Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Video Sebut Darah Mengental karena Divaksin AstraZeneca 2 Kali

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MARTA DM
Ilustrasi hoaks pandemi virus corona, Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Beredar video dengan klaim bahwa darah dapat mengental setelah disuntik vaksin AstraZeneca dua kali.

Klaim itu disampaikan dengan menunjukkan cairan berwarna merah yang terlihat mengental di dalam plastik. 

Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar.

Darah yang berada di luar tubuh manusia otomatis akan mengental, bukan karena vaksin AstraZeneca.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang beredar

Akun Facebook yang menyebarkan klaim bahwa darah dapat mengental setelah divaksin AstraZeneca dua kali adalah akun ini.

Akun itu menuliskan narasi sebagai berikut:

"Cek darah kalian yg sudah di enjus yah !!!" (divaksin)

Ia membagikan video yang memperlihatkan darah dalam plastik. Diklaim bahwa darah tersebut merupakan darah orang yang sudah divaksin AstraZeneca dua dosis atau dua kali.

Ada dua plastik yang diperlihatkan dalam video itu. Keduanya menunjukkan darah yang mengental.

Narator dalam video menyampaikan sebagai berikut:

"Ini ada sampel orang yang udah vaksin AstraZeneca dua kali. Lihat ya... Darahnya itu pengentalannya. Nah ini... Ini AstraZeneca ni. Ini AstraZeneca ya bang? Bener. Dua kali AstraZeneca. Dan ini baru ya, contoh pengentalan darah orang yang sudah kena vaksin. Ini yang banyak." 

Arsip unggahan tersebut bisa dilihat di .

Konfirmasi Kompas.com

Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menegaskan, klaim yang disampaikan melalui video tersebut tidak benar atau hoaks.

"Secara ringkas, video itu tidak benar (hoaks). Sudah sekian banyak juta penerima vaksin AstraZeneca," kata Tonang pada Kompas.com, Sabtu (20/11/2021).

Tonang menjelaskan, darah dapat mengental atau membeku secara alami bila berada di luar tubuh.

Oleh karena itu, cairan berwarna merah yang diklaim darah mengental seperti pada video itu bukan karena vaksin AstraZeneca.

"Secara alami, bila darah dikeluarkan dari dalam tubuh, akan mengalami pembekuan. Itu gunanya untuk menghentikan perdarahan bila terjadi luka," ujar Tonang.

Tonang juga menjelaskan, pada kondisi tertentu seperti di laboratorium, darah yang telah dikeluarkan dari tubuh perlu dicampur zat tertentu agar tetap cair untuk tujuan pemeriksaan lab.

"Di laboratorium, untuk tujuan pemeriksaan lab, ada kalanya darah dikeluarkan dan langsung dicampur zat tertentu sehingga tidak membeku, agar dapat diperiksa," ujar Tonang.

Ada pula pemeriksaan yang tidak memerlukan darah dalam kondisi tetap cair.

Dihubungi terpisah, senada dengan Tonang, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Satria Wiratama mengatakan, darah yang berada di luar tubuh akan mengalami pembekuan.

"Darah di luar tubuh mesti akan mengalami proses pembekuan jadi kental," ujar Bayu kepada Kompas.com, Sabtu (20/11/2021).

Jadi, kata dia, darah di video membeku bukan karena divaksin AstraZeneca.

Terkait vaksin AstraZeneca yang sempat ramai dibicarakan di luar negeri beberapa waktu lalu berkaitan dengan pembekuan darah, Bayu menjelaskan, kasus pembekuan darah akibat vaksin jarang terjadi.

"Meningkatkan kemungkinan terjadi, tapi jarang banget kasusnya," kata Bayu.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa klaim dalam video tersebut tidak benar (hoaks).

"Enggak lah jelas hoaks. Kan organ setelah vaksin tetap bisa donor dan tidak ada masalah," kata Siti saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Sabtu (20/11/2021).

Kesimpulan

Unggahan video dengan narasi bahwa darah dapat mengental setelah divaksin AstraZeneca dua kali adalah hoaks atau tidak benar.

Darah yang berada di luar tubuh manusia otomatis akan mengental, bukan karena vaksin AstraZeneca.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi