KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi bahwa tes swab dengan mencolok nasofaring berasal dari zaman Mesir Kuno, beredar di media sosial Facebook.
Narasi itu menyebut bahwa tes swab bisa menggores amigdala dan membuat seseorang menjadi patuh.
Amigdala adalah bagian dalam anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori.
Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Gambar yang beredar merupakan karya seni Mesir Kuno yang menggambarkan seorang dokter mata melakukan pemeriksaan mata pada seorang pengrajin.
Gambar ini tidak ada hubungannya dengan amigdala atau perbudakan.
Selain itu tes swab Covid-19 tidak mencapai amigdala dan merusak bagian otak.
Narasi yang beredar
Informasi yang menyebut bahwa tes swab berasal dari zaman Mesir Kuno dan menyebabkan amigdala rusak, diunggah oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Semua akun tersebut menyertakan gambar yang sama. Dari gambar itu, tampak seseorang menempatkan benda seperti tongkap ke arah mata seorang lainnya.
Di atas potongan gambar itu terdapat tulisan berikut:
"In ancient Egypt, they bruised the amygdala in order to make slaves more submassive and compliant."
Kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia berarti, "Di Mesir kuno, mereka memar amigdala untuk membuat budak lebih patuh dan patuh."
Salah satu akun bahkan menyebut bahwa teknik mencolok lubang hidung ke bagian nasofaring diperuntukkan untuk para budak.
Berikut narasi lengkapnya:
Tahukah anda?
Bahwa tradisi mencolok lubang hidung hingga bagian hidung terdalam/nasofaring sdh ada sejak zaman Mesir kuno dan diperuntukkan utk para budak.
Hal itu sering dilakukan agar budak-budak menjadi "penurut dan patuh"
Believe it or not ? That's up to u...
Just think & Do ur own research !
Penelusuran Kompas.com
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, tidak benar bahwa tes swab berasal dari zaman Mesir Kuno dan menyebabkan amigdala rusak.
Melansir Reuters, 9 November 2021 seorang neuroteknologi di Imperial College London Simon Schultz mengatakan bahwa informasi ini hoaks.
Sebab amigdala merupakan bagian jaringan syaraf yang terletak di lubus otak. Sementara, nasofaring merupakan bagian atas tenggorokan yang terletak di belakang hidung. Posisi ini jauh dari otak.
“Tes covid tidak dapat merusak amigdala. Amigdala jauh beberapa sentimeter ke dalam lubang hidung Anda, yang Anda masukkan tes swab," kata dia.
Selain itu, tidak ada area di saluran pernapasan atau rongga hidung yang bisa menghubungkan alat tes ke otak.
Alat tes swab tidak mungkin menyentuh otak tanpa mengebor pelindung akses ke otak yakni pelat cribriform.
Adapun plat cribriform membentuk atap rongga hidung, dan usapan pada nasofaring tidak akan menyentuh pelat cribriform.
Schultz juga menambahkan bahwa seseorang tidak akan menjadi patuh setelah menerima tes Covid-19.
Menurut dia, narasi kerusakan amigdala membuat jadi patuh ini kemungkinan berasal dari Sindrom Klüver-Bucy. Ini adalah kondisi neurobehavioral yang langka dan disebabkan oleh kerusakan otak.
Namin, kondisi ini terjadi jika benar-benar ada kerusakan hebat pada amigdala, seperti lesi bilateral lobus temporal medial yang mencakup amigdala.
“Dari apa yang kita ketahui tentang amigdala manusia, pasti ada banyak kerusakan untuk menimbulkan pengaruh yang nyata,” jelas Schultz.
Hal ini, katanya, dapat menyebabkan kepatuhan, tetapi juga banyak hal lain, seperti paksaan untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dan ketidakmampuan untuk mengenali benda atau orang yang dikenalnya.
Namun, ia menegaskan bahwa tes swab tidak bisa menembus amigdala dan mereka yang sudah menjalani tes Covid-19 tidak pernah menunjukkan gejala ini.
“Tak perlu dikatakan, orang yang menjalani tes Covid tidak menunjukkan gejala seperti itu," ungkap Schultz.
Sumber gambarGambar serupa yang disertakan dalam narasi ini merupakan foto yang diambil oleh DeAgostini, yang diunggah di Getty Images pada 08 April 2008.
Foto itu merupakan lukisan dinding dari mamakm Theban di Ipi, yang aslinya berasal dari Dinasti XIX peradaban Mesir.
Lukisan itu menggambarkan seorang dokter mata melakukan pemeriksaan mata pada seorang pengrajin.
Nampak jelas dari versi gambar yang lebih jelas ini menunjukkan bahwa tongkat yang dibawa dokter itu bersentuhan dengan mata pria dalam lukisan.
Kesimpulan
Informasi yang menyebut tes swab berasal dari zaman Mesir Kuno dan dapat merusak amigdala atau bagian otak sehingga membuat orang menjadi patuh adalah hoaks.
Tes swab Covid-19 tidak akan mencapai otak dan merusak amigdala.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.