saya tidak bisa bilang itu penyebab keguguran. Karena penyebab keguguran itu sangat banyak. Tokso mungkin cuma 1 dari 1.000 alasan orang bisa keguguran. Jadi enggak segampang itu nyalahin si tokso," ujar Leonita.

Menurutnya, menempelnya tokso pada manusia tidak selalu menyebabkan keguguran atau gangguan kehamilan.

"Sampai saat ini tokso belum ada kaitannya sama program hamil ya. Dari jurnal-jurnal juga enggak ada satu pun yang mengatakan seperti itu," ungkap dua.

Baca juga: Mitos Bulu Kucing Sebabkan Kemandulan, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

 

2. Pelihara kucing tidak menyebabkan bayi cacat

Leonita juga menjelaskan, bahwa kemungkinan terburuk infeksi tokso pada manusia adalah catat pada janin.

"Dia (tokso) kan nempel di jaringan-jaringan ya, paling sering di kepala, bisa jadi hedrosepalus. Atau saraf-saraf penglihatan, jadi buta misalnya bayinya. Atau di organ lain. Dia bisa nempel di mana saja," kata dia.

Kendati demikian, tidak semua infeksi tokso menyebabkan gangguan tersebut. Untuk mengetahui seberapa parah tokso dalam tubuh seseorang, maka perlu menjalani pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan ini tidak wajib, tetapi bagi yang khawatir adanya infeksi tokso saat hamil, maka bisa menjalani pemeriksaan sebelum menjalani program kehamilan.

Terdapat dua pemeriksaan, yakni IgM dan IgG. Apabila IgM poitif, maka orang tersebut ada dalam fase akut. Sementara, jika IgG positif maka dia berada dalam fase kronis.

"Kalau fase kronis biasanya kita udah enggak obati. Karena itu mungkin dia udah kena lama dan tubuhnya udah punya antibodi," tutur Leonita.

Namun, bukan berarti infeksi toksoplasma tidak dapat disembuhkan. Infeksi ini bisa diobati, tetapi lebih baik jika mendeteksinya sebelum merencanakan program kehamilan.

"Tokso sendiri pengobatannya 3 bulan dan itu harus minum obat. Bisa diobati sebenarnya," imbuh dia.

Baca juga: Foto Viral Bulu Kucing Berwarna Biru, Diduga akibat Cat Rambut

 

3. Menstruasi tidak lancar?

Mitos lain soal kucing berkaitan dengan menstruasi atau haid. Kucing disebut bisa menyebabkan menstruasi tidak lancar.

Menurut Leonita, ini adalah mitos. Sebab, menstruasi terjadi karena faktor dari dalam tubuh perempuan, seperti faktor hormonal.

Satu-satunya faktor dari luar yang memengaruhi hormon yakni kondisi psikologis.

"Kalau faktor dari luar enggak ada ya. Satu-satunya faktor dari luar ya psikologis, faktor stres. Malah kucing bikin happy," kata dia. 

Menurut dia, justru kucing bisa membawa kebahagiaan bagi sebagian orang. Ini bisa membantu mengurangi stres yang bisa mengganggu hormon.

4. Kucing tidak meningkatkan risiko alergi pada anak

Beredar pula mitor yang melarang ibu hamil berinteraksi dengan kucing karena disebut bisa menyebabkan alergi jika nanti bayi lahir.

Leonita menepis mitos tersebut. Dia menjelaskan, bukanlah sesuatu yang bisa ditularkan atau bisa terjadi karena kucing.

"Alergi itu sesuatu yang diturunkan," kata dia.

Apabila ayah atau ibu si bayi memiliki riwayat alergi, maka anak bisa mewarisi alergi itu meski dengan jenis yang berbeda. Namun, ini tidak ada sangkut pautnya dengan kucing.

Baca juga: 6 Alasan Kucing Tidak Suka Ekornya Disentuh

 

Rajin cuci tangan

Leonita menegaskan bahwa toksoplasma menular lewat mulut, atau saat kita makan. Maka, cara terbaik untuk menghindari infeksi ini adalah dengan menjaga kebersihan, seperti cuci tangan sebelum makan.

Penting juga untuk memastikan makanan yang kita konsumsi bersih dan matang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kucing memang berisiko membawa tokso melalui kotorannya. Terutama ketika kucing itu sering keluar rumah.

"Berinteraksi dengan kucing lain yang membawa infeksi tokso, makan di jalan, atau tertular saat keluar rumah," pungkas Leonita.

Kebiasaan kucing menjilat dubur, kemudian menjilati bagian tubuh lainnya juga menjadi kekhawatiran sendiri karena tokso bisa saja masih menempel di bulu. Namun, kemungkinan terinfeksi sangat kecil, terutama jika rajin cuci tangan.

Solusinya lainnya, jika sedang hamil dan memelihara kucing, maka sebaiknya pelihara kucing di dalam rumah (indoor)

"Kalau indoor kita bisa pantau, dia makan apa, dia jilat apa, dan apa pun yang dia lakukan ada di dalam rumah," kata Leonita.

Apabila memungkinkan, minta anggota keluarga lain untuk bertugas membersihkan kotoran kucing.

Namun, ibu hamil tetap bisa membersihkan kotoran hewan peliharaannya, asalkan selalu cuci tangan dengan bersih setelahnya.

Baca juga: Video Viral Orangutan Menyeberang Jalan di Kutai Timur, Ini Penjelasan BKSDA Kaltim

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi